Adanya perubahan dalam perkembangan teknologi akan menciptakan golongan kelas bawah yang tinggi dan muncul ketidak seimbangan. Hal ini akan memunculkan iri hati dan kebencian dari orang kaya. ... Johann Rupert pemilik Compagnie Financiere Richemont saat menghadiri Luxury Summit di Monaco mengatakan, hal terpenting dalam bisnis barang mewah dan ekonomi global adalah pengangguran srtruktural. Situasi ini disebabkan oleh perkembangan teknologi seperti penggunaan robot, kecerdasan buatan, mesin baru. Rupert mengatakan, ketidaksamaan ini akan cepat terjadi dalam beberapa tahun kedepan karena meningkatnya pengangguran struktural. Ditambah dengan kelimpahan baru bagi pemenang global. Ini akan menimbulkan iri hati, kebencian dan perang sosial terhadap pemenang dalam ekonomi baru. “Kami tidak memiliki sedikitpun yang diambil secara paksa, “sambung Rupert seperti dilansir CNBC. “Sekarang mereka jadi pelanggan kami. Tapi ini tak adil dan tidak berkelanjutan, “tambah Rupert. Ketimpangan merupakan ancaman yang jauh lebih besar bagi pengusaha barang mewah daripada diskusi tentang e-commerce dan click and bricks, “sambung Rupert. “Ini yang selalu terpikir setiap malam, karena orang – orang dengan kekayaan tidak akan menunjukkan uangnya. Jika orang tua dari sahabat anak anda menganggur, anda tidak akan membeli mobil atau sesuatu yang mencolok, “tambah Rupert. Rupert bukanlah miliarder pertama yang mengingatkan konsekuensi dari semakin tingginya perbedaan kekayaan. Miliarder Paul Tudor Jones, Warren Buffet, Jeff Greene dan Stan Druckenmiller semuanya telah mengingatkan kepada para pelaku ekonomi dimana sekelompok kecil elit memungut penghasilan dan penambahan kekayaan. Komentar Rupert bahwa kesenjangan menjadi hal yang perlu diperhatikan bahkan bagi orang yang menikmatinya dari orang kaya. “Kami menghancurkan kelas menengah, “tambah Rupert. “Itu akan berpengaruh kepada kami dan itu tak adil, “cetus Rupert. Rupert mengatakan Richemont akan terus fokus pada produk yang diinginkan dengan ekuitas merek. Richemont memiliki Net a Porter, Alfred Dunhill dan perhiasan Van Cleef & Arpels, juga produk jam tangan mewah Cartier, Piaget, Vacheron Constantin dan IWC. Ia tidak merinci bagaimana Richemont akan beradaptasi pada dunia baru dari kekayaan siluman. Tapi meminimalkan ancaman itu dari jam tangan pintar dan teknologi lainnya. Ia menambahkan Apple akan menjual jam tangan Apple dalam jumlah besar, namun tetap tidak akan menggeser posisi merek Richemont. Sementara gadget seperti jam tangan pintar dan ponsel pintar sering dibuang, namun jam tangan Cartier dapat disimpan seumur hidup atau bahkan diberikan ke anak cucu. “Jika anak perempuanmu berusia 18 atau 21 tahun, kamu akan memberinya sesuatu yang akan diingat selama hidupnya, “ucap Rupert. Ia juga menerangkan tentang pemberantasan korupsi di China, apakah ini akan berdampak kepada bisnis barang mewahnya. Ia mengatakan masih tetap optimis terhadap propspek jangka panjang perkembangan bisnis di China. “Jika anda harus membuat aturan yang mengatakan anda tidak diijinkan memiliki plat nomor militer pada Ferrari, Bentley dan Rolls Royces. Apakah anda mencium adanya korupsi ?” ujar Rupert. Ia menambahkan ketidakseimbangan jenis kelamin di China, dengan lebih banyak pria dibanding wanita, akan membawa keuntungan bagi usaha barang mewah dan pembelian dari hadiah mewah. “Dengan lebih banyaknya pria dibanding wanita. Para pria harus bermurah hati kepada wanita, “tambah Rupert.
Label: bisnis barang mewah, Compagnie Financiere Richemont, Johann Rupert, kesenjangan orang kaya dan miskin, kesenjangan sosial, teknologi gantikan manusia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar