PARIS – Amerika Serikat telah menyatakan niatnya untuk mengakhiri aksi memata – matai pejabat Prancis. Hal ini diungkapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Barrack Obama yang menegaskan kembali pembicaraannya lewat telefon dengan Presiden Prancis, Francois Hollande bahwa pemerintah AS berkomitmen untuk mengakhiri kegiatan mata – mata. ... Percakapan kedua presiden diumumkan oleh kantor kepresidenan Prancis, setelah situs wikileaks mengungkapkan bahwa lembaga intelijen AS, NSA telah melakukan aksi memata – matai tiga Presiden Prancis yang terakhir. “Presiden Obama menegaskan dengan tegas komitmen pastinya, untuk mengakhiri kegiatan yang mungkin terjadi di masa lalu dan ini dianggap tak dapat diterima dikalangan sekutu, “ucap kantor kepresidenan Prancis dilansir Reuters. Sebelumnya Presiden Hollande mengadakan rapat darurat bersama para menterinya dan pejabat militer. Duta besar AS pun juga telah dipanggil oleh kementrian luar negeri. “Prancis tidak akan memberikan toleransi bagi yang mengancam keamanannya dan perlindungan kepentingannya, “tulis pernyataan sebelumnya. Kantor kepresidenan Prancis mengatakan, pejabat intelijen senior Prancis akan melakukan kunjungan ke AS untuk membahas masalah dan penguatan kerjasama antara kedua negara. “Kami harus memastikan bahwa kegiatan mata – mata ini telah berakhir, “ucap Stephane Le Foll juru bicara pemerintahan. Dia menambahkan para menteri telah diberitahukan untuk berhati – hati saat berbicara di ponsel mereka. Perdana Menteri (PM) Prancis, Manuel Valls, mendesak AS untuk segera memperbaiki "kerusakan" atas hubungannya dengan Prancis. Menteri Luar Negeri Laurent Fabius juga sudah memanggil Duta Besar AS untuk Prancis, Jane Hartley, guna membahas masalah tersebut. Secara umum Paris dan Washington memiliki hubungan yang baik. Dewan Keamanan PBB, pemegak hak veto, Prancis sangat teguh mempertahankan kebebasannya dalam kebijakan luar negeri dan lebih dari dua tahun terakhir terdapat gesekan dan gangguan pada kedua negara. Hollande juga sangat kecewa dengan keputusan menit akhir yang dilakukan Obama untuk tidak menyerang pemerintahan Suriah pada 2013. Peabat AS sering kali secara pribadi mengkritik sikap keras Prancis dalam pembicaraan program nuklir Iran. Pengungkapan ini pertama kali diberitakan oleh media Prancis harian Liberation dan situs berita Mediapart, yang mengatakan NSA memata – matai Presiden Jacques Chirac, Nicolas Sarkozy dan Francois Hollande selama periode 2006 sampai Mei 2012. Menurut beberapa dokumen, Sarkozy mempertimbangkan untuk mengulang kembali pembicaraan damai antara Israel dan Palestina tanpa keterlibatan AS. Hollande juga mengkhawatirkan Yunani dalam Uni Eropa pada 2012. Namun tak hanya sampai disini, Wikileaks masih akan menerbitkan informasi lagi rincian tentang sifat AS memata – matai Prancis. Le Foll, juru bicara pemerintah Prancis mengatakan belum diambil keputusan untuk mengambil langkah tuntutan hukum seperti yang dilakukan Jerman. Beberapa kalangan juga menyerukan untuk melakukan aksi pembalasan terhdap AS, yang mana konsekuensi diplomatic menjadi taruhannya. “Ancaman yang kita hadapi dan eratnya sejarah hubungan yang mengikat, kami harus mengedepankan perspektif, “ucap Le Foll. “Kami tak akan menghancurkan hubungan diplomatic, “sambung Le Foll. Claude Gueant, mantan kepala staf era Presiden Sarkozy dan salah satu yang menjadi target penyadapan NSA mengatakan: “Saya rasa kepercayaan telah dirusak.” Dokumen juga menyebutkan termasuk ponsel salah satu presiden, termasuk rangkuman percakapan antara pejabat Prancis saat krisis keuangan global, masa depan Uni Eropa, hubungan antara pemerintahan Hollande dan pemerintahan Merkel.
Label: AS hentikan penyadapan, Hollande, jalur komunikasi, mata - mata, NSA, Obama, Prancis tuduh AS memata - matai mereka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar