Manfaat Keamanan Pangan untuk Industri Pangan Nasional Kerjasama ilmuwan Indonesia dan Australia dalam menggunakan teknologi mikrobiologi untuk pengembangan pangan nasional. Manfaat Keamanan Pangan untuk Industri Pangan Nasional Kerjasama ilmuwan Indonesia dan Australia dalam menggunakan teknologi mikrobiologi untuk pengembangan pangan nasional. JAKARTA – Dua ilmuwan asal Australia memberikan presentasi teknologi keamanan pangan untuk pengembangan pangan nasional dengan teknologi mikrobiologi pangan. Profesor Mike Gidley yang menjabat sebagai Direktur dari Pusat Nutrisi dan Ilmu Pangan (CNAFS) dari Universitas Qeensland, Australia memberikan presentasi hubungan antara struktur dan fungsi dari jaringan biopolymer seperti granula pati dan dinding sel tanaman. Hal ini mengarah pada karakteristik rinci dari pati dan serat makanan baik diluar dan didalam makhluk hidup. Penelitiannya menghasilkan peluang untuk mengoptimalkan nilai gizi dan asupan makanan. Prof Gidley akan menekankan pada kedua pemahaman, pengembangan hubungan antara makanan dan kesehatan. Sehingga hal ini akan memberikan kesempatan bagi negara-negara seperti Australia dan Indonesia untuk menciptakan industri ekspor makanan khas. Pendekatan umum untuk meningkatkan nilai gizi adalah dengan "kembali ke masa depan" lebih memperkenalkan kembali makanan yang diperoleh langsung dari hasil pertanian daripada menggunakan pengolahan energy intensif untuk menyuling bahan – bahan makanan yang kemudian dibuat kembali menjadi makanan. Sementara itu Profesor Dr. Julian Cox yang menjabat sebagai Dekan di Universitas New South Wales (UNSW) memaparkan mikrobiologi pangan dan keamanan pangan. Cox memfokuskan penelitiannya pada industri unggas melakukan pengujian pada bakteri Salmonella dan Campylobacter. Penelitian yang telah berlangsung lama ini sudah dikenal luas oleh kalangan internasional. Ia juga melakukan kajian akibat dari dua bakteri makanan tadi yang berada di dalam saluran usus. Professor Cox lebih membahas keamanan pangan yang berkaitan dengan industri makanan di Indonesia, khususnya industri telur. Keamanan pangan tidak dapat ditoleransikan, karena setiap orang berhak untuk mengkonsumsi makanan yang aman dan bergizi. Manajemen keamanan pangan harus menerapkan sitim pasokan yang menyeluruh. Dari awal produksi sampai ke titik akhir yaitu konsumen. Dengan menggunakan bakteri pathogen Salmonella ia melakukan pengkajian terhadap strategi dan persyaratan untuk melakukan pengawasan produksi serta konsumsi pangan. Seminar yang diadakan di kantor Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada Senin 15/9 merupakan bagian dari Program Seni dan Budaya Kedutaan Australia 2014. Seminar ini juga dihadir oleh undangan perwakilan dari beberapa universitas di Indonesia. Duta Besar Australia Greg Moriarty mengatakan, seminar ini akan menampilkan inovasi ilmiah Australia di bidang pangan dan hubungannya dengan kesehatan, melalui teknologi pangan serta perkembangan terakhir dibidang ini. “Seri seminar ini akan memungkinkan Australia dan Indonesia menggali gagasan – gagasan seputar hasil pertanian untuk diproduksi langsung menjadi makanan siap saji dan diskusi mengenai keamanan pangan dalam hubungannya dengan industri pangan Indonesia, “ungkap Duta Besar. “Saya berharap seri ini akan menguatkan hubungan profesionalisme ilmuwan – ilmuwan antara dua negara dan juga dengan institusi akademisi” ,tambahnya.
Label: biopolymer, Indonesia Australia, keamanan pangan, mikrobiologi, Teknologi pangan, University Queensland, UNSW
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar