Kecelakaan Ferry Filipina Akibat Topan Kalmaegi Akibat tidak dapat mengendalikan kemudi kapal ferry dan terjangan ombak yang besar menyebabkan kecelakaan kapal ferry di Filipina, Sabtu 13/9. Masih tersisa 39 orang yang belum ditemukan, ungkap pihak pemerintah Filipina. Kecelakaan Ferry Filipina Akibat Topan Kalmaegi Akibat tidak dapat mengendalikan kemudi kapal ferry dan terjangan ombak yang besar menyebabkan kecelakaan kapal ferry di Filipina, Sabtu 13/9. Masih tersisa 39 orang yang belum ditemukan, ungkap pihak pemerintah Filipina. Manila, Filipina - Akibat tidak dapat mengendalikan kemudi kapal ferry dan terjangan ombak yang besar menyebabkan kecelakaan kapal ferry di Filipina, Sabtu 13/9. Masih tersisa 39 orang yang belum ditemukan, ungkap pihak pemerintah Filipina. Badan Penyelamat Bencana Nasional Filipina dalam pernyataannya mengatakan, kecelakaan itu terjadi di bagian tengah pulau Leyte. Kapal ferry bernama “The Maharlika II” membawa penumpang sebanyak 84 orang termasuk awak kapal, hilang kendali dan tersapu ombak besar. Sehingga memaksa para penumpangnya menyelamatkan diri dengan cara meninggalkan kapal itu. Kapal penyelamat baru berhasil menyelamatkan 55 orang, tulis pernyataan seperti dikutip CNA. Kapal – kapal penyelamat masih terus melakukan upaya pencarian terhadap para awak kapal dan para penumpang. Sejauh ini belum ada laporan adanya korban meninggal. Masih menurut pernyataan, bahwa kapal dinyatakan tenggelam, namun beberapa pihak masih menyangkal mengenai keadaan kondisi kapal itu. “ Beberapa perahu penyelamat mengalami kesulitan menuju lokasi kejadian dikarenakan ombak yang sangat besar, “ ungkap juru bicara badan penyelamat Mina Marasigan. Kapal ferry melaporkan adanya masalah dengan perangkat kemudi kapal dan terjangan hujan lebat yang diperburuk oleh angin topan Kalmaegi yang mengarah ke bagian utara Filipina, ungkap Marasigan. Sebelumnya seorang anggota penyelamat mengatakan, bahwa kapal tertimpa musibah disekitar 6 mil laut ( 11 km ) dari pulau kecil Panaon atau sekitar 680 km ( 420 mil ) dari bagian selatan Manila. Meskipun hanya 84 orang yang tercatat di manifest kapal, namun sudah menjadi hal biasa di Filipina sering kali penumpang naik kapal dengan tidak tercatat. Industri maritim di Filipina kurang memperhatikan beberapa hal yaitu, buruknya pemeliharaan kapal, peraturan kapal ferry yang longgar menjadi penyebab utama dari dari kejadian ini. Pemerintah Filipina pada Minggu 14/9 menghimbau kepada warga Filipina untuk bersiap diri atas kemungkinan akan datangnya banjir bandang, tanah longsor yang disebabkan oleh angin topan Kalmaegi. Hujan sangat lebat disertai kecepatan angin yang mencapai 160 km per jam ( 100 mil per jam ) diperkirakan mencapai wilayah timurlaut dari pulau Luzon pada sore menjelang malam, ungkap pemerintah seperti dilansir situs cna. Badan Penyelamat Bencana Nasional Filipina mengatakan, sedikitnya ada 3 kota yang akan terkena dampak langsung dari topan Kalmaegi. Ketua Dewan Alexander Pama lewat siaran televise mengatakan, “Saya menghimabau pada seluruh warga Filipina, untuk melakukan tindakan pencegahan untuk segala situasi dan dengarkan peringatan – peringatan yang disampaikan oleh kepala desa. Jangan menunggu sampai topan menghampiri Anda”. Dia mengingatkan bahwa topan akan menyebabkan terjadinya ombak setinggi 6,5 kaki ( 2 meter ) di daerah pesisir pantai. Beberapa tahun terakhir banyak terjadi kecelakaan kapal yang menelan ratusan korban. Kecelakaan kapal terburuk di Filipina terjadi pada 1987 ketika kapal ferry Dona Paz bertabrakan dengan kapal tanker yang mengakibatkan 4.300 orang meninggal dunia.
Label: angin topan, ferry accident, Philippines storm, Typhoon Kalmaegi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar