WASHINGTON – Pemerintahan Amerika Serikat (AS) telah berjanji untuk mengurangi aktifitas mata-mata terhadap negara sekutunya. Namun kegiatan memata-matai jalur komunikasi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap berlangsung. Laporan ini dikeluarkan pertama kali oleh Wall Street Journal. ... Media AFP yang menghubungi Gedung Putih mengatakan bahwa mereka tidak menyangkal adanya laporan aktifitas ini, yang juga mengutip pernyataan dari beberapa pejabat aktif dan mantan pejabat AS lainnya. Namun Gedung Putih menyatakan pentingnya untuk membina hubungan erat dengan Israel. Kantor pemerintahan Netanyahu di Yerusalem, Israel tidak memberikan komentar terkait laporan ini, hal yang sama juga dilakukan oleh jurubicara Kementrian Luar Negeri Israel. Sejak dibeberkannya informasi rahasia AS yang dilakukan oleh Edward Snowden 2 tahun lalu, Presiden AS Barack Obama memberi perintah pada bawahannya untuk membatasi aktifitas mata-mata pada negara sekutu AS. Wall Street Journal yang melaporkan kegiatan mata-mata terhadap Netanyahu juga menyatakan bahwa Israel juga terus melakukan pemantauan terhadap rencana-rencana AS dalam melakukan negosiasi nuklir dengan Iran. Israel disinyalir berpotensi untuk melakukan gangguan yang pada akhirnya akan menghancurkan proses negosiasi ini. Namun pada Maret, pemerintah Israel membantah laporan ini bahwa dinas intelijennya telah melakukan mata-mata terhadap proses negosiasi kepemilikan nuklir antara Iran dengan beberapa negara besar. Badan Keamanan Nasional (NSA) terbukti melakukan pemantauan terhadap jalur komunikasi yang digunakan oleh pemimpin Jerman. Mereka melakukan penyadapan ponsel yang dipakai Kanselir Jerman Angela Merkel. Tak hanya Jerman, negara-negara sekutu AS lainnya juga keberatan terhadap aksi mata-mata yang dilakukan NSA. Kendati demikian Presiden Obama alasan keamanan nasional menjadi hal utama untuk terus dilakukannya pemantauan jalur komunikasi terhadap beberapa pemimpin dunia, termasuk Netanyahu dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Pemerintah AS juga tak akan melakukan pencabutan teknologi penyadap yang tertanam pada sistem komunikasi, yang mana hal ini juga sulit untuk dilakukan. Sebaliknya Presiden Obama meminta kepada NSA untuk tidak secara rutin melakukan pemantauan terhadap sistem komunikasi negara-negara sekutu AS. Sementara aktifitas lainnya untuk pengumpulan data intelijen tetap dilakukan. Ron Dermer, duta besar Israel untuk AS dipercayai telah memberi pelatihan pada kelompok Yahudi-Amerika untuk berargumentasi dengan anggota parlemen. Dilaporkan juga bahwa pejabat Israel melakukan upaya penekanan terhadap anggota parlemen untuk menentang kesepakatan. “Kami tidak melakukan kegiatan pengawasan intelijen asing kecuali jika menyangkut keamanan nasional. Hal ini berlaku untuk warga biasa dan sama halnya pemimpin dunia,”jelas jurubicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) dilansir Reuters.
Label: AS, Benjamin Netanyahu, mata-mata, PM Israel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar