Kecintaan Warga Singapura Terhadap Lee Kuan Yew

20.25 / Diposting oleh nivra /

William Tan seorang atlit paralimpik dari atas kursi rodanya dengan penuh keheningan menundukkan kepalanya di depan Rumah Sakit Singapore General, dimana tempat Lee Kuan Yew menghembuskan nafas terakhirnya. Mantan PM Singapura ini merupakan tokoh favoritnya ketika ia kecil. ... Kepada media BBC, Tan mengatakan ia teringat waktu kecil melihat Lee menangis di televisi sesaat setelah mengumumkan pemisahan negara Singapura dari Malaysia pada 1965. “Ini adalah hari yang menyedihkan bagi seluruh warga Singapura. Aku mengalaminya di dijaman ketika Lee membangun Singapura. Aku melihat perkembangannya, “ucap seorang warga 58 tahun seperti dikutip BBC. Warisan yang ditinggalkan Lee Kuan Yew salah satunya adalah sosial harmoni, itu sebabnya salah seorang warga Singapura, Sayeed Hussain membawa kedua anaknya untuk memberi penghormatan terakhirnya sebelum mereka pergi ke sekolah. “Dia telah melakukan banyak untuk kami, membantu membangun sebuah keharmonisan antar ras dan beragam kebudayaan di Singapura, “ungkap Hussain. Lee merupakan tokoh panutan dalam kehidupan warga Singapura, seorang pemimpin yang merubah negara Singapura menjadi negara kaya dan stabil. Anak lelaki yang berduka yang juga seorang Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong berlinang air mata dan menunjukkan emosi yang luar biasa saat berpidato di televisi, berbicara tentang kematian ayahnya. Perdana Menteri Loong berbicara dalam bahasa Malay, Mandarin dan Inggris, ia mengatakan Lee telah membangun bangsa ini dan memberikan kebanggaan akan identitas nasional bagi seluruh warga Singapura. “Ia berjuang untuk kemerdekaan kami, membangun bangsa, membuat kita bangga sebagai warga negara Singapura. Kita tak akan melihat lagi orang seperti dia, “ungkap PM Loong. “Bagi warga Singapura dan tentu yang lainnya, Lee Kuan Yew adalah Singapura, “tambah Perdana Menteri Singapura. Pemerintahan Singapura mengumumkan hari berkabung nasional selama 7 hari dan pengibaran bendera setengah tiang pada semua kantor pemerintahan. Negara berduka, semua media menayangkan penghormatan dan musik pembukaan lagu, iklan baliho digital dikosongkan dan stasiun televisi mengumumkan berita – berita tentang kematiannya. Pada akun facebook dari warga Singapura banyak yang memasang foto dari Lee Kuan Yew. Pada pertengahan hari warga dari daerah pemilihan di wilayah Tanjong Pagar tiba di klub komunitas untuk memberikan penghormatan terakhirnya. Ketika masa remaja L Kalaiselvan, 57, teringat kalau ia sering menghadiri kampanye pemilu dari Lee Kuan Yew. “Ketika gilirannya (Lee) untuk berbicara, itu seperti banteng atau singa yang sedang beraksi diatas panggung pemilu. Suaranya begitu memerintah. Anda merasa seperti berada di dalam genggaman yang aman, “ucap Kalaiselvan. Banyak juga warga Singapura yang datang ke depan pintu besi istana, sebuah kompleks yang menjadi rumah dinas presiden dan kantor perdana menteri. Pejabat setempat telah mengkordinasikan penempatan tenda – tenda dengan papan besar yang diperuntukkan bagi para warga untuk menuliskan kesan dan pesannya. Warga yang datang bermacam – macam dengan wajah serius, muda, tua membawa karangan bunga, kartu. Beberapa orang membacakan apa yang tertulis di kartu sementara banyak warga lainnya menyaksikan dengan linangan air mata. “Kami tak pernah memiliki pemimpin yang bekerja tanpa kenal lelah untuk warganya. Ia mengorbankan sebagian besar hidupnya untuk negara, “ungkap seorang warga, Carolyn Chia, 40. Ada kekhawatiran dan kegelisahan tersendiri diantara para warga negara yang berusia diatas 50 tahun, bahwa generasi muda akan melupakan warisan yang telah dibuat oleh Lee Kuan Yew dan kesulitan yang dihadapi oleh generasi sebelumnya. “Dia adalah bapak pendiri, dia memberi kami perumahan pemerintah dan pendidikan. Aku berutang segalanya padanya (Lee). Kala itu, kehidupan sangat sulit. Aku tak tahu apakah generasi muda akan mengingat itu semua, “ungkap Sum Choi Yoke, 65. Seperti dilansir BBC, W Chai, 35, seorang dosen mengatakan sudah menjadi tugas bagi generasinya untuk bertindak lebih menunjukkan kepada negara bahwa kita memang peduli. Ini menjadi tugas kami untuk meneruskannya. “Jalur apapun yang ditempuh oleh Pemimpin Singapura saat ini, itu harus lebih terbuka dan sekarang sedang terjadi. Sekarang disini warga ingin lebih bersuara.” Sambung W Chai. Generasi muda Singapura mengatakan, mereka menghormati Lee Kuan Yew, bahkan jika mereka tidak mendukung beberapa strategi penguatan angkatan bersenjata seperti tindakan kekerasan terhadap kritikus. “Sekarang akan menjadi sulit, karena peta dunia politik telah berubah. Namun saat itu, Lee Kuan Yew melakukan yang terbaik untuk Singapura. Itu tidak selalu mungkin menjadi orang baik dan melakukan apa yang diperlukan. “sambung Wong Chee Wai, 34.

Label: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar