Kelahiran Anak Perempuan Ditandai Penanaman 111 Pohon

17.27 / Diposting oleh nivra /

Penanaman pohon sangat baik untuk pelestarian lingkungan agar keseimbangan alam tetap terjaga. Namun di sebuah kota di India ada hal yang unik dilakukan oleh penduduknya, mereka akan menanam pohon untuk setiap bayi perempuan yang lahir. ... Hal ini sudah dilakukan sejak 2006 oleh warga desa Piplantri di wilayah kabupaten Rajsamand sebelah selatan Rajasthan. Walaupun kebanyakan warga India lebih senang untuk memiliki anak laki – laki, namun desa Piplantri mempunyai cara tersendiri untuk menyambut kelahiran bayi perempuan dengan menanam sebanyak 111 pohon. Data yang ada menunjukkan rata – rata per tahunnya lahir bayi perempuan, penduduk desa sejauh ini telah menanam lebih dari 250.000 pohon. Jenis pepohonan yang ditanam pun beragam pohon Neem, Indian Rosewood dan pohon Mangga. Wilayah yang berpenduduk 8.000 warga juga melakukan pemeliharaan pohon – pohon yang telah ditanam dan berbuah sesuai pertumbuhan bayi perempuan. Shyam Sundar Paliwal adalah seorang kepala suku, ia yang pertama kali melakukan tradisi ini untuk memberi kenangan kepada Kiran, putrinya yang meninggal beberapa tahun lalu. Selain penanaman pohon, ada komite khusus yang menangani keluarga yang enggan memiliki anak perempuan. Mereka kemudian mengumpulkan 21.000 rupee (Rp 4,385,971,-) dari warga desa dan 10.000 rupee ( Rp 2,088,558,-) dari ayah kandung bayi perempuan, kemudian uang ini akan diinvestasikan membeli obligasi pemerintah dengan jangka waktu 20 tahun. Hal ini untuk memastikan keamanan keuangan bayi perempuan. “Kami juga menegaskan kepada kedua orangtuanya untuk membuat surat pernyataan tersumpah, bahwa sebelum mencapai usia pernikahan yang sah secara hukum anak gadisnya tak boleh dinikahkan, memberinya pendidikan layak dan merawat pohon atas nama anak perempuannya, “ucap Paliwal seperti dilansir Oddity. Untuk mengamankan pohon agar terbebas dari rayap , para warga desa Piplantri juga menanam lidah buaya sebanyak lebih dari 2,5 juta tanaman disekitarnya. Pohon – pohon bersama dengan tanaman lidah buaya telah menjadi sumber utama mata pencaharian bagi warga desa. “Secara bertahap, kami sadar bahwa lidah buaya dapat diproses dan dipasarkan dalam berbagai jenis, “jelas Paliwal. “Jadi kami mendatangkan beberapa ahli untuk melatih warga perempuan. Sekarang warga membuat dan memasarkan produk lidah buaya seperti gel, acar dan lainnya, “tambah Paliwal. Jiwa komunitas warga disini sangat tinggi terbutk dari adanya situs online. Warga Piplantri melarang keras alkohol, penggembalaan hewan terbuka dan memotong pohon. Selama tujuh atau delapan tahun terakhir tak pernah ada laporan tentang aksi tindakan kriminal.

Label: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar