ISTANBUL – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (24/5) mengingatkan Uni Eropa untuk pemberlakukan bebas visa bagi negaranya. Jika ini tidak dikabulkan maka parlemen Turki akan menghentikan rancangan undang-undang yang mengatur masuknya para pengungsi ke Eropa. ... Peringatan yang diberikan Erdogan ini diumumkan bersamaan dengan meningkatnya ketegangan hubungan antara Erdogan dan Uni Eropa terkait perjanjian dan hak asasi manusia. “Jika bebas visa tidak diberlakukan, tak ada keputusan dan undang-undang dalam kerangka kerja yang dikeluarkan dari parlemen Turki,” jelas Erdogan saat pidato penutupan KTT Kemanusiaan Dunia di Istanbul seperti dilansir AFP. “Kementrian Luar Negeri Turki, akan berdiskusi dengan Uni Eropa. Jika berhasil maka akan berjalan bagus. Jika tidak, maka saya minta maaf,” tambah Erdogan. Otoritas Turki juga mengeluhkan kekhawatiran Uni Eropa yang akan menyerahkan janji bantuan senilai 6 miliar Euro (Rp. 91,2 triliun). Awalnya dana segar ini diperuntukkan membantu para pengungsi Suriah di Turki. Erdogan menambahkan bahwa Turki mereka tak pernah mengajukan permintaan bantuan, mereka hanya ingin kejujuran. “Saat dilihat apa yang sudah dilakukan sejauh ini, faktanya mereka tak memenuhi komitmen yang mereka buat. Turki harus memenuhi criteria ? Kriteria seperti apa yang dimaksud ?” sambung Erdogan lagi seperti dilansir BBC. Dalam perjanjian antara Turki dan Uni Eropa tertera bahwa pengungsi yang masuk wilayah Yunani secara ilegal sejak 20 Maret akan dideportasi ke Turki. Hal ini dilakukan jika mereka tidak memenuhi persyaratan untuk mengajukan suaka atau jika pengajuan mereka ditolak. Untuk setiap pengungsi Suriah yang dikirim ke Turki, pihak Uni Eropa harus mengambil seorang pengungsi Suriah yang membuat permohonan suaka secara resmi. Selama KTT Kemanusiaan Dunia berlangsung Erdogan juga menekankan bahwa Turki telah menampung sebanyak 3 juta pengungsi asal Suriah dan Irak. Ini menjadi sebuah contoh bagi dunia. Dia mengatakan hal ini dapat menyulut kembali hati nurani seluruh dunia secara bersama-sama. “Jika hal ini masuk dalam buku sejarah sebagai salah satu dari pertemuan yang tak terhitung jumlahnya dimana tanpa hasil. Saya akan sangat kecewa,” tandas Erdogan. Namun Sekjen PBB Ban Ki Moon mengatakan dirinya sedikit kecewa banyak pemimpin dunia, dengan pengecualian Kanselir Jerman tidak ikut serta bersama Turki. Ban mengatakan ketidakhadiran mereka tidak menjadi alasan untuk tidak ikut berpartisipasi. Erdogan juga menyampaikan kembali idenya untuk membangun sebuah kota di Suriah, sehingga pengungsi Suriah di Turki dapat kembali memiliki tempat tinggal. Dia mengatakan ide ini merupakan hasil perbincangan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Sementara Uni Eropa menilai bahwa untuk mendapatkan bebas visa Turki harus melakukan revisi undang-undang terkait masalah terorisme. Hal ini menjadi salah satu kriteria yang menjadi perhatian utama. Revisi undang-undang terorisme Turki harus mengacu pada perjanjian yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Kelompok aktivis hak asasi manusia dan Uni Eropa menuduh Turki menggunakan undang-undang ini untuk menekan jurnalis dan membungkam perbedaan pendapat. Pemerintahan Ankara membantah tuduhan ini dengan mengatakan hal ini dilakukan untuk melawan kelompok militan. Erdogan menuduh Uni Eropa telah bersikap munafik dengan mengedepankan permintaan ini. Agar bebas visa bagi Turki segera terwujud, pemerintahan Erdogan harus memenuhi 72 kriteria dengan tenggat waktu hingga akhir Juni. Namun Angela Merkel yang telah melakukan pembicaraan dengan Erdogan berpendapat tidak cukup waktu bagi Turki untuk memenuhi kriteria ini.
Label: bebas visa schengen bagi Turki, bebas visa Turki, Erdogan, Istanbul, KTT Kemanusiaan Dunia, Turki, uni eropa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar