Abu Sayyaf Ledakkan Kota Davao Tewaskan 14 Orang

20.42 / Diposting oleh nivra /

DAVAO – Otoritas Filipina menyatakan bahwa ledakan yang terjadi pada Jum’at (2/9) malam di sebuah pasar malam merupakan aksi kelompok radikal. Kota Davao tempat kelahiran Presiden Duterte harus kehilangan 14 warganya karena tewas akibat ledakan ini. Sementara 67 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk 16 orang yang menderita luka berat dan kini kondisi mereka kritis. Sebuah bom rakitan meledak di tengah keramaian pasar yang terletak dijantung kota Davao. Foto/Getty Images: Abu Sayyaf lakukan aksi ledakan bom di Davao, 14 orang tewas ... Tempat terjadinya ledakan berdekatan dengan hotel Marcopolo, tempat yang sering dikunjungi Duterte dan ledakan terjadi pada Jum’at (2/9) sebelum pukul 23.00. Otoritas Filipina menyatakan kelompok Abu Sayyaf, yang merupakan kelompok militan kecil yang telah menyatakan dukungannya kepada ISIS bertanggung jawb atas ledakan ini. Abu Sayyaf berusaha membalas dendam kepada pemerintah Filipina atas serangan yang dilakukan pihak militer pada minggu lalu. Martin Andanar, juru bicara Kepresidenan Filipina mengatakan bahwa Presiden Duterte yakin bahwa kelompok militan berada dibalik terjadinya ledakan. “Kantor kepresidenan mengonfirmasikan kebenaran bahwa ledakan merupakan aksi balas dendam kelompok Abu Sayyaf,” jelas Sara Duterte, walikota Davao yang juga putri dari Presiden Duterte kepada CNN Filipina seperti dikutip AFP. Saat ledakan terjadi Presiden Duterte sedang berada di kota kelahirannya Davao, namun beliau tidak berada disekitar pasar itu. Presiden Duterte mengatakan bahwa ini merupakan aksi terorisme, dia juga memerinthkan untuk menambah kekuatan militer. Delfin Lorenzana, Menteri Pertahanan mengatakan bahwa Abu Sayyaf Group (ASG) melakukan aksi balas dendam setelah banyak dari anggota mereka yang tewas di markas mereka sendiri di Pulau Jolo sekitar 900 km dari Davao. “Kami telah memperkirakan hal ini dan telah memperingatkan pihak militer akan hal ini. Namun musuh sangat mahir menggunakan ruang demokrasi yang diberikan oleh konstitusi Filipina. Mereka bergerak bebas tanpa hambatan untuk melakukan teror,” ucap Lorenzana dalam pernyataannya seperti dikutip BBC. Sebelumnya Pemerintah Filipina mengumumkan akan menambah kekuatan militer untuk melawan kelompok Abu Sayyaf di Sulu. Pihak militer harus kehilangan 15 tentaranya karena bentrok senjata dengan kelompok militan ini yang terjadi minggu lalu di Jolo. Menanggapi insiden ini, Abu Rami, juru bicara kelompok Abu Sayyaf mengatakan bahwa serangan Davao juga dijadikan seruan bagi seluruh mujahidin untuk bersatu ditengah serangan pihak pemerintah terhadap Abu Sayyaf. Rami juga mengatakan bahwa serangan ini bukan taktik untuk mengalihkan pasukan pemerintah yang tengah mengejar penjahat di Sulu dan Basilan. Serangan seperti ini bisa terjadi lagi di kemudian hari. Maribel Tabalwon, 34, seorang pengusaha durian kepada AFP mengatakan kakacauan terjadi setelh terdengar suara ledakan itu. Dia juga ikut menolong tiga orang yang menjadi korban ledakan. Salah satu diantaranya merupakan seorang wanita yang tengah hamil 7 bulan, namun wanita ini meninggal saat dilakukan pertolongan padanya. “Ledakan ini sangat keras membuat tanah bergetar. Dia merangkak namun cukup beruntung dirinya tidak terinjak akibat kepanikan masl itu. Dia menderita shok dan mengalami pendarahan,” jelas Tabalwon dilansir AFP. Presiden Duterte pada Sabtu (3/8) mendeklarasikan pelanggaran hukum nasional, penasehat keamanannya mengatakan perintah ini memberi kekuasaan tambahan kepada militer untuk melakukan penegakan hukum yang biasa dilakukan oleh polisi.

Label: , , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar