Kota Ramadi Dikuasai ISIS, 500 Orang Tewas

18.45 / Diposting oleh nivra /

BAGHDAD – Juru bicara gubernur dari propinsi Anbar mengatakan diperkirakan sekitar 500 orang terbunuh dalam pertempuran memperebutkan kota Ramadi terletak di bagian barat Irak dalam beberapa hari terakhir. ... “Sampai saat ini kami belum mendapatkan angka pasti terkait korban tewas di Ramadi, tapi perkiraan awal kami menunjukkan sekitar 500 orang tewas, termasuk warga sipil dan pasukan tentara, “ucap Muhanad Haimour dilansir Reuters. “Sebanyak 6.000 dan 8.000 orang juga mengungsi menghindari peperangan, “tambah Haimour. Pasukan Syiah sedang bersiap diri untuk dikerahkan ke Propinsi Anbar sebelah barat Irak, setelah kelompok militant ISIS pada Senin (18/5), berhasil menguasai ibukota Ramadi. Insiden ini merupakan kekalahan terbesar pemerintah Irak sejak musim panas lalu. “Ini merupakan kemunduran terbesar bagi pasukan Irak dan bagi strategi Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan dan akhirnya mengalahkan ISIS, “ungkap Peter Mansoor, seorang pensiunan Kolonel angkatan darat AS. Namun pejabat Irak dan AS, termasuk Mentri Luar Negeri, John Kerry mengatakan pertempuran di Ramadi masih panjang. “Sangatlah mungkin melihat serangan seperti apa yang terjadi di Ramadi, namun saya sangat yakin beberapa hari kedepan kemenangan akan berpihak kepada kami, “ucap Kerry pada Senin (18/5), saat kunjungannya ke Seoul, Korea Selatan dilansir CNN. “Sejumlah besar anggota ISIS tewas dalam beberapa hari terakhir dan dalam beberapa hari kedepan juga seperti itu karena hanya itu yang mereka mengerti, “sambung Kerry. Juru bicara untuk kelompok ISIS, Hashid Shaabi mengatakan mereka telah menerima perintah untuk memobilisasi, tetapi untuk alasan keamanan rencana detil tak bisa diungkap. “Sekarang Hashid telah menerima perintah untuk terus maju, mereka pasti akan melaksanakannya, “ucap Ali al-Sarai anggota sayap media ISIS. “Mereka telah menunggu perintah ini dan kini mereka menjalankannya, “tambah Sarai. Ramadi merupakan kota yang mayoritas penduduknya warga muslim Sunni. Perdana Menteri Haider al-Abadi menyetujui pengerahan milisi Syiah dalam upaya untuk merebut kembali kota. Kejatuhan kota ditandai dengan kemunduran bagi pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dan tentara Irak, yang telah didukung milisi Syiah dukungan Iran. Ini merupakan pukulan telak terhadap kenyataan yang terjadi bagi Wahington, yangmana pada akhir pekan telah sukses melancarkan serangan pasukan khususnya yang menewaskan pemimpin ISIS yang bertanggung jawab terhadap penjualan minyak dan gas juga menangkap istri dari pemimpin itu. Sementara pemerintah Irak dan milisi Syiah yang telah berhasil merebut kota Tikrit pada bulan lalu, sebagian besar kota Mosul bagian utara masih dikuasai pemberontak. Milisi ISIS mengatakan bahwa di kota Ramadi mereka berhasil merebut beberapa tank dan membunuh puluhan pasukan tentara Irak yang oleh mereka dianggap murtad. Sebelumnya pasukan keamanan mengatakan tentara Irak telah mengevakuasi pangkalan militernya setelah diserang oleh pemberontak, yang telah merebut dan melumpuhkan salah satu wilayah yang masih bertahan. Ini dianggap sebagai kemenangan terbesar bagi pasukan ISIS di Irak sejak pasukan keamanan dan kelompok Syiah berhasil memukul mundur pasukan ISIS tahun lalu, yang dibantu dengan serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS. Departemen Pertahanan AS mencoba mengurangi dampak pada kampanye pasukan Irak yang lebih luas kepada pasukan ISIS yang menguasai kota Ramadi. Sejak pertengahan tahun lalu kota Ramadi telah menjadi perebutan dan kini pasukan ISIS mendapat keuntungan, “ucap Ellisa Smith, juru bicara Pentagon dilansir Reuters. Ia mengatakan kekalahan di Ramadi tidak berarti kampanye keseluruhan militer Irak berbalik mendukung pasukan ISIS, tapi memberi hikamh akan adanya dorongan propaganda bagi milisi ISIS. “Ini berarti bahwa pasukan koalisi harus mendukung pasukan Irak untuk merebut kembali Ramadi, “ujar Smith. Ia menambahkan pihak AS akan terus mendukung dengan bantuan serangan udara dan strategi militer. Pemerintah Irak berjanji untuk membebaskan Anbar dari cengkeraman pemberontak setelah memukul mundur milisi dari Tikrit. Tapi pasukan Irak yang sebagian dihancurkan ISIS pada Juni lalu, telah berjuang untuk membuat kemajuan di propinsi padang pasir yang luas ini. Seorang pejabat yang menarik diri dari pangkalan militer yang terkepung mengatakan bahwa milisi ISIS melalui pengeras suara memaksa mereka untuk meletakkan senjata dan sebagai balasannya mereka akan diampuni. “Kebanyakan dari pasukan tentara menarik diri dari kantor pusat operasi dan pejuang ISIS berhasil menerobos masuk pertahanan wilayah selatan, “ucap pejabat itu. “Kami mundur ke daerah barat untuk mencapai daerah yang aman, “tambahnya.

Label: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar