Gadis 14 Tahun Akan Menjadi Penjelajah Polar Hat Trick Termuda

21.12 / Diposting oleh nivra /

Seorang gadis 14 tahun membulatkan tekadnya untuk melakukan perjalanan solo ‘Polar Hat Trick’. Dia berencana untuk menyeberangi Kutub Utara, Kutub Selatan dan Greenland Crossing, wilayah besar terletak di timurlaut Amerika Utara. Remaja putri asal Australia ini tinggal di Melbourne akan mulai melintas ketiga jalur terpisah ini selama dua tahun kedepan. Foto/BBC: Jade Hameister penjelajah 14 tahun akan jalani ekspedisi Polar Hat Trick ... “Alasan saya melakukan ini karena ingin menjadi sumber inspirasi bagi dan memberdayakan wanita muda diseluruh dunia untuk menjadi lebih aktif dan mewujudkan mimpi mereka,” jelas Hameister seperti dikutip BBC. Selama masa persiapan dan pelatihannya Hameister mendokumentasikan semua aktifitasnya melalui instagram. Dia juga banyak mendapatkan wawasan baru, serta pandangannya terhadap realitas juga terbentuk. Apa yang tengah dipersiapkan Hameister membuat mereka yang menghindari aktifitas kebugaran menjadi merasa buruk dengan diri mereka sendiri. Pelatihan Hameister dimulai setahun lalu. Awal tahun ini dia mengikuti sebuah pusat pelatihan di Selandia Baru. Disini dia mempelajari teknik bertahan hidup dan juga cara berjalan dengan ski.Perjalanan ini nantinya lebih difokuskan pada keseimbangan bobot. Juga berjalan dengan ski yang benar sehingga tidak terjerembab ke dalam gumpalan es. “Kami melakukan pelatihan selama 5 hari di Selandia Baru, mempelajari dasar-dasar dan cara teknik ski lintas alam, serta teknik lainnya yang wajib dikuasai oleh penjelajah,” jelas Hameister. “Dalam hal pelatihan kebugaran, kami melakukan teknik crossfit untuk membangun kekuatan dan daya tahan. Kami menarik sebuah ban besar di pantai dan kami telah melalui Pelatihan Ruang Ketinggian di Melborne sekali seminggu,” rinci remaja 14 tahun ini. Foto/JH: Semua persiapan dan pelatihan fisik telah dilaluinya dan dirinya telah siap Kini dia telah siap untuk menghadapi ekspedisi penuh adrenalin ini. Jade sudah mulai babak pertama perjalanannya menuju Kutub Utara yang menjadi rangkaian dari ekspedisinya. Pada Rabu (23/3) dia terbang dari kampung halamannya di Melbourne, Australia menuju kutub utara. Sebelumnya dia akan terlebih dulu menuju Oslo selama empat hari untuk persiapan akhir. Hameister dan timnya akan tiba di tempat penampungan pada 4 April. Dari sini dia akan melakukan perjalanan kaki dengan ski sejauh lebih dari 225 km diatas gumpalan es Lautan Artik untuk mencapai Kutub Utara. Ekspedisi yang tergolong berat ini tidak dilakukannya seorang diri. Gadis ini akan didampingi oleh tim pendukung terdiri dari dua orang. Pertama adalah ayahnya sendiri, Paul, yang telah mendaki Gunung Everest. Pendamping kedua adalah Eric Philips, orang Australia pertama yang berhasil melintasi Kutub Utara dan Selatan dengan ski bersama seorang rekannya. Perjalanan di babak pertama diprediksi akan dapat dilalui dalam 21 hari. Keseluruhan jalur ekspedisi yang akan dilaluinya mencapai 1243 mil (2000 km) terbagi menjadi tiga ekspedisi. Jika semua sesuai jadwal maka Hameister akan menjalani babak kedua di Greenland Crossing pada April 2017. Babak terakhir di Kutub Selatan akan dijalaninya pada Desember 2017. Ketiga jalur ini dijuluki dengan ‘Polar Hat Trick’. Aksi ini mulai terlintas dibenaknya saat dirinya bertemu dengan seorang wanita asal Islandia di Tempat Peristirahatan Gunung Everest. Saat itu Hameister masih berusia 12 tahun, wanita Islandia ini menceritakan bahwa dia telah melakukan ekspedisi solo melintasi Kutub Selatan. Cerita ini menjadi inspirasi bagi Hameister untuk melakukan ekspedisinya sendiri bahkan melebihinya. “Baru setahun setelah pertemuan itu saya memutuskan untuk melakukannya dan saya terobsesi dengan ekspedisi ini,” jelas Hameister pada Mashable Australia. “Pelatihan dimulai saat usia saya sudah cukup untuk melakukannya,” tambah Hameister. Dia menambahkan keluarganya juga telah berkomunikasi dengan para ahli dan para petualang. Mereka mencari informasi untuk meyakinkan bahwa ekspedisi ini mungkin dilakukan oleh gadis berusia 14 tahun. Dia juga mengatakan bahwa resiko terbesarnya adalah jika dia tidak melakukannya. “Saya agak bersemangat dan sedikit gugup. Semua tantangan yang akan dihadapinya membuatnya gugup,” lanjut Hameister. “Terdapat benda berbentuk gumpalan es yang mengambang, sehingga memnungkinkan bagi kita untuk dapat tercebur ke dalam Lautan Artik dan kami akan menyeberangi perairan terbuka. Jadi kita akan meluncur dengan kereta salju dan mengubahnya menjadi rakit,” jelas Hameister. Juga terdapat wilayah zona kompresi, dimana gumpalan-gumpalan es runtuh. Ini akan menjadi halang rintang saat melintas dengan ketinggian 1 hingga dua meter. Juga masalah hipotermia, serangan hawa dingin dan tak ketinggalan adalah adanya beruang kutub. Saat menceritakan kondisi yang akan dihadapinya, Hameister terdengar seperti seorang penjelajah profesional, sepertinya dia dapat melakukannya dengan mudah layaknya berjalan di taman.

Label: , , , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar