Nelayan Korea Utara Tewas Terdampar di Perairan Jepang

20.37 / Diposting oleh nivra /

SEOUL – Sebuah perahu nelayan terdampar di perairan Jepang didalamnya terdapat mayat-mayat manusia yang membusuk. Kejadian ini menimbulkan spekulasi bahwa perahu reyot ini menempuh perairan penuh bahaya jauh dari pelabuhan, karena adanya tekanan untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan. ... Terkait hal ini otoritas Korea Utara belum menyampaikan keterangan resminya, negara ini dikenal sangat tertutup. Namun pemimpin kontroversial mereka Kim Jong Un telah menetapkan prioritas bahwa profesi nelayan untuk mencari penghasilan dengan mata uang asing. Penghasilan nelayan memberikan sumber makanan yang berkelanjutan serta tidak tergantung pada panen dan cuaca. Kim Do Hoon seorang Profesor kelautan di Universitas Nasional Bukyong di Busan mengatakan periode Oktober hingga Februari merupakan musim cumi-cumi, teripang dan kepiting di lepas pantai timur semenanjung Korea. Sudah menjadi kebiasaan pada musim tersebut terdapat banyak kapal-kapal yang memancing. “Kim Jong Un telah memprioritaskan perikanan sebagai mata pencaharian warga pesisir, sehingga terdapat banyak kapal pancing yang beroperasi,” jelas Do Hoon dilansir Reuters. “Namun kemampuan kapal-kapal Korea Utara sangat minim, dengan mesin yang using dapat membahayakan nyawa jika terlalu jauh memancing. Terkadang mereka terombang-ambing di tengah lautan dan nelayan mati kelaparan,” sambung Do Hoon. Pemerintah Jepang tengah melakukan penyelidikan terhadap 11 perahu dengan jumlah keseluruhan 25 mayat yang membusuk. Kepolisian mengatakan tak ada kehidupan dari perahu-perahu yang bertuliskan bahasa Korea di badan perahu. Semua jasad ditemukan dalam keadaan membusuk di wilayah perairan utara Jepang selama dua bulan terakhir. Dua dari mayat tersebut sudah tidak ada kepalanya, menandakan bahwa mereka telah sangat lama terombang-ambing di lautan luas. Perahu terakhir yang ditemukan di pelabuhan Wajima wilayah pantai utara Jepang sepanjang 12 meter yang didalamnya terdapat 10 jasad membusuk, disertai peralatan memancing dan jala. Pihak kepolisian juga menyatakan dugaan sementara bahwa jasad-jasad itu adalah para warga Korea Utara yang gagal kembali ke darat. Bisa juga mereka merupakan kelompok pembelot yang bersembunyi dari rezim Kim Jong Un. Versi lain menyatakan kapal-kapal digunakan untuk menyelundupkan mata-mata Korea Utara ke Jepang. “Saya pikir pembelot yang paling mungkin, dan fakta bahwa ada begitu banyak kasus dalam waktu singkat merupakan hal yang mengkhawatirkan. Ini menunjukkan ada ketidakstabilan yang serius di Korea Utara,” ujar Jun Okumura profesor peneliti dari Institut Meiji urusan luar negeri dilansir Telegraph “Ada banyak pembersihan dalam jajaran pejabat tinggi Korea Utara, sangat mungkin ketakutan itu telah turun ke masyarakat sehingga semua orang khawatir,” lanjut Profesor Okumura. Otoritas Jepang mengatakan bahwa pada salah satu kapal terdapat tulisan Korea yang menyatakan kepemilikan kapal dari unit 325 Pasukan Korea Utara. Pakaian compang-camping ditemukan dekat kapal yang ternyata merupakan bahan bendera Korea Utara. Kepolisian Jepang yang menyelidiki insiden ini mengatakan sebagian dari perahu-perahu itu berukuran cukup besar namun lainnya tampak kuno dengan mesin sederhana dan seluruhnya tidak dilengkapi dengan sistem navigasi GPS. Para penumpang kapal diduga tewas akibat menderita kelaparan, serta terpapar cuaca dingin setelah tersasar di laut. BMKG Jepang mengatakan pada November ini tidak terlihat adanya cuaca buruk di perairan Jepang. Perairan sedikit keras karena datangnya musim dingin dan hembusan angin barat laut. Insiden seperti ini bukan pertama kali terjadi, sebelumnya pada 2011 terdapat 9 warga Korea Utara yang berhasil diselamatkan dari wilayah perairan Jepang. Mereka terdampar dilaut lepas selama lima hari sebelum akhirnya diselamatkan oleh otoritas Jepang karena ingin kabur dari negaranya menuju Korea Selatan.

Label: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar