PUTRAJAYA – Badan Penegak Maritim Malaysia (MMEA) memastikan keterlibatan 13 orang dalam aksi pembajakan kapal MT Orkim Harmony, namun saat ini baru 8 orang yang berhasil ditahan, sementara lima lainnya masih dalam perburuan pihak berwajib. ... Ahmad Puzi Ab Kahar, Wakil Direktur MMEA mengatakan disamping delapan orang yang telah ditahan di perairan Vietnam pada Jum’at (19/6), terdapat lima orang yang kabur dengan kapal penarik yang sebelumnya digunakan untuk mendekati kapal MT Orkim Harmony. Kelima tersangka memisahkan diri dengan yang lainnya, kemudian angkatan laut Indonesia menemukan kapal penarik mereka di Batam. “Kelima orang ini masih buron, sementara ini kami menggunakan segala cara untuk memastikan kedelapan tersangka dapat diekstradisi ke Malaysia untuk penyelidikan lebih lanjut, “ucap Datuk Ahmad Puzi saat konferensi media seperti dilansir StraitsTimes. Dia juga mengatakan dari penyelidikan lanjutan yang dilakukan otoritas Vietnam terungkap bahwa para tersangka bukan penjahat amatir, tapi penjahat kawakan. “Melihat bagaimana mereka melakukan aksi perampokan, dengan mematikan Sistem Identifikasi Otomatis (AIS). Sehingga mereka dapat pergi tanpa terdeteksi dan bagaimana saat mereka ditemukan dengan gepokan uang tunai di kapal. Itu menunjukkan bahwa mereka tahu apa yang mereka lakukan, “sambung Puzi. Dia menambahkan otoritas Malaysia melakukan upaya semaksimal mungkin untuk memastikan para tersangka dapat diekstradisi secepatnya. Dalam pernyataannya Ahmad Puzi mengatakan, otoritas Vietnam mengonfirmasi bahwa delapan orang tersangka ini telah mengakui melakukan kejahatan. Puzi menyatakan bahwa MMEA sejauh ini sedang menangani 5 kasus perampokan bersenjata yang melibatkan 40 tersangka, yang kini menjalani hukuman karena melakukan pelanggaran kriminal. Sidang pengadilan telah dimulai untuk kasus yang melibatkan kapal MT Sun Birdie. “Oleh karena itu, bagi MMEA penyelidikan dan penuntutan melibatkan perampokan di laut bukanlah hal baru, “lanjut Puzi. Tim forensik MMEA telah mulai mengumpulkan barang bukti dari MT Orkim Harmony dan pernyataan sedang dibuat dari para saksi yang berada di kapal. Dalam perkembangan terkait, Puzi mengatakan nahkoda dan kru dari MT Orkim Harmony diberikan konseling untuk mengatasi trauma dari insiden. Rumah Sakit Angkatan Bersenjata dan bala bantuan MER-C Malaysia yang memberikan konseling ini. Kapal MT Orkim Harmony bermuatan bahan bakar bensin seberat 6.000 ton, diperkirakan senilai 21 juta ringgit (Rp 74,8 miliar). Saat dilaporkan hilang pada 11 Juni pukul 8:57 kapal sedang melakukan pelayaran dari Malaka menuju pelabuhan Kuantan. Kapal yang dimiliki oleh perusahaan Magna Meridian Sdn Bhd saat itu sedang membawa 22 kru terdiri dari 16 warga Malaysia, 5 warga Indonesia dan seorang warga Myanmar.
Label: kapal dibajak, MMEA, MT Orkim Harmony, pembajak, perompak asal Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar