Kesalahan Protokol Akibatkan Perawat Tertular Ebola

19.20 / Diposting oleh nivra /

CHICAGO – Beberapa ahli perawat kesehatan di AS merasa khawatir terhadap pernyataan dari pejabat tinggi kesehatan AS. Mereka menyatakan bahwa telah terjadi “pelanggaran protokol” yang mengakibatkan seorang perawat di Dallas terinfeksi Ebola ketika dia merawat pasien Ebola yang kondisinya kritis. Kesalahan Protokol Akibatkan Perawat Tertular Ebola CHICAGO – Beberapa ahli perawat kesehatan di AS merasa khawatir terhadap pernyataan dari pejabat tinggi kesehatan AS. Mereka menyatakan bahwa telah terjadi “pelanggaran protokol” yang mengakibatkan seorang perawat di Dallas terinfeksi Ebola ketika dia merawat pasien Ebola yang kondisinya kritis. Hal ini menggambarkan situasi sejauh mana kesiapan para pekerja di seluruh rumah sakit AS menghadapi wabah Ebola ini. Pernyataan ini dikeluarkan saat konferensi pers oleh Direktur U.S. Centers for Disease Control (CDC) Dr. Thomas Frieden, Minggu 12/10. Dia meminta segera untuk dilakukan investigasi pada kasus perawat di Rumah Sakit Presbyterian Texas yang tertular Ebola. Perawat yang identitasnya belum diketahui publik ini terjangkit virus Ebola ketika merawat Thomas Eric Duncan, dia merupakan pasien pertama yang mengidap Ebola di AS. Sepekan lalu Duncan meninggal dunia di rumah sakit tersebut. Seorang ahli kesehatan dan infeksi mengatakan para pekerja di rumah sakit harus mendapat pelatihan berjenjang bagaimana menangani pasien yang mengidap Ebola. Mereka wajib memakai peralatan keamanan yang benar dan tahu bagaimana menggunakannya untuk mencegah infeksi. Belum diketahui dengan jelas apakah rumah sakit ini (Presbyterian) sudah melatih para pekerjanya sebelum merawat Duncan. Berdasarkan survei yang baru dilakukan terhadap seluruh perawat di AS, diketahui bahwa hanya sedikit perawat yang telah dibekali dengan persiapan untuk menangani Ebola. Beberapa ahli kesehatan mempertanyakan pernyataan dari CDC, bahwa tiap rumah sakit di AS harus bersiap diri untuk menangani pasien Ebola. Seharusnya persiapan ini dilakukan ketika wabah yang melanda Afrika barat mulai menyebar luas secara global. Pakar kesehatan AS menilai dengan memberikan tingkatan pelatihan yang dibutuhkan untuk bekerja dengan aman, pejabat kesehatan AS harus menentukan sebuah rumah sakit di tiap wilayah yang dapat menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien Ebola. “Anda tidak mencari kambing hitam dan menyalahkan ketika berurusan dengan wabah penyakit, “ ujar seorang perawat Bonnie Castillo yang juga anggota dari Asosiasi Perawat AS, seperti dilansir Reuters. “Kita mengalami kegagalan sistim. Itu yang harus kita perbaiki, “tambahnya. Pihak CDC telah menerbitkan petunjuk yang menjelaskan beberapa langkah menangani virus Ebola mulai dari sampel laboratorium, sampah dari pasien pengidap virus, sampai pada penggunaan peralatan perlindungan yang layak. Bagaimana informasi ini diterima dengan benar oleh para pekerja di garis depan, pastinya dengan berbagai cara, ungkap Castillo. Pernyataan pejabat tinggi kesehatan AS, menuai beberapa kecaman. Diantaranya berasal dari seorang ahli kesehatan publik yang bersiap siaga pada Universitas Pennsylvania, Dr. Gavin Macgregor-Skinner. Dia tak setuju dengan pernyataan pelanggaran protokol itu, hal ini seperti melempar tanggung jawab kepada perawat. “Saya pikir itu adalah kesalahan, “ungkap Skinner. Dia telah membantu memberikan pelatihan kesehatan kepada pemerintah Nigeria. “Kita tidak membekali mereka (perawat) dengan sebuah program pelatihan nasional. Kita belum memberikan keahlian – keahlian yang diperlukan untuk penanganan Ebola, “tambahnya seraya merujuk kepada para perawat AS. Pihak CDC dan para pejabat kesehatan Texas mengatakan, perawat yang terinfeksi itu telah memakai peralatan perlindungan yang direkomendasikan, yaitu: sarung tangan, jubah, masker dan kacamata pelindung untuk menghindari kemungkinan percikan cairan dari pasien. Menurut seorang ahli, Sean Kaufman yang menjabat sebagai Presiden dari Solusi Pengembangan Dasar Perilaku di Atlanta mengatakan, peralatan itu memberikan perlindungan yang rendah. Ketika pasien Ebola memasuki fase terakhir dari penyakitnya ini akan menjadi dengan apa yang dinamakan memproduksi cairan.

Label: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar