Frantisek Hadrava seorang warga sipil biasa yang berprofesi sebagai tukang kunci. Pria asal kota Zdikov, Republik Ceko berusia 45 tahun ini mempersiapkan Vampira, pesawat berjenis sangat ringan hasil buatannya. Hanya membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas di halaman rumahnya untuk merakit Vampira.
Foto/Getty Image: Hadrava ke kantornya dengan Vampira, pesawat ringan homemade
...Berawal dari rasa kesalnya karena selalu terjebak dalam kemacetan yang menjadi rutinitas dalam perjalanan menuju tempat kerjanya.
Bagi Hadrava, mengendarai mobil selama 15 menit menuju tempat kerjanya terlalu memakan banyak waktu. Itu sebabnya dia rela menghabiskan uang sehingga 100 ribu koruna (Rp 55 juta) untuk membuat pesawat sendiri.
Kesal Dengan Kemacetan Frantisek Hadrava Buat Pesawat Sendiri
ARAB SAUDI – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry pada Kamis (25/8) menawarkan strategi inisiatif perdamaian baru bagi Yaman. Hal ini bertujuan untuk mengakhiri perang saudara dan menyatukan pemerintahan. Perpecahan dalam otoritas Yaman telah berjalan selama 17 bulan. ...“Perang ini harus dihentikan dan ini harus segera dihentikan secepatnya,” terang Kerry seperti dilansir AFP. Menlu AS mengajukan penawarannya ini saat berkunjung ke Arab Saudi, untuk pertemuan dengan Raja Arab, PM Inggris dan utusan perdamaian PBB untuk Yaman. Dia menambahkan bahwa negara yang hadir menyetujui rancangan pembaruan untuk negosiasi antara pemerintahan yang didukung Arab Saudi dan pemberontak Syiah yang didukung Iran. Sebelumnya juga telah dilakukan pembahasan di Kuwait pada tiga bulan lalu. Kala itu pertemuan berlangsung tanpa ada kemajuan. Pembicaraan itu ditunda ketika para pemberontak Houthi Syiah dan tentara yang setia pada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh menunjuk pemerintahan baru untuk mengatur Yaman. Menlu AS juga menawarkan rencana yang melibatkan partisipasi Houthi dalam peralihan pemerintahan untuk mengakhiri peperangan dan pelucutan senjata. “Ini sebuah penawaran yang memberikan Houthi kesempatan untuk berpartisipasi dalam struktur pemerintahan peralihan yang akan terbentuk,” sambung Menlu Kerry. Kerry juga menyatakan dampak kemanusiaan yang mengejutkan akibat perang ini. Dana tambahan kemanusiaan hampir senilai USD 189 juta (Rp. 2,5 triliun) juga telah dikucurkan untuk menanggulangi krisis. Jumlah dana keseluruhan yang dikucurkan AS untuk kemanusiaan ini mencapai lebih dari USD 327 juta (Rp. 4,3 triliun) sejak Oktober 2015. Bantuan kemanusiaan ini ditujukan bagi 80% atau sekitar 21 juta warga, jumlah ini sudah termasuk 10 juta orang yang berada dalam situasi darurat pangan. Perang di Yaman melibatkan kekuatan antara koalisi sembilan negara Arab dipimpin oleh Arab Saudi melawan pemberontak Houthi Syiah serta pasukan yang setia kepada mantan presiden Yaman. Houthi, yang bersekutu dengan saingannya Arab Saudi yakni Iran, merebut ibukota, Sanaa, pada tahun 2014. Dalam rekomendasi yang dikeluarkan pada Kamis (25/8), komisaris tinggi hak asasi manusia PBB menyerukan kepada dunia internasional untuk "menahan diri menghadapi pihak yang mendorong atau mempersenjatai konflik." Amerika Serikat telah mendukung koalisi dengan penjualan persenjataan bernilai multi-miliar dolar dan memberikan dukungan logistik serta intelijen. HAM, Amnesty International dan kelompok hak asasi lainnya telah sama-sama mendesak AS, Inggris dan Perancis untuk menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi. Sejumlah anggota parlemen AS juga telah menyatakan keprihatinan tentang peran Washington dalam konflik. Selama konferensi pers di Jeddah, Kerry mengatakan stabilitas di Yaman penting di tengah upaya perluasan kelompok-kelompok ekstremis di sana seperti ISIS dan al-Qaida. Dia menyatakan keprihatinan tentang rudal dan roket yang ditembakkan dari Yaman menuju perbatasan selatan Arab Saudi. Beberapa penyerangan bersenjata di perbatasan telah menewaskan banyak warga sipil dan puluhan tentara perbatasan Arab Saudi. Setelah pertemuannya dengan Raja Saudi, Kerry menulis di Twitter bahwa mereka membahas "perlu untuk mencapai solusi politik (dan) mengatasi krisis kemanusiaan di Yaman," serta perang di Suriah dan memerangi kelompok ISIS. Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya mendukung pemberontak yang memerangi pasukan Presiden Suriah Bashar Assad, dan adalah anggota koalisi pemboman pimpinan AS melawan ISIS di Irak dan Suriah. Malam sebelumnya, Kerry bertemu selama tiga jam dengan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang juga menteri pertahanan Arab Saudi.
Read More.. Label: akhiri perang, John Kerry, krisis, Menlu AS, perang saudara, solusi perdamaian, Timur Tengah, Yaman