Pabrik Sepatu di Filipina Terbakar Tewaskan 72 Pekerjanya

21.18 / Diposting oleh nivra /

MANILA – Kebakaran besar yang terjadi pada sebuah pabrik sepatu di Manila, Filipina telah menewaskan 72 orang pekerjanya. Beberapa orang selamat mengatakan mereka menyalahkan jendela yang tertutup rapat dan ruangan yang sangat panas. Menteri Dalam Negeri Filipina, Mar Roxas mengatakan kebakaran yang terjadi selama 5 jam ini, membuat hampir semua korban tewas yang terjebak di lantai dua bangunan pabrik, karena mereka tidak dapat memecahkan kaca jendela yang dilapisi teralis besi. ... “Mereka berteriak meminta pertolongan sembari menarik teralis besi jendela, “ucap Randy Paghubosan seorang pekerja yang selamat, dilansir AFP. “Saat kami tak melihat lagi tangan – tangan mereka, kami tahu mereka telah tewas terjebak di lantai dua bangunan, “tambah Paghubosan. Roxas mengungkapkan kemarahannya karena kurangnya pintu evakuasi darurat dalam bangunan itu dan penyebab kebakaran yaitu pengerjaan las didekat bahan kimia yang mudah terbakar, ia menjanjikan penegakan keadilan terhadap para korban. “Mengapa pengerjaan las diijinkan di dekat bahan – bahan kimia ? Mengapa jendela lantai dua bangunan dipasangi teralis besi ? Kenapa dari 72 korban tewas, 69 diantaranya berada di lantai dua, “ucap Roxas kepada AFP, setelah menemui keluarga korban. Wilayah Valenzuela terletak di ujung utara ibukota Manila, terdapat banyak pabrik – pabrik serupa yang membuat sandal berharga murah bagi pembeli lokal. Menurut keterangan korban selamat, keluarga dan The Trade Union Congress, serikat pekerja terbesar di Filipina, bahwa para pekerja pabrik nahas itu bekerja keras dengan penghasilan jauh dibawah upah minimum, mereka bekerja dikelilingi bahan kimia yang berbau busuk serta tidak mendapatkan pelatihan keselamatan kebakaran. “Para keluarga korban tak dapat menolong tapi marah besar akibat kejadian ini. Kami tak akan pernah melupakan ini, “ujar Rodrigo Nabor yang kedua adik perempuannya menjadi pekerja yang diduga tewas. Bernardita Logronio, 32 dan Jennylyn Nabor, 26, kedua adik Nabor sering mengeluhkan tentang bahan kimia berbau busuk di tempat kerjanya. Bersama para keluarga korban lainnya, Nabor menunggu di balai desa yang diubah menjadi kamar mayat darurat, untuk mengidentifikasi para korban tewas. Nabor juga mengatakan penghasilan para pekerja ditentukan dari berapa banyak sandal yang berhasil dikerjakan, sebesar 300 peso (Rp 88,083,-) per hari sedangkan upah penghasilan minimum di Manila per harinya sebesar 481 peso (Rp 141,226,-). Lisandro Mendoza, 23, seorang korban selamat mengatakan ia berhasil menyelamatkan diri dengan berlari melalui pintu belakang. Selama lima bulan bekerja, perusahaan tidak membekali pelatihan keselamatan kebakaran. Serikat Pekerja Filipina mengatakan penyelidikan awal mengungkapkan kondisi kerja yang sangat berbahaya bagi para pekerja. “Kami menemukan bahwa tidak ada jalur evakuasi kebakaran di bangunan ini, tidak memiliki tenaga ahli untuk mengolah bahan – bahan kimia, jadi banyak sekali pelanggaran terkait kesehatan dan keamanan, “ujar Alan Tanjusav juru bicara Trade Union Congress.

Label: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar