RIYADH – Arab Saudi mengeksekusi mati 47 orang pada Sabtu (2/1). Otoritas setempat mengatakan dalam jumlah tersebut juga termasuk seorang ulama terkenal Syiah asal Iran juga dihukum mati karena protes anti pemerintahan dan aliran Suni. Ulama ini dihukum mati karena keterlibatannya dalam serangan kelompok Al-Qaeda yang mematikan. ... Syekh Nimr al-Nimr merupakan seorang ulama terkemuka Iran berusia 56 tahun, dituduh menjadi penggerak kekuatan masa pada 2011 di wilayah Arab bagian timur yang merupakan wilayah kaum Suni. Kaum Syiah mengaku mengalami perilaku diskriminasi disini. Seperti dikutip AFP, Kementrian Dalam Negeri Arab Saudi dalam pernyataannya mengatakan bahwa 47 orang ini menjalani hukuman karena mengadopsi ideology takfiri, bergabung dengan organisasi teroris dan juga berupaya melakukan beberapa tindak kriminal. Kantor Kementrian juga menambahkan bahwa mereka semua menjalani eksekusi mati kemarin di 12 kota berbeda di Arab Saudi. Kendati demikian kantor kementrian tidak menjelaskan metode apa yang digunakan dalam eksekusi itu. Seperti diketahui bahwa Arab Saudi dalam melaksanakan eksekusi mati biasanya menggunakan pedang dengan cara memenggal kepala. Kantor berita resmi Arab Saudi, SPA mengatakan beberapa pengikut Suni yang dihukum karena keterlibatannya dalam serangan Al-Qaeda pada 2003 dan 2004. Pada insiden itu korban tewas terdiri dari warga Arab Saudi dan warga asing. Mereka yang dihukum mati adalah warga Arab Saudi yang terlibat kelompok radikal ISIS, seorang warga Mesir dan seorang warga Chad. Fares al-Shuwail yang menjadi pemimpin kelompok tertinggi Al-Qaeda di Arab Saudi juga termasuk dalam daftar hukuman mati itu, sebelumnya Shuwail telah ditangkap pada Agustus 2004. Hossein Jaber Ansari, jurubicara Kementrian Luar Negeri Iran menuduh Arab Saudi memberikan dukungan kepada terorisme dan mengeksekusi lawan-lawannya. “Pemerintahan Arab Saudi mendukung teroris dan takfiri (kelompok radikal Suni), ketika mengeksekusi dan menjalankan kritik di dalam negeri,” jelas Ansari seperti dilansir Reuters. Seperti dikutip BBC, Grand Mufti Syekh Abdulaziz Al-Syekh ulama terkemuka Arab Saudi mendukung pelaksanaan eksekusi ini dengan menyebut ‘rahmat bagi para tahanan’, karena akan mencegah mereka melakukan tindak kejahatan lagi. Pemerintah Arab Saudi telah membentuk unit khusus pada 2011 untuk memburu puluhan warga Arab Saudi dan warga asing yang menjadi anggota Al-Qaeda. Mereka yang terlibat dalam gelombang serangan 2003 menjadi target utama buruan unit khusus ini. Dalam serangan itu terjadi baku tembak dan peledakan yang menewaskan 150 orang warga Arab Saudi dan juga warga asing. Saat itu, Mohammed bin Nayef yang sekarang telah menjadi pangeran kerajaan Arab Saudi bertanggung jawab dan mengawasi diterapkannya tindakan keras kepada para militan. Kelompok militan Al-Qaeda melakukan penggabungan wilayah antara cabang Arab Saudi dan Yaman di semenanjung Arab pada 2009. Pihak AS menganggap kelompok gabungan ini sebagai jaringan kelompok teroris yang paling mematikan. Setelah wafatnya Raja Abdullah pada Januari 2015 pelaksanaan eksekusi mati telah mengalami peningkatan. Pada 2015 sebanyak 153 orang dieksekusi mati atas dakwaan beberapa tindak kejahatan termasuk perdagangan narkoba, sementara jumlah korban eksekusi mati pada 2014 hanya 87 orang.
Label: Arab Saudi, eksekusi 47 orang sehari, Syekh Nimr al-Nimr, ulama terkemuka Iran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar