pump up your life

BERLIN – Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, adalah sebuah kerinduan yang tak tertahankan akan hadirnya kebebasan dengan runtuhnya tembok Berlin pada 25 tahun lalu dan Merkel menyebutnya sebagai sebuah “keajaiban” bahwa tembok yang menjadi penghalang pada Perang Dunia 2 ini, dapat diterobos tanpa terjadi pertumpahan darah. Jerman Merayakan 25 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin BERLIN – Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, adalah sebuah kerinduan yang tak tertahankan akan hadirnya kebebasan dengan runtuhnya tembok Berlin pada 25 tahun lalu dan Merkel menyebutnya sebagai sebuah “keajaiban” bahwa tembok yang menjadi penghalang pada Perang Dunia 2 ini, dapat diterobos tanpa terjadi pertumpahan darah. Berbicara pada malam peringatan untuk merayakan 25 tahun runtuhnya tembok Berlin, Merkel mengatakan bahwa negara Jerman selalu berterima kasih atas keberanian dari Jerman Timur yang mengambil inisiatif penolakan terhadap kediktatoran komunis. “Itu hari yang menunjukkan kita bahwa kerinduan akan adanya kebebasan tidak dapat ditindas selamanya, “ungkap Kanselir Merkel saat pidato, seperti dilansir Reuters. “Selama menuju tahun 1989 banyak dan lebih banyak warga Jerman Timur kehilangan rasa takut akan represi dan ketidakjujuran kepada negaranya dan mereka berhamburan ke jalanan. Saat itu tidak dapat berpaling kebelakang lagi. Terima kasih atas keberanian mereka sehingga Tembok menjadi terbuka, “tambah Merkel. Pada sebuah negara dengan sedikit kegembiraan pada perayaan untuk memperingati sejarah ini, Jerman mengunci kedalam sebuah kenangan atas revolusi damai dari Jerman Timur yang mengarah pada runtuhnya tembok Berlin dengan penuh kegembiraan pada 9 November 1989. Tepatnya disepanjang jalur bekas berdirinya Tembok Berlin sepanjang 15 kilometer, lebih dari 100.000 warga Berlin dan para turis berjalan pada jalur itu di pusat kota pada Sabtu. Malam itu pun menjadi terang seiring pelepasan 7.000 balon cahaya yang telah terpasang setinggi 3,6 meter, yang merupakan tinggi dari Tembok Berlin waktu itu. Tampilan balon bernuansa artistik yang mengilustrasikan bagaimana Tembok Berlin berdiri memanjang sampai ke pusat kota, yang juga dengan mudah dilintasi warga bolak balik antara bekas Jerman Timur dan Jerman Barat. Balon – balon ini akan dilepaskan pada Minggu sebagai simbol hilangnya Tembok pembatas itu. Pada waktu itu, Merkel sebagai ilmuwan berusia 35 tahun di wilayah Komunis Berlin Timur, mengatakan kepada stasiun televisi Jerman Sabtu lalu, dia masih mengingat ketegangan, ketakutan dan kegembiraan yang meluap pada minggu terakhir menunggu saat – saat dirobohkannya tembok itu. “Itu adalah sebuah keajaiban semuanya berlangsung secara damai, “ungkap Merkel, yang saat itu hendak pulang kerumahnya setelah mengunjungi tempat sauna. Ketika itu dia melihat banyak orang menuju kea rah Barat dan bergabung bersama yang lainnya. “Terjadi banyak momen kegembiraan selama seminggu. Ada banyak tank yang parkir didepan jalanan rumahnya sejak 7 Oktober 1989. “ Tembok Berlin dibangun pada 1961 untuk mencegah masuknya warga Jerman Timur ke wilayah Barat. Awalnya hanya tembok terbuat dari batubata dan kemudian pertahanannya diperkuat dengan beton ganda disertai penjagaan ketat sepanjang 160 kilometer mengelilingi kota Berlin Barat, melintasi jalan – jalan, memisahkan keluarga dan juga melewati kuburan. Setidaknya 136 orang terbunuh saat berusaha memasuki wilayah Berlin Barat dan banyak yang berakhir di penjara karena mencoba melarikan diri. Pada 1989 rezim Komunis diseberang Eropa Timur berakhir, menjadi pertanda berakhirnya era Perang Dingin, Tembok Berlin menjadi simbol yang sangat kuat. Mikhail Gorbachev, 83, mantan pemimpin Uni Soviet yang menerima kredit atas gagasannya untuk pemulihan hubungan Barat yang berujung diruntuhkannya Tembok Berlin, mengingatkan pada pidatonya Sabtu di Berlin, bahwa ketegangan Timur dan Barat tentang krisis Ukraina mengingatkan kembali pada masa sebelum runtuhnya Tembok. “Sekarang Dunia berada di jurang yang dihadapkan pada Perang Dunia baru. Beberapa orang mengatakan bahwa ini telah dimulai, “ungkap Gorbachev, seperti dikutip Reuters.