TUNISIA – Ratusan orang turis yang ketakutan segera diterbangkan dari Tunisia pada Sabtu (27/6), setelah aksi penembakan dari kelompok teror menewaskan 38 orang. Kebanyakan dari korban adalah warga negara Inggris yang menginap di penginapan Mediterania di Port el Kantaoui. ... Kelompok jihad ISIS yang menguasai sebagaian wilayah Irak dan Suriah mengklaim bertanggung jawab atas insiden penembakan pada Jum’at (26/6). Ini merupakan kejadian paling mematikan dari sejarah Suriah. Kementrian Kesehatan Tunisia mengatakan, sejauh ini dari 10 korban tewas yang diidentifikasi, delapan orang Inggris, satu asal Belgia, 1 Jerman. Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengingatkan negaranya perlu untuk bersiap bahwa faktanya kebanyakan korban tewas adalah warga Inggris. “Mereka adalah orang – orang tak bersalah yang sedang berlibur, bersantai dan menikmati waktu dengan teman – teman dan keluarga, “ucap Cameron dilansir AFP. Otoritas Tunisia mengatakan, proses identifikasi membutuhkan waktu sedikit lebih lama. Hal ini dikarenakan pada waktu berada di pantai para turis banyak yang tidak membawa identitas. Sebanyak 39 orang lainnya terluka ketika penyerang ini menggunakan senjata api dari balik payung dan menembaki kerumunan turis yang berada di pantai juga yang berada di kolam renang. Perdana Menteri Habib Essid pada Sabtu (27/6) mengumumkan bahwa mulai bulan depan penjaga keamanan akan dipersenjatai. Mereka akan ditempatkan di wilayah sepanjang pantai dan dalam hotel – hotel yang biasa menjadi tempat menginap para turis. Menteri Luar Negeri Tunisia, Rafik Chelly mengatakan kepada Mosaique FM, bahwa penyerang adalah seorang mahasiswa yang tidak mempunyai rekam jejak kriminal. “Dia memasuki pantai, berpakaian seperti orang yang hendak berenang dan membawa payung pantai dengan senjata didalamnya. Kemudian ketika dia berada di pantai dia melepaskan tembakan, “ucap Chelly Namun pukulan telak telah dirasakan oleh industri pariwisata dengan adanya pembatalan yang dilakukan operator tur Thomas Cook. Dia menawarkan kepada calon pelanggannya untuk mengubah pemesanan menuju negara – negara Afrika Utara. Asosiasi Agen Perjalanan Inggris mengatakan, sudah berkonsultasi dengan kementrian luar negeri tentang rencana jangka panjang. Serangan ini merupakan yang kedua kali terjadi terhadap turis di Tunisia tahun ini dan bersamaan dengan tewasnya 26 orang di mesjid Syiah di Kuwait. Serta serangan di pabrik gas yang terjadi di Lyon, Prancis. ISIS mengklaim dua serangan, pengeboman Kuwait dan serangan Tunisia, hanya beberapa hari dari ulang tahun ISIS. Mereka mendeklarasikan wilayah khalifah di Irak dan Suriah. Penyerang adalah ‘tentara kekhalifahan’ yang menargetkan musuh – musuh dari kelompok ISIS dan sarang percabulan dan kemurtadan. “Kebanyakan dari korban tewas adalah orang – orang kafir yang melawan kekhalifahan, “ucap kelompok ISIS. Para saksi mata menggambarkan situasi panik setelah adanya penembakan di hotel terletak di pinggiran Sousse sekitar 140 km wilayah selatan ibukota Tunisia. “Yang saya lihat adalah senjata dan payung, “ucap Ellie Makin kepada stasiun tv ITV. “Kemudian dia menembakkan ke sisi sebelah kanan kami. Jika dia menembak ke sisi sebelah kiri saya tak tahu apa yang akan terjadi, namun kami semua beruntung, “sambung Makin. Olivia Leathley, 24, mendengar suara keras dan ketika dia sampai di lobby hotel untuk mencari tahu apa yang terjadi. Dia melihat seorang wanita yang suaminya tertembak di perut tepat dihadapannya. “Yang dikatakan wanita itu adalah suaminya telah ditembak dan dia beradadi pantai. Suaminya hanya mengatakan “Saya mencintaimu, saya mencintaimu dan kemudian kedua matanya tertutup. Sementara wanita lainnya, Saera Wilson, 26, menceritakan bagaimana pria tunangannya Matthew James, 30, tertembak tiga kali ketika hendak melindunginya dan segera dibawa ke rumah sakit. “Saya berhutang nyawa karena dia sengaja berada didepanku ketika penembakan terjadi, “ucap Wilson kepada BBC. Wilson menilai tindakan yang dilakukan ayah dari dua anak itu sangat bijaksana dan berani. Wilson pun mengikuti perintah James untuk menyelamatkan diri. "Aku terpaksa meninggalkannya karena penembakan terus berlangsung," kata Wilson. Slim Brahim, seorang pembuat kue di Hotel Riu Imperial Marhaba mengatakan bahwa setelah melakukan pembantaian turis di pantai, si penyerang meletakkan senjatanya. “Saya melihat seseorang menembak kearah turis lansia sehingga mereka tewas, “ucap Brahim dilansir AFP. “Kemudian dia melemparkan granat ke kolam renang, “sambung Brahim.
Label: ISIS, pantai mencekam, penembakan turis, Port el Kantaoui, Tunisia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar