11 Tahun Tanpa Berita, Puteri Masako Hadir Pada Perjamuan

19.11 / Diposting oleh nivra /

JEPANG – Puteri mahkota Jepang, Masako akhirnya kembali tampil dimuka publik pada acara perjamuan atas kunjungan kenegaraannya ke Kerajaan Belanda. Ini merupakan kemunculan pertamanya pada perjamuan dalam 11 tahun. Puteri Masako, 50 tahun merupakan istri dari Pangeran Naruhito sang pewaris tahta kekaisaran Jepang. 11 Tahun Tanpa Berita, Puteri Masako Hadir Pada Perjamuan JEPANG – Puteri mahkota Jepang, Masako akhirnya kembali tampil dimuka publik pada acara perjamuan atas kunjungan kenegaraannya ke Kerajaan Belanda. Ini merupakan kemunculan pertamanya pada perjamuan dalam 11 tahun. Puteri Masako, 50 tahun merupakan istri dari Pangeran Naruhito sang pewaris tahta kekaisaran Jepang. Setelah menikah dan masuk kedalam kehidupan keluarga kerajaan Jepang pada 1993, Masako mulai menderita penyakit yang berhubungan dengan ketegangan pikiran. Sejak kelahiran putri mereka pada 2001, dia hampir jarang terlihat dimuka publik tapi dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menjauhkan diri dari tugas – tugas kerajaan. Puteri Masako juga menghadiri acara penyambutan selamat datang untuk Raja Willem-Alexander dari Belanda dan istrinya Ratu Maxima di Imperial Palace, Tokyo pada Rabu. Ini penampilan publiknya dalam 5 tahun terakhir. Acara penyambutan ini diadakan oleh Kerajaan Jepang dipimpin langsung oleh Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Tahun lalu, Puteri Masako dan keluarganya pergi ke Belanda memenuhi undangan untuk menghadiri upacara pelantikan Raja Willem, saat itu terlihat sebagai tanda bahwa kondisinya mulai membaik. Masako yang lahir pada 9 Desember 1963 merupakan putri dari Hisashi Owada seorang diplomat senior Jepang. Dia juga menjadi seorang diplomat sukses yang menguasai beberapa bahasa asing dan sering berpergian. Setelah pernikahannya dengan Putra Mahkota yang merupakan anak tertua dari Kaisar dan Permaisuri, para pengamat mengatakan dia mengalami transisi secara tiba – tiba dari gaya hidup kosmopolitan berubah menjadi kehidupan yang kaku ala kerajaan Jepang. Dia dinyatakan mengalami gangguan penyesuaian, yang berhubungan dengan gejala depresi dan kegelisahan. Banyak yang menyalahkan penyakitnya diakibatkan besarnya tekanan untuk mempunyai anak lelaki sebagai pewaris tahta kerajaan. Hal ini membuat kerajaan berada pada kondisi krisis pewaris tahta. Namun hal ini berhasil mendapatkan solusi pada 2006 silam, ketika adik dari putra mahkota yaitu Pangeran Akishino dan istrinya mempunyai anak laki – laki. Sejak kecil Masako sudah berpindah – pindah tempat tinggal mengikuti aktifitas ayahnya yang menjadi diplomat. Pada usia 2 tahun dia bersama keluarganya tinggal di Moskow, Rusia, tiga tahun kemudian ayahnya ditugaskan lagi ke New York, AS. Pada tahun 1971 ayahnya ditugaskan kembali ke negeri sakura. Kemudian Masako bersekolah di Futaba Gakuen, Tokyo sebuah sekolah katolik khusus wanita yang didirikan pada 1872. Disini dia belajar bermain piano dan tenis, juga bergabung pada perkumpulan kerajinan tangan. Saat itu dia mulai menyukai binatang sampai akhirnya dia memutuskan untuk menjadi veterinarian (dokter hewan). Disekolah ini juga dia mulai mempelajari bahasa Perancis dan Jerman, sehingga dia menguasai 5 bahasa. Pada 1979 bersama keluarganya pindah dan menetap di Massachuttes, Boston Amerika Serikat mereka tinggal di sebuah kota kecil bernama Belmont, disini dia lulus dari SMA Belmont pada 1981. Kemudian melanjutkan ke Harvard College dengan program studi Ekonomi, dia lulus dengan predikat magna cum laude pada Maret 1985. Ia kembali ke Jepang kemudian melanjutkan pendidikannya di bidang Hukum pada Universitas Tokyo selama 6 bulan ( April – Oktober 1986) untuk mempersiapkan diri pada ujian seleksi masuk ke Kementrian Luar Negeri Jepang. Dari 800 orang yang mengikuti ujian masuk ini, hanya 28 orang yang lulus dan tiga diantaranya adalah wanita, termasuk Masako. Kisah asmaranya dengan putra mahkota dimulai pada November 1986 saat itu merupakan pertemuan pertama mereka. Dilaporkan juga bahwa Masako dua kali menolak permohonan putra mahkota untuk menikahinya. Dia merasa takut dengan gaya kehidupan kerajaan yang kaku dan anti kebebasan. Namun pada akhirnya Masako luluh hatinya juga kepada sang pangeran, mereka menikah pada 1993. Setelah mengalami keguguran pada 1999, namun pada 2001 mereka dikaruniai seorang putri, Aiko.

Label: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar