AUSTRALIA – Para wanita muslim di Australia yang ingin menjadi anggota parlemen harus duduk dibelakang layar, setelah terjadi konflik antara Jacqui Lambie dengan pemimpin muslim di tayangan langsung televisi. Langkah – langkah kebijakan baru tentang kemanan telah ditetapkan pada Parlemen Inggris, yang memaksa wanita muslim yang memakai burka harus duduk terpisah pada ruang tertutup yang dibatasi kaca. Penolakan Berbau Rasial pada Parlemen Australia AUSTRALIA – Para wanita muslim di Australia yang ingin menjadi anggota parlemen harus duduk dibelakang layar, setelah terjadi konflik antara Jacqui Lambie dengan pemimpin muslim di tayangan langsung televisi. Langkah – langkah kebijakan baru tentang kemanan telah ditetapkan pada Parlemen Inggris, yang memaksa wanita muslim yang memakai burka harus duduk terpisah pada ruang tertutup yang dibatasi kaca. Fairfax media melaporkan bahwa perubahan mengenai pengaturan akses masuk ruang siding telah diumumkan oleh pemimpin parlemen. Tertera pada peraturan baru itu, artikel C yang menyatakan, ‘Orang dengan penutup wajah (burka) memasuki ruangan Perwakilan anggota Dewan dan Senat akan duduk pada ruang tertutup. Ini untuk memastikan bahwa orang dengan penutup wajah (burka) dapat melanjutkan masuk, tanpa membutuhkan pemeriksaan wajah. Ini artinya para wanita yang memakai penutup wajah masih dapat memasuki gedung parlemen untuk melihat proses dan menghindari potensi masalah dari anggota keamanan yang mewajibkan pemeriksaan identifikasi bagi semua tamu yang berada di ruang bawah. Ruangan tertutup dengan kaca biasanya diperuntukkan bagi murid – murid sekolah, untuk membatasi gangguan suara berisik. Senantor Jacqui Lambie yang berbicara terus terang menyampaikan tentang pelarangan burka namun bertentangan dengan seorang wanita muslim saat acara siaran langsung di televisi. Pada program acara debat televisi Seven Sunrise Senator dari Partai Persatuan ini mengatakan, ini merupakan isu keamanan nasional karena masyarakat perlu untuk dapat diidentifikasi. Tapi seorang wanita dari Asosiasi Wanita Muslim Australia Maha Abdo menertawai komentarnya, ia menegaskan seseorang yang memakai burka bukan merupakan sebuah ancaman. “Bagaimana hal ini akan menjadi sebuah ancaman ? Itu sebuah pertanyaan untuk Anda, “ ungkap Abdo seperti dikutip Dailymail. Lambie mengatakan bahwa ia ingin untuk dapat melihat wajah – wajah orang dan bahasa tubuhnya setiap saat. “Kami harus dapat mengidentifikasikan orang yang sedang berjalan di jalanan, “ ungkap Lambie. Tapi Abdo menegaskan bahwa setiap wanita muslim yang memakai burka dapat mengangkatnya untuk memperlihatkan wajahnya kepada pihak otoritas. “Untuk keperluan identifikasi wajah, wanita muslim pemakai burka dapat membukanya dan menunjukkan wajahnya, “ungkap Abdo. Senator juga memuji Perdana Menteri Australia Tony Abbott atas keberanian dan kekuatannya kepada publik untuk menentang penggunaan burka. “Saya telah mengatakan sebelumnya bahwa sejujurnya mengenai cara berpakaian dan berharap itu (burka) tidak dikenakan, “ungkap Abbott kepada media. “Tapi kita adalah negara bebas dan komunitas bebas dan bukan urusan pemerintah untuk memberitahu apa yang mereka harus dan tidak boleh memaikainya, “tambah Abbott. Sepanjang yang ia ketahui tidak pernah ada wanita yang memakai burka didalam Ruang Parlemen. Seorang politisi dan juga anggota parlemen independen Andrew Wilkie mengatakan, keputusan pemerintah untuk memisahkan tempat pengguna burka pada ruang tersendiri, untuk melihat parlemen sama sekali tidak ada hubungannya dengan isu keamanan nasional. Pemisahan terhadap kelompok orang – orang seperti ini tidak lebih dari isu agama dan sangat salah.
Label: burqa, House of Australian Parliament, Jacqui Lambie, Maha Abdo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar