Salah satu faktor penentu keberhasilan seseorang dalam menjalankan usaha sendiri adalah keberania. Bryan Do, seorang pengusaha muda mengatakan dibutuhkan keberanian untuk memulai sebuah perusahaan di Korea Selatan. “Ibu mertua saya memohon kepada saya, agar tidak berhenti bekerja dari Microsoft, “ucap Bryan seperti dilansir BBC. ... Seseorang yang bekerja dengan posisi jabatan cukup baik pada perusahaan multinasional di Korea Selatan dianggap memiliki gengsi tersendiri. Sahabat dari Bryan mengatakan bahwa ia benar – benar sudah keterlaluan melepaskan jabatan itu. Bryan merupakan pria keturunan Korea Selatan yang lahir di Amerika Serikat (AS), setelah ia menamatkan kuliahnya di Universitas California, Los Angeles ia segera pindah ke Korea Selatan. Setelah banyak pengalaman kerja di bidang kelistrikan termasuk juga menjalankan tugasnya sebagai hubungan masyrakat, berperan juga pada saat pendirian perusahaan teknologi dan terakhir sebagai pekerja senior di perusahaan perangkat lunak raksasa Microsoft selama beberapa tahun. Namun setelah semua yang dijalaninya itu didukung dengan pengalaman kerjanya ia menginginkan adanya perubahan. “Saya ingin menunjukkan bahwa anda dapat menjadi sukses dengan melakukan hal lainnya, bukan apa yang telah dilakukan selama hidup kita, “ungkap Bryan. Ia juga mengakui bahwa terdapat juga faktor krisis paruh baya yang melatar belakangi keputusannya. “Daripada membeli mobil Porsche, saya memulai sebuah perusahaan, “sambung Bryan. Sudah sejak lama Ia mempunyai ketertarikan kuat kepada minuman bir dan setelah membuka sebuah bar di kota Seoul, Korea Selatan ia mulai membuat birnya sendiri. Ia menambahkan meskipun saat itu bir produksi rumahan sangat diminati dan tumbuh pesat di Korea Selatan. Craft beer, bir yang dijual di dalam bar, masih belum banyak dikenal orang. Ia memberikan percobaan cuma – Cuma untuk meningkatkan penjualan bir. Menurut Bryan, tren datang begitu cepat menyebar namun cepat juga menghilang di pasar Korea dan tak lama setelah peluncuran pabrik birnya peminatnya pun semakin banyak. Namun pertumbuhan ini memberikan potensi ancaman. Selama beberapa dekade terakhir, industri bisnis di Korea Selatan dikuasai oleh perusahaan besar, korporasi multi divisi seperti Samsung, Hyundai dan lainnya. Bryan menambahkan para raksasa ini ingin dilibatkan dalam semua aspek ekonomi. Akan sangat lumrah bagi mereka jika perkembangan usaha mereka jauh lebih cepat di sektor pembuatan bir. Meskipun ancaman persaingan sengit dari para konglomerat, ia mengatakan masih terdapat wilayah abu – abu. Ia meyakini hal itu, tak seperti dirinya dan para pemain kecil lainnya, perusahaan besar mempunyai kekuatan bagian pemasaran yang sangat kuat untuk meningkatkan kesadaran kerajinan membuat bir diantara para konsumen lainnya, sehingga menguntungkan semua orang yang terlibat di pasar. Namun terdapat pengusaha Korea Selatan lainnya yang ingin keluar dari bayang – bayang konglomerat. Kim Tae-wook seorang pemilik usaha jasa pernikahan, iWedding, salah satu usaha penyelenggara pernikahan terbesar di Korea Selatan. Sebelum menggeluti usaha ini ia adalah seorang penyanyi, karir bernyanyinya harus berhenti ketika ia mengalami masalah dengan pita suaranya membuatnya harus beristirahat selama dua tahun. “Di Korea perusahaan kecil pada akhirnya akan tergantung pada perusahaan besar. Saya tak ingin terbawa ke dalam situasi seperti itu, “ucap Kim Tae-wook. “Hal yang tersulit bagi saya adalah ketika saya kehilangan impian sebagai musisi, “kenang Kim. “Itu sama beratnya jika saya dijatuhi hukuman mati, “sambung Kim. Ide memulai usaha ini muncul ketika ia mengurus proses pernikahannya sendiri, berkordinasi dengan pihak televisi dan artis Chae Shi-ra. Ia mengatakan ia menemukan banyak kesulitan dalam prosesnya. “Tak terdapat pelayanan yang konsisten, bahkan untuk harga dari produk yang sama berbeda di tempat satu dengan lainnya, “lanjut Kim. Ia berharap perusahaan jasa pernikahan ini dapat berkembang dan menjadi contoh yang baik kedepannya dalam industri ini. Sejauh ini, perusahaannya telah mengatur sebanyak 120.000 pernikahan dan sekarang telah membuka cabang untuk menjangkau pasar yang lebih luas. “Sebanyak 300.000 pasangan menikah setiap tahunnya di Korea Selatan, namun di China ada 10.000.000 pasangan yang menikah tiap tahunnya. Ini merupakan peluang pasar yang sangat besar, “imbuh Kim. Para pebisnis pemula diharapkan untuk melihat kemungkinan pertumbuhan usahanya tidak hanya didalam negeri saja, mengingat terdapat persaingan yang intens dari perusahaan besar di dalam negeri. Jake Park, dari perusahaan media sosial VCNC mengingatkan pengusaha Korea jangan hanya mengambil keuntungan saja. “Tantangan terbesar kami adalah globalisasi, “ucap Park. Perusahaannya menciptakan program aplikasi yang menargetkan pasangan, sekarang telah memiliki jutaan pengguna. Para investor mengatakan akan bagus bagi pengusaha Korea untuk dapat melihat kesempatan di dalam dan luar negeri. Namun, apakah motivasi mereka sudah cukup untuk meraih sukses. Steve Tappin, seorang pakar kepemimpinan mengatakan pengusaha Korea Selatan dapat memiliki peluang cerah selama mereka mampu beradaptasi dan mengambil resiko lebih.
Label: aplikasi khusus pasangan, jasa pernikahan, Korea Selatan, pembuat bir, pengusaha baru, wirausaha
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar