PBB Tegur Tiga Negara Asean Terkait Manusia Perahu

18.57 / Diposting oleh nivra /

GENEVA – PBB melalui salah satu badan organisasinya UNHCR serta pejabat lainnya pada Selasa (19/5), meminta kepada Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk turun tangan membantu pengungsi yang masih terdampar di laut, sebagai upaya menghadapi krisis migran di wilayah Asia Tenggara. ... Sebuah pernyataan tertulis berbunyi bahwa ketiga negara dan 10 negara ASEAN lainnya harus memprioritaskan penyelamatan manusia dalam agenda mereka, dengan memperkuat misi pencarian dan penyelamatan juga memfasilitasi keamanan mereka. Juga dikatakan bahwa migran harus diberi tempat tinggal sementara pada daerah aman dan kondisi layak huni, perawatan kesehatan. Setiap migran juga harus ditelusuri latar belakangnya untuk menentukan pemberian perlindungan sebagai pengungsi, pencari suaka, orang tanpa kewarganegaraan atau korban perdagangan manusia. Dalam pernyataan yang ditanda tangani oleh ketua UNHCR, Antonio Guterres, ketua komisi hak asasi manusia, Zeid Ra’ad Al Hussein, Organisasi Internasional untuk Migrasi, William L Swing dan perwakilan khusus dari Sekretaris Jenderal PBB, Peter Sutherland. Aksi pemerintah Indonesia, Malaysia dan Thailand telah menimbulkan kecaman internasional terkait penolakan masuk bagi para manusia perahu yang membawa para pengungsi Rohingya yang putus asa dari Myanmar dan Bangladesh. Kini nasib mereka jadi terkatung – katung di lautan tanpa bekal makanan dan tujuan pasti. Dalam pernyataan juga tertera lebih dari 88.000 migran telah melaut sejak 2014, sebanyak 25.000 orang telah mendarat dalam tiga bulan pertama tahun ini. “Hampir 1.000 orang diyakini telah tewas di laut dikarenakan minimnya keselamatan selama perjalanan dan jumlah yang sama mengalami kekerasan serta pelecehan yang dilakukan para oknum penyelundup manusia, “tulis pernyataan dilansir AFP. Selama pelayaran Teluk Benggala, para migran dan pengungsi hanya diberi makan nasi putih dan menglami kekerasan termasuk kekerasan seksual. Para wanita diperkosa, anak – anak dipisahkan dari orang tua mereka dan disalahgunakan. Para lelaki mengalami penyiksaan kemudian dibuang di lautan. Pejabat PBB mengatakan negara tujuan harus menghentikan penahanan imigrasi dan langkah – langkah hukum lainnya dan juga harus menghentikan jaringan perdagangan manusia dan melawan xenophobia. Faktor ekonomi menjadi alasan utama sebagian besar pengungsi asal Bangladesh, namun Rohingya yang menjadi warga minoritas di Myanmar melarikan diri dari negaranya akibat sering mengalami kekerasan sectarian dan diskriminasi di tengah – tengah mayoritas penduduknya yang menganut agama Budha. UNHCR mengatakan, setiap musim semi banyak perahu berlayar kearah selatan Teluk Benggala, berusaha menaklukkan badai hujan, mengorbankan nyawa ratusan orang.

Label: , , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar