Bocah Berperilaku Bijak Jauh Melampaui Umurnya

21.31 / Diposting oleh nivra /

Para orang tua dan guru selalu penuh kewaspadaan dalam hal mendidik. Juga pengalaman yang memberi kesempatan untuk memberi nilai-nilai pada anak. Ashima Shiraishi menjadi bocah wanita yang penuh inspirasi dan dia merupakan seorang pemanjat tebing. Sejak usia 13 tahun dia telah menjadi wanita pertama yang mampu menempuh jalur dengan tingkat kesulitan 9a. Dalam olahraga panjat tebing jalur ini sangat sulit untuk ditempuh, sehingga hanya sedikit atlit saja di dunia yang mampu melahap jalur ini. ... Kini Shiraishi telah berusia 15 tahun, dia dianggap sebagai pemanjat tebing muda terkuat di dunia. “Saya mulai memanjat tebing sejak umur 6 tahun di Central Park, New York,” terang Shiraishi seperti dikutip Mashable. “Saat itu saya sedang bermain bersama teman-teman di taman, lalu saya melihat beberapa orang memanjat tebing di Rat Rock, bebatuan besar di taman. Terlihat sangat mengasyikkan, saya menghampirinya dan mencobanya untuk pertama kali. Meski saya terjatuh beberapa kali pada jalur termudah yang ada di taman ini. Hal ini membuat saya terobsesi dengannya. Saya menyadari bahwa ini yang harus saya raih,” sambungnya. Shiraishi memberi contoh apa yang dilakukannya untuk mengejar impian dengan mendorong hingga batas maksimal dan menghancurkan batasan-batasan itu. Dia menambahkan bahwa para gadis muda untuk tidak merasa seperti para pria yang selalu ingin tampil lebih baik dan kuat dibanding wanita. Saya menantang peluang itu, artinya semua gadis juga bisa. “Bagi orang dewasa, saya akan mengatakan bahwa hal terpenting adalah percaya diri dan raihlah apa yang kita percayai, karena tak pernah ada istilah terlambat,” tambah Shiraishi. Sementara anak lelaki yang baru duduk dibangku sekolah dasar kelas 6, Gregory Wickham juga memiliki kemapuan khusus. Dia memiliki ketertarikan pada kode dan telah memiliki proyek pribadi yang tengah dijalankannya. Wickham juga menulis sebuah artikel pada majalah Tech, yang berisi inspirasi bagi anak-anak untuk tidak hanya sekedar belajar sendiri membuat sandi, namun juga mengajak serta orang tua. Hal ini bertujuan untuk menyamakan persepsi antara anak dan orang tua di masa mendatang. “Menurut saya alasan terpenting bagi anak-anak untuk belajar telik sandi agar mereka dapat mengajarkannya pada orang tua mereka,” tulisnya dalam artikel itu. “Sangat sulit mengajarkannya pada orang dewasa karena mereka sangat lambat. Butuh waktu lama bagi mereka untuk belajar sesuatu, karena otak mereka sudah tebiasa dengan metode pembelajaran yang buruk. Siapapun yang berusia diatas 25 tahun kemungkinan telah melewati metode belajar yang buruk. Mebuka pikiran untuk ide-ide baru dimana otak mereka telah terbiasa selama tahunan dengan metode tertentu. Hal ini sama saja seperti mencoba membuka kelapa dengan sendok plastik. Terkadang sudut pandang anak-anak menjadi yang terbaik untuk membuka kesempatan belajar. “Sandi adalah kebebasan,” jelas Wickham. “Ini memberi anda jalan untuk membuat apapun. Kita dapat membuat apa saja dengan kalkulator sederhana,” tambahnya. Bocah pintar ini menyadari bahwa ilmu pengetahuan menjadi lebih bernilai ketika diajarkan kepada orang lain dan kesabaran merupakan sebuah kebajikan terutama jika berurusan dengan orang dewasa. “Mereka akan menguji kesabaranmu, tapi bagaimanapun juga bersabarlah,” lanjut Wickham. Kate merupakan seorang gadis yang diadopsi oleh Jo Trizia. Ibu angkatnya ini sering kali membawa serta Kate dalam pertemuan bisnis, acara yang bertemu dengan jajaran direktur. Namun Kate tidak keberatan secara sukarela untuk membantu ibunya. Kate memberi inspirasi lebih pada ibunya dan kebanggaan yang mungkin pernah terpikir. Bocah ini baru saja menginjak usia 6 tahun namun sangat dikenal dengan sifatnya yang suka beramal dan murah hati. Dia telah terbiasa dengan aktifitas menabung sejak dini. Kate tak hanya memikirkan untuk membeli permen ataupun mainan saat memiliki uang. Kendati demikian dia memberikan sepertiga semua uangnya untuk beramal. Dia menyumbangkannya kepada tunawisma, gereja, juga kepada lembaga nirlaba “Heroes for Children”, dimana ibunya bertindak menjadi salah seorang direktur. Saat ulang tahunnya yang ke-6, dia mengucapkan sesuatu yang tidak akan keluar dari mulut anak lain seusianya. Kali ini dia tidak menginginkan mainan apapun. Melainkan dia mengajak teman-temannya dan keluarganya untuk memberi sumbangan pada yayasan Heroes for Children sebagai pengganti hadiah untuknya. Dia berhasil menggalang dana hingga USD 1000 (Rp. 13 juta). “Ibu, saya begitu bersemangat membuat anak lelaki maupun perempuan untuk merasakan kemeriahan Natal. Mereka tidak berhak untuk merasa sakit,” jelas Trizia. Kate juga berhasil menggalang dana sebesar USD 1300 (Rp. 17 juta) pada kegiatan ‘Lompat Tali untuk Jantung’ yang diprakarsai oleh Asosiasi Jantung Amerika. “Ini sebuah hal yang luar biasa mengingat Kate hanyalah seorang bocah yang masih duduk dibangku taman kanak-kanak,” jelas ibunya. “Dalam dunia yang penuh dengan hal-hal negatif dan cerita negatif yang selalu mengisi pikiran kita, sungguh menyegarkan saat mendengar tentang kepolosan dan kebaikan anak kecil,” sambung Trizia.

Label: , , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar