SOUTH CAROLINA – Kepolisian Amerika Serikat telah menahan seorang remaja kulit putih pada Kamis (18/6). Remaja ini ditahan karena diduga sebagai pelaku penembakan di dalam gereja terletak di Charleston, South Carolina. Remaja bernama Dylann Roof, 21, merupakan pelaku tunggal penembakan di gereja tua yang mayoritas jemaatnya warga Afrika – Amerika. Dia putus sekolah dari sebuah sekolah menengah di AS. ... Serangan terbaru ini yang dapat memicu ketegangan rasial, telah menewaskan 9 orang. Saat penembakan Roof mengenakan jaket dengan jahitan bendera rezim supremasi kulit putih. Para jemaat gereja sedang belajar Alkitab ketika penembakan terjadi pada Rabu (17/6) malam. Penangkapan Roof terjadi setelah polisi mendapat informasi tentang keberadaan Roof dari seorang penjual bunga. Deborah Dills, 51, sedang berkendara dari rumahnya di Gastonia, N.C menuju tempat kerjanya. Dills bekerja sebagai penjual bunga di Kings Mountain, N.C. Kemudian dia melihat mobil Hyundai Elantra dengan plat nomor Carolina Selatan. Tak lama Dills teringat dari kabar berita yang dilihatnya pada pagi hari. Tak tahu harus berbuat apa, dia menghubungi Todd Frady pemilik toko bunga. “Dia menjadi gugup dan menghentikan mobilnya, “ucap Frady. Namun Frady meminta Dills untuk tetap mengikuti mobil itu, sementara Frady menghubungi Polisi Kings Mountain. Dills kemudian kembali menyetir di jalan bebas hambatan. Kemudian memasuki wilayah Charlotte bagian barat, setibanya di lampu merah dekat Walmart di Shelby, N.C kemudian dia berhenti dibelakang mobil yang dicurigai dan mambacakan plat nomor mobil kepada Frady yang langsung meneruskan kepada polisi. “Ya itu, itu dia, “ucap Frady. Dia ditangkap pada sebuah halte bus di Carolina Utara yang berjarak 200 mil (321,8 km) pada Kamis (18/6) dan beberapa jam kemudian diterbangkan kembali ke Charleston, Carolina Selatan menuju ke tempat kejadian di Gereja Emanuel African Methodist Episcopal. Tayangan televisi menunjukkan tersangka bertubuh kurus ini menaiki pesawat kecil dengan tangan terikat dan mengenakan seragam penjara hitam putih. Penjara Daerah Charleston menunjukkan foto tersangka dengan wajah cemberut, kekanak – kanakan dengan potongan rambut seperti mangkuk. Dalton Tyler, seorang teman dari Roof kepada ABC News mengatakan Roof pernah berbicara kepadanya untuk mendukung pemisahan rasial. Dia menambahkan bahwa Roof ingin mulai melakukan perang saudara. Pembantaian ini merupakan yang terburuk yang terjadi di tempat ibadah di AS selama beberapa dekade. Dianggap sebagai periode tergelap dari sejarah AS dalam sebuah gereja yang pernah habis terbakar setelah gagalnya aksi pemberontakan para budak. Gregory Mullen, Kepala Polisi Charleston mengatakan, “Saya sangat yakin ini adalah kejahatan dengan motif kebencian.” Presiden Barrack Obama sangat frustasi dengan kejadian dan menyebutnya pembunuhan yang tak masuk akal. Dia meminta warga Amerika Serikat harus mengubah kebudayaan bersenjata. Obama meminta aturan kepemilikan senjata bagi warga AS ditinjau ulang dan diperketat lagi. “Pada saat yang sama, kami sebagai warga negara harus memperhitungkan bahwa jenis kekerasan semacam ini tidak terjadi di negara lainnya, “ucap Obama dilansir AFP. “Saya mengatakan bahwa mengakui politik di kota ini akan menyita banyak waktu dari yang sekarang dijalankan. Tapi akan menjadi salah jika kita mengabaikannya. Dan di beberapa titik akan menjadi sangat penting bagi warga AS untuk datang dan mengatasinya dan bagi kami untuk dapat bergeser bagaimana mengatasi isu kekerasan bersenjata secara bersama – sama, “sambung Presiden Obama.
Label: Deborah Dills, Dylann Roof pelaku penembakan, Gereja tua di Charleston, kekerasan senjata di AS, penembakan di gereja, South Carolina
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar