MANILA – Sebanyak lebih dari satu juta orang berkumpul untuk menghadiri festival keagamaan Black Nazarene. Banyak dari para pengunjung yang tanpa menggunakan alas kaki ini mempercayai bahwa patung Yesus yang dipapah oleh beberapa orang ini memiliki kekuatan penyembuh. Foto: Patung Yesus diarak sejauh 7 km di Manila ... Black Nazarene merupakan salah satu festival religius terbesar dimana pengunjung dapat menyaksikan patung Yesus berukuran manusia biasa diarak keliling kota Manila. Dengan mempertaruhkan nyawa serta tubuh, kerumunan manusia tanpa alas kaki, serta para wanita yang meneriakkan “Viva” (panjang umur) mereka berusaha mendekat melihat patung. Kerumunan saling memanjat melewati kepala dan bahu orang lain hanya untuk menyentuh patung Yesus. Manila merupakan kota dengan warga penganut Katolik terbanyak dunia. Pendeta Douglas Badong yang bertugas di gereja tempat patung ini disimpan mengatakan salah seorang pedagang kaki lima terkena serangan jantung. “Karena banyaknya kerumunan orang, hawa panas, tubuhnya tak dapat menerima kondisi itu,” jelas Badong dilansir AFP. Dia juga menambahkan sementara pria lainnya yang mencoba membantu mendorong patung dilaporkan pingsan. Pria 27 tahun ini kemudian tak dapat siuman lagi dan dinyatakan meninggal. Foto: Ratusan orang berusaha menyentuh patung yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit Johnny Yu, Kepala Pertahanan Sipil Manila mengatakan acara ini ‘berlangsung dengan sukses’, meski terdapat korban tewas dan luka. Beberapa diantara mereka merupakan orang-orang yang sejak awal sudah menderita penyakit. Sementara kepolisian Manila mengatakan sekitar 1,5 juta orang ikut berparade sejauh 7 km untuk mengarak patung menuju Gereja Quiapo. Banyak warga yang mempercayai bahwa Black Nazarene mempunyai kekuatan penyembuh ajaib dan banyak orang yang menderita penyakit melakukan upaya putus asa untuk mencoba menyentuhnya. “Orang-orang berusaha menyentuhnya karena mereka mempunyai hubungan pribadi dengan Tuhan,” jelas Monsignor Hernando Coronel, seorang pastor paroki Gereja Quiapo “Jika anggota keluarga ada yang sakit kami akan mengkompresnya dengan handuk atau sapu tangan. Dengan begitu kami tak harus membayar dokter,” jelas Dang Villacorta, 36, istri dari seorang pekerja kurir di perkantoran. Gwendolyn Pang, Sekretaris Jenderal Palang Merah Filipina mengatakan bahwa palang merah menangani hampir 1.600 orang yang terluka pada festival itu. Saat kejadian palang merah juga telah siaga dengan mendirikan rumah sakit darurat di lokasi festival. Juga terdapat kasus serius seperti patah tulang akibat terjebak di dalam kerumunan massa atau serangan jantung karena stres. Mereka yang menderita luka serius sebanyak 55 orang. Jumlah ini dua kali lebih banyak dibanding perayaan festival pada 2015. Pang juga menambahkan kebanyakan dari mereka yang hadir sudah dalam kondisi sakit. “Mereka mungkin beranggapan jika ikut serta dalam festival kondisinya akan membaik,” jelas Pang.
Label: 2 tewas, Festival Black Nazarene, Gereja Quiapo, pastor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar