CHINA - Setahun setelah pemerintah China mencabut kebijakan satu anak di negaranya, lebih sedikit orang dari yang diharapkan telah mengajukan ijin untuk memiliki anak kedua, seperti dinyatakan media pemerintah pada Senin. Hal ini meningkatkan kekhawatiran diantara para sarjana, bahwa negara tirai bambu ini akan menghadapi krisis demografi dari menurunnya angka kelahiran. ....Angka yang dikutip dari situs media China Youth Daily, akan meningkatkan rasa prihatin pemerintah untuk menghentikan rencana pembatasan, yang membuat China menghadapi prospek menjadi negara pertama di dunia yang menjadi tua sebelum menjadi kaya. Sekarang China masih memegang rekor tertinggi dengan memiliki penduduk terbanyak di dunia dengan jumlah 1,34 miliar penduduk. Banyak analis mengatakan, kebijakan mempunyai satu anak telah menyusutkan lahan tenaga kerja di China, menghambat pertumbuhan ekonomi. Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, penduduk usia kerja disini menurun pada tahun 2012. Seperti dikutip Reuters, pada akhir tahun 2013 pemerintah China mengatakan, itu akan mengurangi pembatasan rencana keluarga yang mengijinkan jutaan keluarga untuk mempunyai dua anak dalam sistim liberalisasi yang signifikan di China. Mereka telah menerapkan kebijakan satu anak selama 30 tahun terakhir. Dibawah reformasi yang dicanangkan, pasangan yang salah satunya merupakan anak tunggal dalam keluarganya, akan diijinkan untuk memiliki anak kedua. Para kritikus mempunyai pandangan berbeda, bahwa melunaknya aturan ini hanya berpengaruh kecil dan sangat terlambat untuk memperbaiki efek negatif yang cukup besar dari kebijakan satu anak terhadap situasi ekonomi dan komunitas. Pemerintah Beijing mengatakan, ada 30.000 keluarga yang mengajukan, namun hanya 6,7% saja yang memenuhi syarat untuk memiliki anak kedua. Sehingga tahun lalu diharapkan ada 54.200 tambahan proses kelahiran baru sebagai hasil dari diubahnya kebijakan itu. Hanya ada 20% dari penduduk kota Liuzhou sebelah selatan wilayah Guangxi yang memenuhi syarat untuk pengajuan ini, sementara kota Guilin terdapat 30%, kemudian propinsi Anhui yang sebagian besar penduduknya berada dalam kemiskinan, ada 12% yang mengajukan. Mengutip pernyataan dari ahli demografi yang mengatakan para keluarga ini nantinya akan dibebani rasa khawatir tentang biaya hidup untuk membesarkan anak keduanya. Kepada kantor berita Xinhua, Komisi Kesehatan Nasional dan Keluarga Berencana mengatakan hampir 1 juta pasangan telah mengajukan permohonan untuk memiliki anak kedua. Angka ini sesuai harapan dari perhitungan pemerintah. Pasangan yang menentang hukum keluarga berencana minimal akan dikenai denda, beberapa kehilangan pekerjaannya dan pada beberapa kasus istri yang sedang melahirkan dipaksa untuk menggugurkan kandungannya atau disterilkan sehingga tidak dapat melahirkan lagi. Seperti dikutip ChinaDaily, jurubicara Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana, Mao Qunan mengatakan, komisi akan lebih berupaya untuk memperbaiki mekanisme pengawasan populasi dan akan menetapkan kebijakan yang relevan. “Kami juga akan mengumpulkan pendapat masyarakat pada layanan kesehatan untuk para wanita hamil dan anak – anak pada waktu yang tepat, “ungkap Mao seperti dilansir ChinaDaily. Sebaliknya banyak juga para orang tua yang merasa cukup dengan memiliki satu orang anak. Sebagian warga kota lainnya seperti Shanghai dan Shenzhen pun demikian cukup dengan satu orang anak. Seorang ayah yang mempunyai anak usia tiga tahun sangat khawatir akan beban ekonomi yang akan menjeratnya ketika ia mempunyai anak kedua. “Membesarkan anak semata wayang kami saja telah banyak menyita bagian penting dari pengeluaran kami, “ungkap sang ayah seperti dilansir CNN. “Mempunyai anak kedua akan menambah pengeluaran lagi untuk biaya pendidikan, rumah dan lainnya, “tambah sang ayah yang namanya tak ingin diketahui publik. Lainnya, seperti Zhang Li akan meneruskan rencananya untuk mempunyai anak kedua namun menghadapi masalah pertentangan dari anggota keluarganya. “Orang tua saya sangat melarang kami untuk memiliki anak kedua. Mereka pikir itu akan membawa beban kewajiban keuangan yang lebih besar lagi. Ditambah, nantinya tak ada yang mempunyai waktu dan tenaga untuk merawat bayi yang baru lahir, “Zhang Li seperti dikutip CNN.
Label: China, Kebijakan satu anak di China, perubahan kebijakan, satu anak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar