Rusia Tuduh Ukraina Mengingkari Kesepakatan Minsk

20.48 / Diposting oleh nivra /

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin telah mengecam pengajuan pihak Ukraina untuk mengerahkan pasukan perdamaian PBB di Ukraina timur, hal ini dianggap sebagai langkah yang destruktif. ...“Seruan Presiden Ukraina ini menimbulkan kecurigaan bahwa ia ingin menghancurkan perjanjian Minsk, “ungkap Churkin, seperti dikutip BBC. Gencatan senjata yang telah disepakati di Minsk, tercapai seminggu yang lalu. Namun perebutan wilayah kekuasaan atas kota strategis Debaltseve, membuat pihak Ukraina menarik mundur pasukannya. Pada Kamis, terlihat intensitas serangan meningkat di kota Donetsk yang dikuasai pemberontak. Pejabat Ukraina juga melaporkan adanya serangan mortir yang dilakukan pihak pemberontak di kota pesisir pantai Shirokyne dekat Mariupol. Churkin menuduh Presiden Ukraina, Petro Poroshenko sedang mencari cara lain daripada bertindak sesuai dengan apa yang telah disepakati. “Jika satu usulan baru segera diajukan, akan muncul pertanyaan apakah perjanjian akan dihargai, “sambung Churkin. Kepemimpinan sepihak dari Donetsk People Republic, menunjukkan bahwa usulan untuk diturunkannya pasukan perdamaian merupakan sebuah pelanggaran atas perjanjian Minsk. Pemimpin dari Rusia, Ukraina, Jerman dan Perancis, keempat pemimpin negara tersebut mengadakan pembicaraan lanjutan via telefon pada Kamis. Pihak Kepresidenan Perancis mengatakan, pelanggaran gencatan senjata dikecam keras. Para pemimpin mengusulkan pelaksanaan paket lengkap yang terdiri dari langkah – langkah yang disepakati di Minsk, termasuk gencatan senjata penuh, penarikan mundur persenjataan berat dan pembebasan tawanan perang. Poroshenko meminta pasukan penjaga perdamaian PBB yang diberi mandat untuk menegakkan gencatan senjata setelah berlangsungnya pertempuran yang disertai dengan penguasaan wilayah Debaltseve. Poroshenko melalui situs resmi kepresidenan menyatakan, dengan bentuk bantuan dari kepolisian Uni Eropa akan menjadi format yang tepat untuk misi perdamaian. Saat mengadakan rapat darurat keamanan nasional bersama dengan dewan pertahanan Ukraina, Poroshenko mengatakan, ini akan menjamin keamanan dalam situasi dimana adanya pelanggaran terhadap sebuah perjanjian. Gencatan senjata harus terlaksana, tak ada yang akan mengirimkan pasukannya ke medan pertempuran. Permintaan Poroshenko untuk pengerahan pasukan perdamaian merupakan sebuah rintangan diplomatik yang tidak dapat diatasi. Rusia yang memiliki hak veto dalam Dewan Keamanan PBB, tak hanya menjadi pengamat yang menarik. Walaupun menolak, terlihat oleh Ukraina dan negara Barat sebagai sebuah partisipasi aktif didalam konflik itu. Banyak pengamat yang menyatakan, terlaksana atau tidaknya gencatan senjata masih banyak pertempuran yang akan mereka hadapi. Di Ukraina sendiri kedua belah pihak, memiliki ambisi besar terhadap penguasaan wilayah. Pemberontak yang didukung Rusia akan melangkah lebih jauh dan pemerintah Ukraina berambisi merebut kembali wilayahnya. Sementara itu menurut seorang sumber dari pihak militer di Kiev, sebanyak 14 tentara Ukraina tewas dan 173 tentara lainnya terluka dalam waktu 24 jam terakhir.

Label: , , ,

0 komentar:

Posting Komentar