Pengalaman Istri, Jadikan Pria India Pengusaha Besar

21.44 / Diposting oleh nivra /

Seorang pria asal India, Arunachalam Muruganantham belajar tentang menstruasi untuk pertama kalinya. Menstruasi merupakan hal yang masih dianggap tak dapat diperbincangkan, perusahaan besar pembuat pembalut hanya menyentuh sebagian kecil wanita India atau sebesar 12% dan di desa tempat tinggalnya kurang dari sepersepuluh wanita menggunakan pembalut wanita. ... Ketika dia mengetahui istrinya, Shanti mulai mengorbankan kesehatan menstruasinya sehingga menguras biaya rumah tangga. Dia berusaha menciptakan alternative lain sebagai pengganti pembalut wanita yang harganya cukup mahal di pasaran. Ketika dia mulai campur tangannya dengan pembalut wanita, istrinya membiarkannya sibuk dengan aktifitas barunya. Tak ada yang mau menguji produk buatannya atau memberinya umpoan balik yang dapat dipercaya. Akhirnya dia memutuskan untuk membangun alat kerja menstruasi untuk dirinya sendiri dan menguji produk buatannya. Dia juga menjadi pria pertama yang memakai pembalut wanita. Sekarang Muruganantham menjadi pengusaha sukses yang memiliki usaha mandiri pembalut wanita, Jayashree Industries. Terdapat 2003 toko di India termasuk di Andaman dan kepulauan Nicobar serta memiliki karyawan wanita sebanyak 21.000 orang. Pada 2014 majalah TIME menobatkannya sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di dunia atas usaha dan inovasinya. Muruganantham mengatakan subjek dari pekerjaannya adalah menstruasi adalah hal tabu di masyarakat India begitu juga di masyarakat pedesaan. “Orang menyangka saya menggunakan hal itu sebagai kartu turf untuk menjelajah daerah terlarang wanita. Penduduk desa menduga saya berubah menjadi vampire di malam hari, meminum darah wanita, “ucap Muruganantham dilansir Youth Ki Awaaz. Mereka ingin mengikat saya dipohon dengan kepala dibawah kaki diatas. Namun ketika saya sukses dengan apa yang saya usahakan seluruh desa berubah. “Kami tahu bahwa Muruga akan melakukan sesuatu yang baik, karena dahinya lebar !,”ucap penduduk desa. Awalnya mereka ingin mengucilkan saya dari masyarakat, mereka memukuli dan memarahi saya. Teman – teman saya akan mengubah jalur perjalanan mereka di jalan ketika melihat saya datang. Istri pergi meninggalkan, ibu kandung saya pun pergi. Semua orang bertanya: “Kenapa kamu tidak pernah menyerah ?” Saya melakukan penelitian di bidang teknik, bahkan jika gagal 999 kali, saya masih akan mencobanya 1.000 kali, karena semua yang diperlukan adalah mengubah sudut pisau. Itulah kekuatan teknik dan ilmu pengetahuan. Jika bergantung pada keberuntungan dan spekulasi pasti akan cepat menyerah. Muruganantham menambahkan sudah seharusnya generasi muda sekarang menghargai ilmu pengetahuan dan teknologi. Orang tidak perlu masuk ke hal – hal yang berhubungan dengan spiritualitas, ini daerah kacau. Orang harus melakukan itu jika mereka sudah berusia 60 tahun, bukan ketika mereka masih muda. Dia juga tak gentar untuk berhadapan dengan perusahaan multinasional seperti Proctor & Gamble, Johnson & Johnson dan lainnya. Perusahaan besar tidak didasari oleh rasa sosial hanya mencari keuntungan. Orang menaruh investasi mereka dan keuntungan harus didapat itulah moto perusahaan besar. Tak ada cara lain dan tak ada yang akan dirubah. Apa yang terjadi dengan Maggi, mereka tidak mempedulikan efeknya terhadap manusia, mereka mengejar keuntungan. Saya akan menyarankan hindari korporasi dan beli yang kecil. Bahkan seharusnya pembalut wanita tidak dibuat rumit. Jika seorang pria hidungnya berdarah akan membutuhkan saputangan dan kapas. Pada hal yang sama, para wanita menstruasi juga membutuhkan sesuatu untuk pelepasan kotoran dari tubuh mereka. Untuk membuat pembalut wanita perlu dilakukan pemrosesan kapas dengan mesin mahal seharga jutaan dollar. Namun kita dapat menggunakan bahan mentah yang sama dan proses pembuatannya dilakukan dengan mesin kecil. “Saya tak mau terjebak dalam kebodohan dari sebuah model bisnis pencari keuntungan. India tidak membutuhkan Ambani lainnya. Saya aadalah seorang wirausaha sosial, “sambung Muruganantham. Saya memulai dari sebuah rumah sewa. Memiliki rumah sendiri atau pabrik sendiri itu bukan hal penting, tapi menciptakan dampak sosial itu jauh lebih penting. Terdapat ratusan merek di India dan kami bersaing dengan mereka. Oleh karena itu kisah kami telah tersebar.

Label: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar