IRAK – Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS ) berencana akan memperkenalkan mata uangnya sendiri dalam upaya untuk menyatukan control terhadap wilayah yang mereka taklukkan atas dasar kekhalifahan. ISIS Akan Meluncurkan Kembali Koin Dinar dan Dirham IRAK – Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS ) berencana akan memperkenalkan mata uangnya sendiri dalam upaya untuk menyatukan control terhadap wilayah yang mereka taklukkan atas dasar kekhalifahan. Mereka akan meluncurkan kembali mata uang Dinar sebagai pertukaran transaksi. Hal ini disampaikan pemimpin IS di mesjid kota Mosul dan Nineveh, Irak. Dinar yang awalnya digunakan di Semenanjung Arab saat berlangsungnya penyebaran ajaran Islam sekitar tahun 634 ini, pemimpin IS akan memperkenalkan kembali koin emas dan perak yang sebenarnya di daerah pendudukan IS. Kelompok militan ini yang didakwa melakukan kejahatan perang serta tindakan kriminal terhadap orang lain oleh beberapa organisasi hak asasi manusia termasuk PBB, berencana meluncurkan mata uang baru ini beberapa minggu kedepan, untuk menggantikan mata uang Lira dan Dinar yang ada saat ini ke mata uang Dinar Emas dan Dirhams Perak. Pada laporan yang muncul Oktober silam, diketahui bahwa kelompok ISIS mempunyai pendapatan harian sebesar US$ 1 juta (Rp. 12,195,799,700,- ), yang dihasilkan hanya dari penjualan minyak di pasar gelap saja. Minyak yang mereka miliki merupakan hasil pemerasan terhadap wilayah Suriah dan Irak kemudian mereka menjualnya kepada para penyelundup. Kelompok ini juga menerima beberapa juta dollar AS tiap bulannya dari para pendukungnya yang kaya raya, selain dari aktifitas kriminal seperti merampok bank – bank di kota yang telah mereka kuasai. Sebagai tambahan, tahun ini mereka juga berhasil mengumpulkan uang tebusan dari beberapa aksi penculikan dengan jumlah keseluruhan mencapai US$ 20 juta (Rp. 243,915,994,000,-). Kepala Departemen Keuangan Inggris, David Cohen mengatakan, Inggris berusaha membatasi pergerakan keuangan mereka. Cohen menambahkan, ISIS yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi, memperoleh sebagian besar pendapatan melalui kegiatan kriminal dan teroris lokal. Uang koin emas dinar yang digunakan pada masa Khalifah Ummayah terbuat dari emas murni seberat 4,3 gram. Sementara uang koin perak dirham terbuat dari perak murni seberat 3 gram. Keduanya berbentuk bundar satu sisi koin bertuliskan pesan – pesan Islam yaitu “tahlil” berarti “La ilaha ill’Allah” dan “tahmid” berarti “Alhamdulillah”, sementara sisi lainnya menampilkan tanggal dicetaknya koin dan nama penguasa (Khalifah). Kemudian pada masa – masa selanjutnya menjadi suatu kelaziman juga untuk menuliskan shalawat kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, dan kadang-kadang, ayat-ayat Qur’an pada koin dinar dan dirham. Koin emas dan perak menjadi mata uang resmi hingga jatuhnya kekhalifahan Turki dan kesultanan-kesultanan muslim lainnya. Sejak saat itu, lusinan mata uang dari beberapa negara dicetak di setiap negara era paska kolonialisme dimana negara-negara tersebut merupakan pecahan dari negeri-negeri muslim. Sementara ISIS belum memastikan waktu untuk diluncurkannya kembali uang koin emas dan perak ini, namun isu ini sudah ramai menjadi pembahasan di media sosial. Pengumuman hal ini disampaikan pemimpin IS saat beribadah di mesjid kota Mosul dan propinsi Nineveh, Irak. Dipercaya bahwa kelompok IS ingin menggunakan mata uang sendiri sebagai kontol terhadap daerah kekuasaannya akibat teror yang dilakukan terhadap dunia Barat.
Label: Dinar Dirham, Irak, mata uang ISIS, relaunch new ISIS currency
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar