Serangan Udara AS Tewaskan 9 Tenaga Medis di Afghanistan

21.06 / Diposting oleh nivra /

KABUL – Serangan udara yang dilakukan pihak Amerika Serikat (AS) diduga mengenai sebuah rumah sakit di Afghanistan. Insiden pada Sabtu (3/10) menewaskan 9 orang pekerja rumah sakit terletak di Kunduz, Afghanistan. Sementara 37 orang lainnya menderita luka parah. ... Rumah sakit ini menjadi pusat pengobatan korban perang sejak kota Kunduz dikuasai oleh pemberontak Taliban pada Senin (28/9). Fasilitas kesehatan ini terlalu banyak menangani pasien luka sehingga menjadi kelebihan kapasitas. Para korban tewas merupakan pekerja dari Medecins Sans Frontieres (MSF) atau lebih dikenal dengan Doctors Without Borders (Dokter Lintas Batas). MSF merupakan organisasi internasional kemanusiaan medis. Tugas mereka adalah memberikan bantuan pada masyarakat yang terkena dampak konflik bersenjata, epidemic atau bencana alam. Serangan udara yang terjadi Sabtu dinihari membuat bangunan rumah sakit dilalap api. Saat serangan itu terdapat 105 pasien dan perawat. Juga 80 staf internasional dan nasional MSF dalam rumah sakit itu. "Pukul 02.10 waktu setempat, pusat trauma MSF di Kunduz dihantam bom beberapa kali. Kondisinya rusak sangat buruk," ucap staf MSF dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP. "Kami sangat terkejut dengan penyerangan yang menewaskan staf dan para pasien, dengan jumlah korban tewas lainnya yang cukup tinggi di pusat kesehatan di Kunduz,"ujar direktur operasi MSF, Bart Janssens, seperti dikutip dari Reuters. Sementara itu, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan serangan Amerika Serikat benar ditargetkan ke rumah sakit setempat. "Mereka benar membunuh pasien dan tenaga medis. Kejam!" tegasnya. Ketika diberitahu tentang situasi rumah sakit, militer AS dan Afghanistan juga terus melancarkan serangan selama 30 menit. “Pihak yang terlibat termasuk Kabul dan Washington sudah diberitahu dengan jelas posisi rumah sakit MSF dari kordinat GPS,” tambah pernyataan itu. Direktur kesehatan publik Kunduz, Saad Mukhtar mengatakan salah satu tembok dibangunan rumah sakit runtuh, pecahan kaca dan patahan pintu kayu berhamburan. Tiga ruangan terbakar. “Asap hitam ini terlihat berasal dari salah satu ruangan itu,” ucap Mukhtar saat berkunjung ke rumah sakit. “Serangan itu masih terus berlangsung, jadi kami harus meninggalkan lokasi,” sambung Mukhtar Kementerian Pertahanan Afghanistan menjelaskan bahwa sekelompok teroris sebanyak 10 – 15 orang, dengan senjata ringan dan berat menjadikan bangunan rumah sakit itu sebagai lokasi penembakan terhadap pasukan Afghanistan. “Mereka terbunuh, semua anggota teroris itu terbunuh, tapi kita juga kehilangan beberapa dokter,” jelas juru bicara kementrian Sediq Sediqi. NATO merasa kebobolan dan menganggap serangan udara AS menjadi penyebabnya, namun sejauh ini belum ada komentar terkait dengan musibah yang dialami MSF. “Pasukan AS melakukan serangan udara di Kunduz pada pukul 2:15 waktu setempat terhadap orang – orang yang menjadi ancaman keamanan,” tulis NATO dalam pernyataannya. Serangan udara pada Sabtu terjadi setelah sebelumnya pemberontak Taliban menyerbu bagian utara kota Afghanistan ini pada Senin (28/9). Ini merupakan perebutan kota besar pertama oleh pemberontak sejak 2001. Kolonel Brian Tribus, juru bicara militer AS di Afghanistan mengatakan bahwa pasukan AS melakukan serangan udara di Kunduz pukul 2:15 waktu setempat terhadap sekelompok orang yang mengancam keamanan. “Serangan ini mengakibatkan kerusakan tambahan di sekitar fasilitas kesehatan,” jelas Tribus dilansir BBC. Dia menambahkan insiden ini sedang dalam penyelidikan. Ketua misi PBB di Afghanistan, Nicholas Haysom mengatakan rumah sakit memberi layanan kesehatan pada pasien dan tenaga medis tidak boleh menjadi sasaran penyerangan. Haysom juga memuji kinerja MSF di Kunduz. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) juga mengutuk insiden ini. “Serangan terhadap tenaga medis dan rumah sakit seperti ini melemahkan kapasitas organisasi kemanusiaan untuk membantu warga Afghan saat mereka membutuhkannya,” ucap Jean-Nicolas Marti, ketua delegasi ICRC di Afghanistan.

Label: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar