BANGALORE – India untuk pertama kalinya berhasil meluncurkan pesawat kecil ruang angkasa pada Senin (23/5). Kini Organisasi Peneliti Angkasa Luar India (ISRO) yang dikenal hemat akan bersaing secara global dalam membuat roket. Mereka juga mengembangkan roket yang dapat digunakan kembali sebagai pesawat terbang. ... Dengan sumber pendanaan yang sangat minim dalam industri antariksa hanya sebesar 1 miliar rupee atau USD 14 juta (Rp. 201 miliar). Jika dibanding dengan badan antariksa negara lain dalam program ruang angkasanya jumlah ini hanya mencapai sebagian kecil dari miliaran USD. ISRO mengembangkan pesawat ruang angkasanya dalam waktu lima tahun. Pesawat ruang angkasa made in India berukuran 7 meter diluncurkan dari Andrha Pradesh. Tim ISRO berharap pesawat ini dapat terbang sejauh 70 km menuju atmosfir bumi. ISRO berharap India dapat meluncurkan pesawat ulang alik guna ulang secara penuh pada 10 tahun mendatang. Teknologi guna ulang ini secara signifikan dapat mengurangi biaya eksplorsi ruang angkasa. Komunitas internasional ruang angkasa beberapa kali mengadakan kontes untuk merancang pesawat ruang angkasa, setelah NASA berhenti dengan program Space Shuttle pada 2011. Kendaraan Peluncur Guna Ulang (RLV-TD) diluncurkan pada Senin (23/5) pada pukul 07:00 waktu setempat dari kota Srihari. Pesawat ini meluncur di langit cerah biru wilayah tenggara India. ISRO juga melakukan pemantauan terhadap pesawatnya, mereka akan mengukur kecepatan hipersonik, melakukan pendaratan mandiri dan pengumpulan data penting. Setelah mencapai ketinggian 70 km, pesawat ini meluncur turun kembali ke bumi menghantam kedalam Bay of Bengal 10 menit kemudian. Uji coba pesawat ini memang dalam skala kecil, namun ini merupakan tonggak awal menuju skala penuh yang sekarang dalam tahap pengembangan. “Kami telah berhasil menuntaskan misi RLV sebagai demonstrator teknologi,” jelas Devi Prasad Karnik juru bicara ISRO seperti dilansir AFP. Sementara Kiran Kumar Ketua ISRO mengatakan uji coba RLV ini pada intinya adalah upaya untuk mengurangi biaya infrastruktur program ruang angkasa. “RLV merupakan sebuah mekanisme bagi kami untuk menurunkan biaya peluncuran. Kami berniat untuk melakukan serangkaian uji coba demonstrasi teknologi. Yang pertama adalah yang kami sebut HEX-01 merupakan ujicoba hipersonik. Juga disebut badan bersayap,” jelas Kumar dilansir Times Of India. “Karenanya kami pertama kali menciptakan bodi bersayap, yang akan meluncur kembali dari ruang angkasa. Ini akan dilengkapi dengan roket pendorong. Sebagai tambahan ini adalah tahap pertama dari serangkaian uji coba. Jalan kami masih panjang untuk mencapai skala penuh RLV. Ini akan menjadi kapasitas yang luar biasa dengan dana produksi yang minim,” tambahnya. Elon Musk pengusaha internet telah lebih dulu meluncurkan roket Space X. Pada April lalu kepada media Musk mengatakan bahwa dia menghabiskan dana sebesar USD 300 ribu (Rp. 4 miliar ) untuk bahan bakar roket. Untuk membuat sebuah roket dibutuhkan dana sebesar USD 60 juta (Rp. 815 miliar). Space X berhasil melakukan pendaratan dengan roket Falcon 9 nya pada Desember lalu. Sementara roket Blue Origin yang dibuat oleh Jeff Bezos pemilik Amazon menjadi pesaing utama roket Space X. Bezos juga berhasil meluncurkan roket yang dibuat oleh timnya. Blue Origin yang dilengkapi dengan roket New Sheppard dalam uji coba ketiganya berhasil melakukan pendaratan vertikal pada April. Bukan merupakan hal aneh bagi badan antariksa India untuk mencapai prestasi gemilang dengan anggaran yang terbatas. Pada 2013 ISRO juga berhasil meluncurkan roket tanpa awaknya ke Mars dengan biaya hanya USD 73 juta (Rp. 991,7 miliar). Jika dibanding dengan NASA, badan antariksa Amerika Serikat yang menghabiskan dana USD 671 juta (Rp. 9,1 triliun) untuk dapa mengorbit di Mars melalui misi Maven Mars.
Label: India, ISRO, pesawat ruang angkasa mini, RLV, space shuttle India, teknologi roket
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar