WASHINGTON – Data pribadi dari 18 juta pegawai aktif, pensiunan pegawai dan calon pegawai federal terkena dampak dari pembobolan data. Ini terjadi di Kantor Manajemen Personalia (OPM). Pihak Biro Penyelidik Federal (FBI) telah mengakui secara terbuka kepada publik data yang dibobol jumlahnya empat kali lebih banyak dari 4,2 juta yang diberitakan sebelumnya. ... Angka ini diperkirakan akan meningkat. James Comey, Direktur FBI memberikan kisaran angka 18 juta ketika rapat dengan senator AS dalam beberapa pekan terakhir dengan memakai data dari OPM. Data yang berhasil dibobol termasuk data orang yang melamar kerja di pemerintahan, tapi belum menjadi pegawai pemerintah. Katherine Archuleta, ketua OPM telah mulai dihadapkan pada kegagalan dari badan pemerintah yang dipimpinnya untuk melindungi data kunci keamanan nasional. Data – data ini dihargai cukup tinggi oleh badan intelijen asing. Lembaga ini juga dinilai lamban dalam memberikan informasi. “Saya berharap bahwa anda mencurahkan tenaga dan kerja keras dalam menjaga informasi dari tangan hackers sama seperti menjaga informasi dari tangan anggota kongres, “ucap Senator Stephen Lynch dari Massachusetts dilansir CNN. Pejabat AS mengatakan pihak hacker yang melakukan aksi tahun lalu membobol Key Point Government Solutions, perusahaan kontraktor untuk OPM diyakini sebagai hacker yang sama yang membobol data OPM pada April lalu. Pihak penyelidik menemukan adanya dokumen keamanan Key Point GS yang digunakan untuk menembus sistem jaringan computer OPM. Beberapa penyelidik yakin bahwa setelah pembobolan data tahun lalu, seharusnya OPM memblokir semua akses dari KeyPoint dan dengan begitu dapat terhindar dari kerusakan parah. Tapi seorang setelah penyelidikan mengatakan pejabat OPM tidak percaya cara seperti itu akan membuat perbedaan. Hal itu dikarenakan pembobolan data OPM diyakini lebih dulu dari pembobolan KeyPoint. Para hacker itu juga telah membuat jalur tak terdeteksi (backdoor) menuju sistem jaringan OPM, dilengkapi dengan akses sistem administrator tingkat tinggi kedalam jaringan yang disebut “kunci kerajaan”. Penyelidik AS meyakini bahwa pemerintah China menjadi otak dibalik penyusupan dunia maya ini, aksi ini dianggap sebagai yang terburuk terhadap pemerintahan AS. Sejauh ini OPM terjebak pada perkiraan 4,2 juta data, yang mana semua orang pemilik data ini telah diberitahu bahwa informasi mereka telah dicuri. Jurubicara FBI mengatakan investigasi sedang berjalan dan belum diketahui apa angkanya menjadi lebih besar. Pejabat AS mengatakan, jumlah sesungguhnya dari orang yang terkena diperkirakan akan bertambah, karena hackers mengakses penyimpanan data formulir pemerintah untuk memperoleh ijin keamanan. Formulir kuesioner SF86 berisi tentang informasi pribadi beberapa anggota keluarga dan rekan untuk setiap pegawai pemerintah. Minggu ini para pejabat OPM dihadapkan dengan beberapa kali rapat dengar pendapat dengan anggota kongres AS dan mendengar tanggapan mereka untuk itu. Terdapat tingginya rasa frustasi diantara anggota parlemen dan pegawai pemerintah, karena tanggapan dari pemerintahan Obama telah mengurangi kerasnya pelanggaran. Sementara itu pada pertemuan tingkat tinggi bilateral antara China – AS di Washington terkait masalah keamanan cyber. Kementerian luar negeri China pada Selasa (23/6) mengatakan pemerintah China menyerahkan sepenuhnya untuk membuat kondisi dalam kelanjutan pembicaraan terkait keamanan cyber. Isu keamanan cyber telah menjadi hambatan bagi hubungan kedua negara, meskipun hubungan telah terjadi kesepakatan bilateral ekonomi senilai USD 590 miliar (Rp 7.844,8 triliun) dalam perdagangan dua arah pada tahun lalu. Sebuah serangan pada lembaga AS, kantor manajemen personalia (OPM) pada bulan ini yang mencuri data 4 juta data pribadi pegawai dan pensiunan pegawai federal. Pihak AS menaruh curiga bahwa pihak China sedang membangun basis data yang besar untuk keperluan merekrut mata – mata. Tahun lalu pemerintah AS menuntut lima orang anggota militer China atas tuduhan membobol sistem jaringan komputer sebuah perusahaan Amerika. Insiden ini memaksa China mengakhiri kerjasama bilateral dalam keamanan cyber. Lu Kang, jurubicara Kementrian Luar Negeri China mengatakan keamanan internet adalah sesuatu yang harus ditangani bersama oelh komunitas internasional, karena ini adalah masalah umum. “China dan AS sebelumnya selalu memiliki mekanisme dialog yang bagus pada isu keamanan internet. Karena alasan yang telah diketahui bersama, dialog ini dihentikan, “ucap Kang dilansir Reuters. “Berbicara untuk mencari fakta kebenaran, melanjutkan pembicaraan ini mungkin AS perlu dengan baik menangani isu yang relevan untuk menciptakan kondisi yang nyaman pada dialog, “tambah Kang. Lebih dari 400 orang pejabat China berada di Washington dalam pertemuan tahunan membahas kerangka dialog ekonomi dan strategis (S&ED). Pembicaraan ini juga melibatkan 8 sekretaris kabinet AS.
Label: bilateral AS - China, hackers, keamanan cyber, lembaga AS dibobol hackers, Office of Personnel Management
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar