YAMAN - Washington melibatkan diri lebih jauh atas partisipasinya bersama pasukan serangan udara pimpinan Arab Saudi di Yaman, hal ini diungkapkan pada Rabu. Institusi yang memberikan bantuan bergegas untuk menurunkan bantuannya menolong warga sipil yang terjebak, situasi penuh ketegangan ini telah memasuki minggu ketiga. ...Palang Merah Internasional telah mengingatkan situasi yang menjadi bencana kemanusiaan ini di bagian selatan kota Aden, dimana para milisi yang loyal kepada Presiden Abedrabbo Mansour Hadi telah melakukan pertahanan untuk melawan pasukan pemberontak Houthi yang menganut paham Syiah dan kekuatan sekutunya dalam angkatan bersenjata. Sejumlah korban terbunuh dan luka dalam pertempuran jalanan di pusat kota pelabuhan dan bantuan dari Doctors Without Borders mengatakan masih banyak lagi korban warga sipil yang tak dapat menempuh perjalanan ke rumah sakit. Menurut informasi dari pihak militer Yaman, delapan orang milisi Houthi terbunuh serta tiga orang loyalis mantan Presiden Saleh juga tewas saat pertempuran di kota Aden. Sumber militer lainnya juga mengatakan, lokasi pemberontak yang menguasai bandara internasional dan pangkalan udara militer Al-Anad di bagian utara juga terkena bom. Kekuatan terbesar kaum Syiah, Iran, sangat menentang dan mengutuk intervensi asing yang dipimpin oleh Arab Saudi. Melalui perwakilan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammed Javad Zarif, mereka berusaha meningkatkan upaya perundingan penyelesaian dengan melakukan kunjungan ke negara sekutu Arab Saudi, Pakistan. Islamabad sejauh ini belum menyatakan bergabung bersama sembilan negara koalisi Arab pimpinan Riyadh, yang sebagian besar pengikut paham Sunni. Islamabad khawatir akan memperdalam perpecahan sektarian didalam negeri dan seluruh dunia Muslim. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengatakan Pakistan tidak terburu – buru untuk memutuskan dan upaya diplomatik yang melibatkan Turki dan Iran sedang dilakukan. Pada Selasa ketika berada di Tehran, Iran, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menyatakan dukungannya kepada pasukan koalisi Arab Saudi namun tidak memberikan dukungan kekuatan militernya. “Kami berdua berpikir bahwa perang dan partumpahan darah di daerah ini harus segera dihentikan dan gencatan senjata penuh harus dijalankan dan serangan harus dihentikan, “ ucap Hassan Rouhani, rekan pejabat dari Iran setelah pertemuan mereka. Seperti dikutip AFP, Wakil Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan pemerintahan Washington meningkatkan pengiriman senjata dan berbagi data intelijen untuk memberikan dukungannya kepada pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi. “Arab Saudi mengirimkan pesan yang kuat ke milisi Houthi dan sekutunya, bahwa mereka tak dapat menyerbu Yaman dengan kekuatannya, “ucap Blinken kepada AFP di ibukota Arab Saudi, pada Selasa malam. Setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Mohammed bin Salman dan pejabat Arab Saudi lainnya, Blinken berkata, “Untuk mendukung upaya itu, kami telah mempercepat pengiriman senjata”. Seorang pejabat pertahanan AS kepada media AFP mengatakan, prioritas amunisi yang dikirim adalah perlengkapan perang, bom yang dipandu dengan tingkat akurasi yang tinggi. Pasukan koalisi telah melancarkan serangan udaranya sejak 26 Maret, ketika pemberontak Houthi dan sekutunya berusaha merebut kota Aden, tempat persembunyian Presiden Hadi. Pemerintah Arab Saudi menuduh Iran telah memberikan dukungan kepada pemberontak Houthi dan bersumpah terus melakukan serangan sampai mereka menyerah, hal ini untuk menghindari berdirinya negara bagian yang pro Iran. Namun pasukan pemberontak mempunyai kekuatan sekutu yang tangguh dalam angkatan bersenjata yang tetap loyal kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang dipaksa mundur pada 2012 dalam kudeta berdarah yang terinspirasi dari pergolakan Arab Spring. Kantor berita Iran melaporkan pada Rabu bahwa Iran telah mengirimkan dua kapal perangnya ke teluk Aden memperkuat kehadiran militernya di sepanjang lepas pantai Yaman dimana Arab Saudi melancarkan serangan udara untuk mengusir pemberontak Houthi yang didukung Iran. Laksamana Habibollah Sayyari kepada media Press TV mengatakan, kapal penghancur The Alborz dan kapal pendukung Bushehr berlayar dari Bandar Abbas dengan misi melindungi jalur pengiriman laut Iran dari perompak kapal. Seperti dilansir Reuters, Sayyari juga mengatakan, kapal – kapal ini akan berpatroli di Teluk Aden, bagian selatan Yaman dan sekitar Laut Merah, karena daerah ini dianggap jalur perdagangan laut penting dan juga pintu gerbang bagi Eropa dan Timur Tengah. Arab Saudi bersama beberapa negara Arab yang menjadi sekutunya telah memberlakukan pengepungan udara dan laut di Yaman dalam dua minggu terakhir untuk mengusir pemberontak Houthi, yang telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman dan memaksa Presiden Mansour Hadi melarikan diri ke Riyadh.
Label: Iran dukung Houthi, koalisi pimpinan Arab Saudi, konflik Yaman, mantan Presiden Yaman Ali Abdulah Saleh, milisi Houthi, Presiden Yaman Abedrabbo Mansour HadiAS Percepat Kiriman Senjata, Iran Siagakan Kapal Perang di Teluk Aden
20.43
/
Diposting oleh
nivra
/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar