WHO Tetapkan Nigeria Bebas Ebola

20.58 / Diposting oleh nivra /

ABUJA – Negara berpenduduk terbanyak di Afrika yaitu Nigeria pada Senin dinyatakan secara resmi bebas Ebola, tapi tetap diingatkan jika penyebaran virus di Arika barat tetap berlangsung semua daerah tetap rentan terkena virus ini. Perwakilan WHO Rui Gama Vaz mengatakan bahwa masa inkubasi 42 hari dapat berlalu tanpa ditemuinya kasus Ebola terbaru. WHO Tetapkan Nigeria Bebas Ebola ABUJA – Negara berpenduduk terbanyak di Afrika yaitu Nigeria pada Senin dinyatakan secara resmi bebas Ebola, tapi tetap diingatkan jika penyebaran virus di Arika barat tetap berlangsung semua daerah tetap rentan terkena virus ini. Perwakilan WHO Rui Gama Vaz mengatakan bahwa masa inkubasi 42 hari dapat berlalu tanpa ditemuinya kasus Ebola terbaru. “Sementara ini virusnya telah hilang. Wabah di Nigeria dapat dikalahkan, “ungkap Gama Vaz saat konferensi pers. “Ini sebuah cerita sukses kepada Dunia bahwa Ebola dapat ditaklukkan, “tambahnya. Pejabat di Nigeria mengatakan status bebas Ebola diberikan setelah Senegal mendapat label bebas Ebola pada Jum’at lalu. WHO melaporkan bahwa Senegal mengkorfimasi ada 1 kasus, sementara Nigeria terdapat 19 kasus Ebola yangmana tujuh diantaranya meninggal dunia. Kini kedua negara tersebut berada dibawah pengawasan cermat, petugas kesehatan dari seluruh dunia mencari cara penanganan untuk menghindari menyebarnya virus mematikan ini. WHO mengatakan, negara – negara berkembang dan negara – negara makmur khawatir akan Ebola. Mereka berharap dapat belajar sesuatu dari cara menangani virus ini dari Nigeria dan Senegal. Gama Vaz, juga menambahkan tidak ada negara yang dapat menurunkan kewaspadaannya, mengingat epidemi ini belum berhasil diatasi di Afrika barat. “Kita harus yakin betul, kita telah membasminya. Perang ini akan berakhir ketika Afrika barat juga dinyatakan bebas Ebola, “ timpal Gama Vaz. “Walau secara resmi wabah ini telah hilang, namun letak geografis Nigeria dan perbatasannya yang luas membuat daerah ini rentan terhadap adanya kasus Ebola baru bawaan dari luar,” ungkap Gama Vaz, seperti dilansir AFP. Awal dari Ebola masuk ke Nigeria menimbulkan ketakutan karena penyebarannya yang cepat pada populasi 20 juta penduduk di Lagos. Kasus pertama dijumpai pada seorang pejabat kementrian keuangan Liberia, Patrick Sawyer. Saat itu dari bandara Lagos, dia langsung dibawa ke rumah sakit, setelah sebelumnya dia tampak sakit setelah penerbangannya dari Monrovia. Untuk menghindari penyebaran virus dia harus menetap di rumah sakit. Setelah dinyatakan positif mengidap virus mematikan ini, beberapa hari setelahnya dia tewas pada 25 Juli lalu. Sementra pada tempat terpisah di Luxemburg, para menteri luar negeri dari negara – negara anggota Uni Eropa mengambil langkah gebrakan untuk membantu mengatasi penyebaran virus Ebola yang sangat mematikan ini, pada Senin. Pertemuan di Luxembourg ini menekankan kepada Eropa untuk meningkatkan perhatian tentang virus ini. Seorang perawat Spanyol yang pertama kali terinfeksi Ebola diluar Afrika rupanya telah menunjukkan kemajuan dalam perawatannya, dia hampir terbebas dari virus ini. Salah satu topik yang menjadi pembahasan pada pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa adalah membantu daerah yang paling parah terkena dampak Ebola yaitu Liberia, Sierra Leone dan Guinea. Daerah ini menjadi “titik kritis” dari wabah Ebola, yang menelan korban jiwa lebih dari 4.500 jiwa sejauh ini. Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf pada Senin mengatakan, bahwa satu generasi di Afrika berisiko tersesatnya malapetaka ekonomi akibat dari krisis ini. “Tak ada lagi waktu untuk berbicara dan berteori, “tulis Presiden Sirleaf pada suratnya seperti dilansir BBC. “Untuk memerangi ini dibutuhkan komitmen dari setiap negara yang mempunyai kapasitas menolong, apakah itu dengan bantuan dana darurat, bantuan medis atau ahli kesehatan,” tambah Sirleaf. Para menteri ini akan menilai sejauh mana tindakan telah diambil dalam penangan Ebola dan apalagi yang masih harus dilakukan, setidaknya dengan menambah para petugas kesehatan yang dibekali keahlian perihal Ebola di Afrika. Satu penawaran telah diajukan untuk meyakinkan kembali para pekerja kesehatan di garis depan, bahwa mereka akan mendapatkan dukungan dan yang terpenting perawatan standar dunia Barat, apabila mereka tertular penyakit yang belum ada vaksin atau obat yang beredar di pasaran ini. Prioritas lainnya adalah untuk memastikan bahwa kasus – kasus yang tersebar di AS dan Eropa dapat segera dijinakkan, untuk mencegah penyebaran lebih luas virus Ebola di Afrika barat. “Ini sebuah persoalan serius dan penting yang tidak boleh dianggap remeh. Bukanlah persoalan yang akan tinggal pada satu wilayah saja, “ungkap Kepala Hubungan Luar Uni Eropa, Catherine Ashton saat akan menghadiri pertemuan ini. Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier harus mempertimbangkan pembentukan sebuah misi sipil dari Uni Eropa untuk Afrika barat yang akan menjadi dasar pelayanan dari pengiriman petugas kesehatan. Sementara diplomat lain mengatakan sudah disusun rencana bagi tiga negara yang akan menjadi ujung tombak membantu daerah yang terkena Ebola paling parah. Amerika Serikat menangani Ebola di Liberia, Inggris membasmi virus ini di Sierra Leone dan Perancis menolong kasus Ebola di Guinea. PBB telah mengajukan permintaan dana darurat untuk kasus ini sebesar US$ 1 miliar (Rp. 12.038.000.000.000,-). Sampai saat ini dana terkumpul sebesar US$ 386 juta (Rp. 4.646.668.000.000,-) yang diberikan dari beberapa negara dan organisasi. Sementara nilai sebesar US$ 226 juta, masih dalam sebatas janji yang akan diberikan. “Ini krisis kesehatan yang menjadi prioritas utama. Kami punya sedikit waktu untuk menanganinya, “ungkap Sekretaris Luar Negeri Inggris, Philip Hammond.

Label: , ,

0 komentar:

Posting Komentar