Peringati KDRT dan Pelecehan Seksual, Pria Kenakan Red High Heels

19.27 / Diposting oleh nivra /

Sebuah acara dengan mengambil tema “Walk a Mile in Her Shoes” (Jalan 1 Mil Dengan Sepatu Wanita) diadakan pada Minggu (26/4) di Beirut, Lebanon. Acara seperti ini baru pertama kali dilangsungkan di Timur Tengah. ... Orang – orang berbaris di jalanan untuk menandai peringatan kepada para wanita yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Media Daily Star Lebanon melaporkan, parade ini mewajibkan para pria untuk mengenakan sepatu berhak tinggi warna merah. Sebanyak 200 orang mengenakan alas kaki bertumit merah untuk berparade sambil memegang spanduk yang bertuliskan ”Silence hides violence” dan ”Smash violence under your heels” diantara yang lain, menurut Daily Star. Acara ini diselenggarakan untuk penggalangan dana yang akan diberikan kepada KAFA, sebuah organisasi hak asasi wanita, dengan melakukan penjualan sepatu berhak tinggi kepada para pria. Selain berparade terdapat juga acara donor darah dan pentas musik dengan lagu – lagu yang menarik, namun tetap dengan mengusung tema pelecehan terhadap perempuan sebagai bagian dari acara. UF Concept adalah pelaksana dari acara amal ini, yang dimulai dari Marina Dbayyeh pada Minggu (26/4) pukul 10 pagi. Parade sepatu hak tinggi ini berawal pada 2001 di Strength United di California, Amerika Serikat. Dulu acara ini diadakan untuk menggalang dana yang diperuntukkan bagi yayasan penampungan korban pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Acara ini kemudian dikenal luas diseluruh dunia dengan tujuan membantu korban kekerasan gender dan penyerangan seksual. Tak hanya di Beirut, Lebanon, di negeri paman sam pun acara juga berlangsung di Universitas negeri Buffalo, New York, AS. Acara diikuti oleh ratusan peserta yang berjalan pada lintasan sepanjang satu mil. Para pria mengenakan berbagai macam sepatu wanita yang berhak sedang dan tinggi, sebagai bentuk peringatan dari adanya pelecehan seksual dan kekerasan gender. Peserta berjalan dari jalan utama menuju jalan Hertel Avenue kemudian jalan Starin Avenue dan kembali ke tempat semula. “Ketika saya pertama kali mengikuti acara ini hanya ada 15 atau 20 orang, kebanyakan wanita, “ucap Maracle yang juga anggota komunitas pejalan kaki. “Sekarang kami melakukannya di pusat kota, dapat diikuti oleh penduduk lokal. Ini tak hanya sekedar acara sekolah lagi, tapi sudah menjadi acara komunitas, “sambung Maracle yang juga menjabat asisten direktur Health Education di Sub Board Inc.

Label: , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar