Penumpang Pesawat Terduga Ebola, Hasil Tes Darah Negatif

20.03 / Diposting oleh nivra /

MADRID - Penumpang pesawat yang berasal dari Lagos, Nigeria yang sebelumnya diduga terinfeksi Ebola, hasil tes darahnya menunjukkan terbukti negatif akan penyakit ini. Pesawat dari maskapai Air France dengan nomor penerbangan AF 1300 yang berangkat dari Charles de Gaulle,Paris pada Kamis, memberitahukan otoritas bandara Adolfo Suarez Madrid-Barajas, setelah sebelumnya penumpang mengeluh merasa badannya kurang sehat dan terlihat gemetar. Penumpang Pesawat Terduga Ebola, Hasil Tes Darah Negatif MADRID - Penumpang pesawat yang berasal dari Lagos, Nigeria yang sebelumnya diduga terinfeksi Ebola, hasil tes darahnya menunjukkan terbukti negatif akan penyakit ini. Pesawat dari maskapai Air France dengan nomor penerbangan AF 1300 yang berangkat dari Charles de Gaulle,Paris pada Kamis, memberitahukan otoritas bandara Adolfo Suarez Madrid-Barajas, setelah sebelumnya penumpang mengeluh merasa badannya kurang sehat dan terlihat gemetar. Ketika mendarat di Madrid, pesawat ini diarahkan menuju satu lokasi khusus yang dipersiapkan untuk kasus seperti ini. Jurubicara Kementrian Kesehatan Spanyol mengkonfirmasikan bahwa pihak bandara menjalankan protokol darurat Ebola. Otoritas bandara memberlakukan seperti layaknya tersangka kasus Ebola. Pada Jum’at pemerintah Spanyol mengatakan, sebelumnya penumpang ini dibawa dengan ambulans yang dikawal polisi ke sebuah rumah sakit di Madrid dan hasil pengecekan membuktikan negatif dari Ebola. Pemerintah juga melaporkan kasus serupa, adanya dugaan awal terhadap seseorang yang mengidap Ebola, namun hasil tes darah menunjukkan negatif terhadapnya. Orang ini sebelumnya perawat yang sebelumnya berada dalam ambulans bersama dengan Teresa Romero penderita Ebola asal Spanyol. Walaupun hasil tes darah kedua orang tersebut terbukti negatif, mereka masih harus menjalankan tes kembali dalam waktu 72 jam kemudian sebelum mereka diperbolehkan pulang. Dengan adanya satu orang yang positif mengidap Ebola di Spanyol, kini pemerintah setempat meningkatkan kewaspadaannya. Romero sebelumnya telah merawat dua orang pendeta yang mengidap Ebola dan kemudian mereka tewas. Perawat kesehatan rumah sakit yang menjadi pengidap pertama Ebola diluar Afrika Barat tiba di Maryland pada Kamis malam waktu setempat dari kota Dallas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit federal diluar Washington DC. Nina Pham sang perawat berkata, “Saya baik – baik saja,” seperti dilansir USAToday. Sebelum kepergiannya, rekan kerjanya di rumah sakit Dallas berbaris membesarkan hatinya dan melambaikan tangan yang menandakan empati mereka serta memberikan dukungan kepadanya. Dia dipindahkan dari Rumah Sakit Texas Health Presbyterian menggunakan ambulans lalu diterbangkan dengan pesawat jet, perjalanan ditempuh kurang dari tiga jam. Pham keluar dari pesawat dengan dibantu petugas kesehatan yang memakai baju khusus untuk agar terhindar dari menularnya penyakit ini. Kemudian dibawa ke Institut Nasional Kesehatan, sebuah fasilitas kesehatan yang dilengkapi dengan peralatan yang canggih di Bethesda. Pihak rumah sakit Dallas membacakan pernyataan terima kasih Pham yang ditujukan untuk pihak rumah sakit dan yang lainnya, “Saya sangat berterima kasih untuk curahan cinta dan dukungan dari teman – teman dan keluarga, rekan kerja saya dan orang – orang lain. Saya merasa diberkati dan dukungan mereka memberikan kekuatan. Keadaan saya baik – baik saja, terima kasih untuk tim ini, mereka yang terbaik didunia. Saya percaya kepada rekan – rekan kerja saya yang bertalenta, “tulis pernyataannya, seperti dilansir USAToday. Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon telah mengajukan permintaan bantuan dana baru untuk membantu memerangi Ebola setelah PBB terkumpul sedikit dari yang direncanakan. Dia mengatakan dari permintaan dana sebesar US$ 1 miliar yang diajukan September lalu, saat ini dana yang diterima baru sebesar US$ 100.000,- ( Rp. 1,208,962,295,- ). Para pendonor telah memberikan dananya secara langsung kepada Badan PBB lainnya dan juga bantuan Organisasi lainnya. Total yang terkumpul hampir sebesar US$ 400 juta ( Rp. 4,835,849,180,000 ). Namun bagian keuangan PBB menjadikan ini sebagai dana cadangan yang fleksibel, dari semua negara – negara yang berjanji memberikan bantuan, hanya Kolombia yang sudah memberikan dananya sebesar US$ 100.000,-. Kepala PBB juga mengatakan, sudah saatnya bagi negara – negara yang benar – benar mempunyai kapasitas untuk menyediakan bantuan keuangan dan dukungan logistik lainnya. Hal senada juga diungkapkan baru – baru ini oleh Presiden AS Barack Obama, Perdana Menteri Inggris David Cameron, dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim. Kekecewaan mendalam terhadap respon dari komunitas internasional juga diungkapkan oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, yang disampaikan kepada BBC. “Jika krisis ini menghantam wilayah negara lain, mungkin penanganannya akan sangat berbeda, “ ungkapnya saat wawancara dengan BBC. “Faktanya jika Anda melihat perkembangan dari krisis ini, komunitas internasional baru tersadarkan ketika penyakit ini masuk ke Amerika dan Eropa, “ tambahnya. Pejabat WHO Isabelle Nuttall mengatakan, 15 negara – negara Afrika menjadi prioritas untuk membantu dalam perlindungan dan pencegahan, perhatian lebih diberikan kepada 4 negara yang wilayahnya berbatasan langsung dengan area yang terkena wabah, Pantai gading, Guinea Bissau, Mali dan Senegal.

Label: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar