Pada tahun ini para warga negara yang menjadi pengungsi diperkirakan sebanyak 500.000 orang migran akan menyeberangi laut Mediterania. Jika masalah ini tidak segera diatasi, maka akan menyebabkan banyak pengungsi yang tewas di perairan. Hal ini diungkapkan oleh badan PBB, Organisasi Internasional Maritim (IMO)pada Rabu (22/4). ...Saat menjadi pembicara pada konferensi maritim di Singapura, Sekretaris Jenderal IMO, Koji Sekimizu, mengatakan meminta dukungan negara – negara dalam upaya untuk memastikan bukan hanya keselamatan para migran, tapi juga terhadap para pelaku perdagangan manusia yang hanya mementingkan keuntungan dibanding resiko keselamatan manusia. “Ini saatnya untuk memikirkan bagaimana menghentikan aksi – aksi penyelundupan manusia dengan cara yang sangat berbahaya dengan perahu kecil yang tidak aman. Kita harus segera bertindak, “ucap Sekimizu dilansir AFP. “Ini masalah yang sangat serius, “tambah Sekimizu. Ia menambahkan, bahwa pihak IMO juga melakukan kerjasama dengan badan PBB lainnya untuk mendapatkan informasi tentang jaringan perdagangan manusia itu, sebagai langkah awal untuk menghentikan aksi bahaya itu, namun informasi detil tetap tidak dipublikasikan. Sebanyak 3.000 orang tewas tenggelam di laut, lebih dari 170.000 migran menyeberangi lautan Mediterania menuju ke daratan Eropa pada tahun lalu. Pada kecelakaan terakhir sekitar 800 orang diperkirakan meninggal ketika perahu yang mereka tumpangi terbalik di perairan Libia pada Minggu. Para korban, termasuk beberapa anak – anak didalamnya berada didalam dek kapal sepanjang 20 meter, yang mana banyak para pengungsi pingsan setelah perahu mereka bertabrakan dengan kapal berbendera Portugal yang hendak membantu melakukan pertolongan. Badan PBB, UNHCR, mengatakan pengungsi yang berada di perahu itu berasal dari Suriah, Eritrea dan Somalia. “Jika kita tidak melakukan apa pun, saya kira tahun ini kita akan menyaksikan setengah juta orang akan menyeberangi laut Mediterania dan potensi angka korban tewas dapat mencapai 10.000 orang, “tambah Sekimizu. “Kita tidak hanya menegur keras pada situasi pencarian dan penyelamatan, tapi juga harus memberi peringatan keras kepada para penyelundup, jaringan perdagangan manusia beroperasi dibelakang layar, “lanjut Sekimizu. Ia menambahkan, pemerintahan Uni Eropa harus mengambil peranan penting dalam mengatasi masalah ini. Sembari mencontohkan kasus pembajakan tengah laut perairan Somalia yang dapat ditangani dengan sukses karena adanya upaya komunitas internasional untuk menghentikan ini. Ini juga yang seharusnya dilakukan dimana komunitas internasional bersatu menangani krisis migran di Mediterania. Pejabat pemerintahan Italia meyakini sejak negara Libia dilanda konflik, terdapat hampir sekitar satu juta lebih orang yang menunggu antrian untuk berimigrasi ke Eropa. Kebanyakan dari mereka adalah pengungsi dari Suriah yang dilanda perang saudara, penganiayaan warga yang terjadi di Eritrea. Sementara lainnya adalah mereka yang beusaha untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik agar terlepas dari jeratan kemiskinan dan kelaparan di Afrika dan Asia Selatan. Sementara itu pada Rabu (22/4), Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi mengatakan Uni Eropa harus menetapkan langkah bersama untuk menghadapi penyelundupan pengungsi yang berasal dari benua Afrika. Renzi yang berbicara dihadapan majelis parlemen menambahkan, setelah bencana terakhir di Mediterania yang menelan ratusan korban jiwa pada akhir pekan lalu, otoritas Uni Eropa harus mempunyai peranan penting dengan dukungan PBB pada permasalahan migran yang berasal dari Afrika. Ia sangat optimis bahwa isu migrasi ini akan mendapat bantuan yang semestinya. Pada Senin (20/4), Uni Eropa menyetujui rencana yang berisikan 10 poin untuk mencegah terulangnya tragedi ini, termasuk penerapan operasi patroli di perairan Mediterania dengan memberikan tambahan insentif dan peralatan kepada anggota di lapangan. Juga akan dilakukan upaya untuk menangkap dan menghancurkan kapal – kapal yang digunakan untuk perdagangan manusia.
Label: bongkar jaringan perdagangan manusia, kekuatan Uni Eropa hadapi perdagangan manusia, pengungsi Suriah dan Somalia, perairan Mediterania, PM Italia Matteo Renzi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar