Tambang Giok Myanmar Jadi Rebutan Penguasa

19.49 / Diposting oleh nivra /

Pada laporan yang diterbitkan tertera angka yang mengejutkan hampir mencapai USD 31 miliar (Rp 423,3 triliun) yang berhasil dikumpulkan dari hasil tambang Birma tahun lalu. Diperkirakan dalam satu dekade terakhir angka yang berhasil dikumpulkan mencapai lebih dari USD 120 milyar (Rp 1.639 triliun). ... Perusahaan pertambangan batu giok di Myanmar yang dikaitkan dengan pihak militer diduga melakukan pencurian sumber tambang terbesar dalam sejarah modern ini,” ucap Global Witness dalam jurnalnya dilansir BBC. Pemerintah tak memberi komentarnya atau mempertanyakan kuantitas atau penilaian dari batu giok itu. Namun dilaporkan juga bahwa sebagian besar dari hasil tambang batu jenis permata ini telah ditimbun, sejauh ini hanya sebagian kecil saja yang dijual. Tambang batu giok yang terletak di Hpakant negara bagian Kachin, Myanmar merupakan tambang giok terbesar di dunia. Untuk mengoperasikan tambang ini dibutuhkan hubungan dengan pihak militer. Global Witness menyatakan perusahaan penambang yang terdaftar ini dimiliki oleh pihak militer atau dikelola oleh orang yang mempunyai kedekatan dengan militer. Hanya sebagian kecil saja wilayah tambang yang dikuasai oleh pihak tentara etnis pemberontak dengan timbal balik pemeliharaan gencatan senjata. iok “Jika keluarga militer tidak memiliki perusahaan tambang, maka mereka dapat dijadikan kambing hitam,” ucap Davis dari Global Witness dilansir BBC. “Para keluarga ini menghasilkan uang dalam jumlah yang sangat besar, biasa puluhan dan ratusan juta dollar AS,” jelas Davis. Muncul dugaan bahwa usaha dari keluarga pensiunan Jenderal Than Shwe menghasilkan keuntungan lebih dari USD 220 juta (Rp 3 triliun) dari penjualan batu giok pada 2013 dan 2014. Beberapa tokoh penting lainnya yang diduga mendapat untung besar dari perdagangan batu giok adalah para keluarga dari pensiunan Jenderal Than Shwe. Sebagai panglima militer Myanmar yang berkuasa pada periode 1992 dan 2011, dia menjadi pemimpin yang represif dan memenjarakan orang – orang yang berseberangan dengannya. Meskipun telah pensiun dari militer banyak yang meyakini bahwa pengaruhnya dalam bisnis ini masih sangat kuat. Global Witness dalam laporannya yang diberi judul “Giok: Rahasia Besar Pemerintah Myanmar” mengatakan perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan sang Jnderal berhasil meraup laba sebesar USD 220 juta (Rp 3 triliun) dari penjualan batu giok pada 2013 dan 2014. Beberapa perusahaan lainnya juga terkait dengan penguasa saat ini, namun nama – nama yang beredar merupakan tokoh penting sebelum pemerintahan kuasi sipil berkuasa pada 2011. Laporan yang dibuat lebih dari setahun ini memperoleh angka tepatnya sebesar USD 30,859 miliar (Rp 421,43 triliun). Angka ini dihasilkan dari produksi tambang batu giok seberat 16.684 ton. Lalu mereka menentukan angka dari proporsi kualitas atau jenis batu gioknya. Dari harga publik batu giok yang terjual mereka berhasil melakukan perhitungan perdagangan batu giok. Untuk memverifikasi keakuratan data ini pihak Gobal Witness membandingkan data batu yang diimpor dari China. Tahun lalu saja batu mulia dan semi mulia yang diimpor dari Myanmar bernilai USD 12,3 miliar (Rp 168 triliun ) dengan total berat 5.402 ton. Berdasarkan angka ini data yang diimpor dari China pada 2014 mencapai USD 37,98 miliar (Rp 518,6 triliun). Namun perkiraan angka kasarnya tetap sama dan dalam jumlah yang besar. Angka sebenarnya diyakini jauh lebih besar dari yang dipublikasikan. Perdagangan Giok dengan kualitas terbaik tidak pernah dilakukan dengan prosedur resmi, mereka melakukannya dengan menyelundupkan langsung ke pembeli – pembeli dari China. Ye Htay seorang direktur dari Kementrian Pertambangan Myanmar mengatakan, bahwa nilai transaksi yang dilaporkan Global Witness masuk akal, namun kebanyakan dari hasil tambang itu ditimbun tidak untuk diperdagangkan. Penjualan giok melalui distributor Nay Pyi Taw pada 2014 hampir mencapai USD 1 miliar (Rp 13,6 triliun) dimana sekitar USD 90 juta (Rp 1,2 triliun) untuk pembayaran pajak.

Label: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar