Obama Desak Xi Akhiri Aktifitas di LCS

18.59 / Diposting oleh nivra /

MANILA – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kemarin mendesak China untuk segera mengakhiri pembangunan pulau buatan di Laut China Selatan. Tekanan terhadap Beijing disampaikan Obama saat berlangsungnya pertemuan puncak APEC di Manila, Filipina. Pertemuan tahunan APEC bertujuan untuk meningkatkan kerjasama perdagangan diantara 21 negara Asia Pasifik. ... Namun pada pertemuan ini pembahasan lebih fokus kepada permasalahan sengketa perairan Laut China Selatan, diikuti dengan aksi terorisme yang terjadi minggu lalu di Paris. Pemerintah China telah berulang kali menekankan bahwa sengketa perairan ini yang juga menjadi jalur perdagangan penting tak sepantasnya dibahas dalam agenda APEC. Beberapa jam sebelum dimulainya pertemuan ini Obama telah menyampaikan rasa prihatinnya terkait pulau buatan yang dibangun China yang letaknya berdekatan dengan Filipina. “Kami membahas dampak dari adanya reklamasi darat dan aktifitas konstruksi pada stabilitas regional,” jelas Presiden Obama, seperti dilansir AFP. “Kami sepakat perlunya ada tindakan berani untuk meredakan ketegangan, termasuk berjanji untuk menghentikan reklamasi, kegiatan konstruksi dan doktrin militer di wilayah sengketa Laut China Selatan,” sambung Obama. Pemerintah China kemarin menunjukkan kemarahannya atas upaya Obama memperkuat sekutu AS di wilayah sengketa, sembari bersikeras mengatakan kegiatan konstruksi di wilayah sengketa dilakukan secara ‘sah, dibenarkan dan wajar’. “Jika ada sesuatu yang harus dihentikan, adalah AS yang harus berhenti bermain dalam permasalahan Laut China Selatan, berhenti meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan,” ucap Hong Lei, jurubicara Kementrian Luar Negeri China di Beijing. “Tak ada satu negara pun yang berhak mengatur kegiatan konstruksi China,” tambah Lei Saat menghadiri ajang pertemuan bisnis dengan beberapa pengusaha menjelang pertemuan APEC, Presiden Xi Jinping tidak menyinggung secara langsung masalah sengketa perairan. Tapi lebih meminta negara Pasifik untuk menyelesaikan perbedaan melalui jalan dialog dan konsultasi. “Kita harus fokus pada perkembangan dan berusaha menciptakan keadaan damai kondusif untuk pengembangan dan jangan biarkan hal lain menghalangi proses pembangunan,” ujar Presiden Xi. Dalam kesempatan yang sama pidato Obama dihadapan pengusaha di Manila lebih ditekankan kepada perlunya dunia untuk mengatasi masalah pemanasan global, mendesak adanya perlawanan terhadap perubahan iklim agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi. “Kita harus keluar dari pola pikir bahwa ketika kita melakukan sesuatu terkait perubahan iklim, maka pertumbuhannya akan lambat,” jelas Obama. Obama juga memaparkan perjanjian ekonomi yang disebut Kemitraan Perdagangan-Pasifik (TPP) yang telah ditanda tangani 12 negara Pasifik. Namun China tidak ikut serta dalam kemitraan ini. Obama juga melakukan pembicaraan dengan beberapa pemimpin negara peserta TPP di sela-sela konferensi APEC. Presiden Xi juga mendesak negara-negara Asia untuk berpartisipasi dalam perjanjian perdagangan bebas dengan China, sembari mengingatkan pakta yang ditawarkan dari pesaingnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi regional. “Dengan beragam perjanjian perdagangan bebas regional yang baru menimbulkan kekhawatiran tentang adanya potensi menjadi terpecah-pecah,” ucap Presiden Xi. “Sebab itu kami harus mempercepat pelaksanaan dari FTAAP dan kedepannya membentuk integrasi ekonomi regional,” lanjut Xi. Wilayah Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (FTAAP), yang disuarakan China saat menjadi tuan rumah APEC 2014, bagaimanapun juga masih dalam tahap perencanaan awal. Dalam kunjungannya ke Asia selama sembilan tahun menjadi Presiden, dia berharap akan menunjukkan perhatian AS pada Asia dan tak hanya pada Timur Tengah atau Eropa. Namun sekali lagi poros Obama telah terpecah akibat insiden yang dialami Paris. Rancangan deklarasi APEC akan diumumkan hari ini yang isinya mengecam keras aksi teror yang dianggap sebagai ‘kekejaman yang menuntut bersatunya suara dari komunitas internasional’. Pemerintah Filipina memperketat keamanan didalam negerinya dengan mengerahkan 20.000 personil keamanan. Pihak keamanan mengatakan ketatnya pengamanan menyusul terjadinya insiden Paris. Sekelompok masa berjumlah sekitar 100 orang mendemo pelaksanaan KTT APEC yang berunjung terjadinya bentrok dengan pihak kepolisian.

Label: , , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar