SEOUL – Dua rumah sakit di Korea Selatan melakukan uji coba perawatan pasien Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Dengan menyuntikkan plasma darah dari pasien yang berhasil pulih ke pasien yang sekarat. Hal ini dikemukakan Kementerian Kesehatan pada Selasa (16/6). ... Pada saat yang sama juga dilaporkan terjadi empat kasus baru MERS, secara keseluruhan warga yang terjangkit MERS di Korea Selatan mencapai 154 kasus. Ini merupakan jumlah kasus terbesar diluar Arab Saudi. Kementerian Kesehatan Korea Selatan juga menyatakan 3 orang pasien meninggal, sehingga total kematian akibat MERS mencapai 19 orang. Korea Selatan mendeteksi pertama kali warganya yang terjangkit MERS pada 20 Mei lalu. Kwon Jun-wook, Kepala Kebijakan Kesehatan Publik di Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengatakan, prosedur uji coba plasma ini dilakukan terhadap dua orang yang terjangkit virus sebagai upaya perawatan lanjutan. “Menurut para pakar kesehatan dalam negeri, masih ada dasar pengujian klinis yang belum cukup terkait hasil pengobatan dengan plasma, “ucap Kwon dilansir Reuters. “Kementerian Kesehatan sangat yakin kepada para ahli medis untuk melanjutkan metode pengobatan ini, “lanjut Kwon. Ia mengatakan pengobatan plasma sebelumnya juga pernah dilakukan terhadap pengidap virus SARS. Pasien yang terparah diobati dengan plasma sehingga dapat mengurangi angka kematian hingga 23%. Kementerian Kesehatan Korea Selatan juga telah menempatkan lebih dari 5.500 warganya dalam karantina di dalam rumah atau di fasilitas kesehatan. Eom Joong-sik, seorang profesor ahli penyakit infeksi di Universitas Hallym mengatakan, terapi plasma belum dicoba secara menyeluruh kepada pasien MERS, karena masih minimnya hasil studi klinis yang dilakukan. Tiga tahun setelah diketahui virus MERS pertama kali menulari manusia, belum terdapat obat atau vaksin yang dapat melindungi manusia dari tertular virus ini. Masih sedikit penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan vaksin, meskipun informasi detil ilmiah cukup tersedia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan wabah di Korea Selatan sangat besar dan kompleks dan seluruh kasus MERS telah ditelusuri ke seluruh fasilitas kesehatan. Pada minggu lalu, WHO melakukan peninjauan terkait wabah MERS Korea Selatan. Terlihat adanya penurunan dari langkah pengawasan yang disarankan. Komite darurat MERS yang dibentuk WHO juga akan melakukan pertemuan pada Selasa pekan depan di Jenewa, Swiss. Mereka akan membahas teknis perkembangan tentang epidemiologi dan hal – hal yang harus dilakukan guna menanggulangi penyebaran virus di kemudian hari. Sementara di Jerman pada Selasa (16/6) dilaporkan bahwa seorang pria 65 tahun meninggal karena komplikasi dari terinfeksi virus MERS. Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan, pria ini tewas pada 6 Juni lalu dibagian barat kota Ostercappeln, Jerman setelah sebelumnya ia melakukan kunjungan ke semenanjung Arab pada Februari lalu. Ia tewas akibat penyakit paru – paru kemudian terinfeksi MERS. Kementerian Kesehatan Jerman menambahkan, pada pertengahan Mei lalu dokter menentukan bahwa pasien telah pulih dari infeksi MERS, kemudian ia dipindahkan dari ruang isolasi. “Setiap penularan virus MERS dari orang yang berhubungan dengan pasien telah berhasil dicegah, “tulis pernyataan Kemenkes Jerman. Menteri Kesehatan Daerah, Cornelia Rundt menyebut ini ‘sukses besar’ terkait tindakan pencegahan yang dilakukan setelah seorang pasien terdiagnosa virus. “Lebih dari 200 orang kemudian diperiksa apakah terjangkit MERS, dan tak seorang pun terinfeksi, “ucap Rundt dilansir AFP. MERS disebabkan oleh virus corona, berasal dari keluarga virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang mewabah pada 2003 di China. Pada 2012 virus MERS pertama kali terdeteksi di Arab Saudi, lebih dari 1.000 orang terinfeksi dan 454 orang tewas. Jumlah kasus MERS baru di Korea Selatan menurun tajam sejak minggu lalu, awalnya peningkatan jumlah kasus mencapai 23 orang.
Label: Korea Selatan MERS, pasien, pengobatan MERS, terapi plasma darah, wabah MERS, warga Jerman MERS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar