Akhir Dari Dominasi Politik Keluarga Shinawatra di Thailand

20.58 / Diposting oleh nivra /

BANGKOK – Anggota parlemen Thailand melakukan rapat dengar pendapat tentang pemakzulan terhadap mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, pada Jum’at (9/1). Hal ini akan membuat Yingluck dilarang mengikuti panggung politik aktif selama 5 tahun kedepan dan menyulut api ketegangan di beberapa wilayah negara... ...Ia merupakan perdana menteri wanita pertama di Thailand yang dimakzulkan atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan pada Mei lalu. Beberapa hari setelahnya pemerintahan yang dipimpinnya digulingkan oleh kudeta militer. Hal ini menyulut terjadinya aksi demonstrasi terhadap Yingluck selama beberapa bulan. Para lawan politiknya turut serta dalam aksi demo ini. Namun, popularitas Yingluck tetap tinggi diantara para pendukungnya yang tinggal di pedesaan miskin yang memilihnya saat terjadi tanah longsor. Seperti yang dialami dengan saudaranya saat penggulingan PM Thailand Thaksin Shinawatra, rapat dengar pendapat tentang pemakzulan ini dapat berjalan tenang namun rentan konflik dibawah pengawasan militer. Dalam sebuah pernyataannya kepada pihak militer yang ditunjuk oleh Majelis Legislatif Nasional, Yingluck mengatakan, proses ini akan sia – sia karena ia tak lagi memegang jabatan politik apapun. “Saya disingkirkan dari jabatan Perdana Menteri. Sekarang saya tak mempunyai posisi politik apapun untuk disingkirkan, “ujar Yingluck kepada majelis, seperti dikutip Reuters. Sekitar 20 pendukung Yingluck berkumpul diluar gedung parlemen, meski pihak pemerintah telah memberi peringatan untuk tidak mendekat. Beberapa pendukungnya memegang bunga mawar merah dan berusaha untuk mengangkat foto Yingluck, sampai polisi meminta mereka untuk tidak memamerkan foto itu. Yingluck mengumbar senyumnya, dengan berpakaian setelan blazer hitam dan kaus merah muda ia tiba untuk menghadiri rapat yang keamanannya dijaga ketat dan para pendukung dari partainya turut mendampinginya. Seseorang bertanya kepadanya apakah ia merasa nyaman untuk mempertahankan diri dan Yingluck menjawab, “Mari kita tunggu dan lihat.” seperti dilansir AFP. Pada awal permulaan rapat Vicha Mahakhun, Komisioner dari Komisi Nasional Anti Korupsi mengatakan, Yingluck dituduh lalai dalam menjalankan tugasnya menyebabkan kerugian besar bagi negara. Dibutuhkan suara sebanyak 3/5 dari jumlah 250 orang anggota parlemen, agar proses pemakzulan ini dapat dinyatakan sah secara hukum. Sebuah keputusan diharapkan dapat dihasilkan pada akhir Januari ini. Thailand berada dalam situasi darurat militer dan kumpulan masa ditempat umum sangat dilarang. Kasus ini menyangkut peran serta Yingluck pada program subsidi beras, yang dikritik tidak tepat serta dianggap sebagai sedekah yang boros untuk para pendukung Shinawatra. Hal ini menyebabkan kerugian negara sebesar miliaran US dollar. Sehari setelah ia dipaksa melepaskan jabatannya pada Mei lalu, dakwaan atas kelalaian menjalankan tugas yang berkaitan dengan program beras dijatuhkan kepadanya oleh Komisi Nasional Anti Korupsi. Pemakzulan merupakan jalan terakhir yang ditempuh selama perjuangan 10 tahun terakhir yang memecah belah kekuasaan antara keluarga Shinawatra dan pendukung raja serta militer menganggap Thaksin yang popular yang sebelumnya pernah memimpin perusahaan telekomunikasi sebagai sebuah ancaman. Sebuah putusan bersalah akan membuat Yingluck dilarang berpolitik pada tingkat apapun. Para pendukungnya mengatakan kasus ini ditujukan untuk menghalangi Yingluck dari sebuah pemilu mendatang. Pihak militer akan mengadakan pemilu pada awal tahun depan dan mengakhiri pengaruh politik dari keluarga Shinawatra.

Label: , ,

0 komentar:

Posting Komentar