Cameron Minta Insiden Tunisia Tak Terjadi Lagi

20.46 / Diposting oleh nivra /

LONDON – Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Senin (29/6) mengingatkan bahwa kelompok ISIS yang berbasis di Suriah dan Irak merencanakan serangan terhadap target – target tertentu di Inggris. ISIS juga menebar ancaman serius bagi dunia barat. Hal ini disampaikan setelah terjadinya pembantaian di pantai Tunisia pada Jum’at lalu, dimana 30 warga Inggris tewas. ... Para politisi Inggris menganggap kejadian ini sebagai serangan tunggal terburuk terhadap negara mereka sejak pengeboman bawah tanah Inggris pada 2005. “Ini adalah ancaman serius karena apa yang terjadi disini adalah penyimpangan dari ajaran agama yang baik dan penciptaan persepsi tentang kematian banyak meracuni pikiran kaum muda, “ucap Cameron dilansir Reuters. “Terdapat beberapa orang di Irak dan Suriah berencana untuk melakukan serangan mematikan di Inggris dan lainnya. Selama ISIS masih ada di kedua negara itu, kita berada dalam ancaman, “tambah Cameron. “Untuk trauma dan kesedihan kita harus menambahkan kata lain: Menyelesaikan. Tekad yang tak tergoyahkan. Kami akan berpegang teguh dengan cara hidup kami, “ucap Cameron. Dia mengajak rakyatnya untuk berbela sungkawa baik yang berada di dalam dan luar negeri. Menanggapi situasi ini, ancaman teror internasional saat ini berada dalam situasi yang parah, ini yang tertinggi kedua dan serangan ini kemungkinannya sangat besar untuk terjadi. Kepolisian Inggris mengatakan telah menjalankan prosedur operasi kontra terorisme terbesar dalam satu dekade terakhir ini setelah kejadian pembantaian Tunisia. Dalam sebuah tulisannya di The Daily Telegraph, Cameron memberi sinyal kepada otoritas keamanan untuk mengambil tindakan tegas terhadap para kelompok ekstrimis yang berada di Inggris untuk bertindak lebih menghadapi tantangan yang ada. Hal ini untuk menanggapi cara pandang yang tidak dapat diterima oleh mereka (ekstrimis). “Kita harus lebih toleran terhadap intoleransi, menolak siapapun yang membenarkan adanya ekstrimis Islam, “tulis Cameron. “Ratusan polisi di Tunisia dan Inggris bekerjasama dalam menangani kasus penembakan, “tulis Cameron. Para polisi bekerja memberikan dukungan penting kepada pihak keluarga, membantu pihak Tunisia mengidentifikasi korban tewas dan melakukan penyelidikan atas apa yang terjadi, “tulis Cameron. Sementara itu pemerintah Inggris pada Senin (29/6) mengirimkan pesawat militer Boeing C 17 ke Tunisia untuk melakukan proses evakuasi para turis yang terluka akibat menjadi korban penembakan, Cameron juga berjanji untuk melakukan penyelidikan menyeluruh. “Hari ini kami akan mengerahkan sebuah pesawat C 17 milik angkatan udara kerajaan Inggris untuk membantu evakuasi para korban, “ucap Cameron kepada Radio BBC. “Seluruh jenazah warga Inggris juga akan dipulangkan. Ini adalah serangan yang mengerikan dan saya tahu ini mengejutkan semua rakyat Inggris, juga seluruh dunia, “tambah Cameron. “Kami adalah sasaran. Mereka telah mendeklarasikan perang dengan kita, suka ataupun tidak, “sambung Cameron. Dia menambahkan Menteri Dalam Negeri, Theresa May akan berkunjung ke Tunisia pada Senin kemarin bersama dengan wakilnya Tobias Ellwood untuk bertemu dengan para menteri Tunisia. Mereka akan mengunjungi tempat penginapan dimana insiden penembakan itu terjadi pada Jum’at (26/6). Jumlah keseluruhan korban tewas sebanyak 38 orang, setelah diberondong peluru di pantai terletak dekat dengan kota Sousse. Korban tewas sedikitnya 15 orang berasal dari Inggris, 3 orang asal Irlandia, seorang warga Belgia, seorang warga Portugal dan seorang warga Jerman. Pada Senin (29/6), bendera setengah tiang dikibarkan di halaman kantor Downing Street, tempat dimana Cameron bekerja sebagai ungkapan rasa simpati terhadap para korban dan keluarganya. Ini merupakan kehilangan terburuk dari kehidupan bangsa Inggris dalam sebuah serangan teror, setelah sebelumnya pada 7 Juli 2005 terjadi insiden pengeboman bunuh diri kereta bawah tanah di London menewaskan 52 orang. Untuk menyelidiki kasus penembakan pantai, pemerintah Inggris mengirimkan 16 detektifnya ke Tunisia guan membantu proses penyelidikan. Sebanyak 400 polisi juga dikerahkan untuk mewawancarai para turis yang berada saat penembakan terjadi.

Label: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar