Perusahaan eceran terbesar di China yang berbasis internet, Alibaba, melakukan ujicoba pengiriman barang dengan memanfaatkan teknologi terkini. Dengan menggunakan drone (pesawat tak berawak) Alibaba melakukan pengiriman kepada ratusan pelanggannya. Ujicoba yang dilakukan selama tiga hari ini dibatasi hanya untuk pengiriman barang dengan waktu satu jam penerbangan. ... Percobaan ini dilakukan dari tiga lokasi pusat distribusi mereka yang terletak di Beijing, Shanghai dan Guangzhou. Alibaba melalui situs perusahaannya mengatakan, bahwa teknologi ini diyakini mampu meningkatkan proses pengiriman barang. Perusahaan lain seperti Amazon, google, serta ekspedisi UPS juga sedang mencoba untuk menerapkan hal yang sama. Saat ini Alibaba membatasi bobot yang dikirim dengan menggunakan drone, hanya barang – barang seperti satu bungkus teh. Berat barang yang diterbangkan tidak lebih dari 340 gram. The Tech melalui blog Asia mengatakan, mereka pertama kali melakukan pengembangan ini, percobaan ini dijalankan Alibaba melalui divisi Taobao, yang mempertemukan antara pembeli dan penjual pihak ketiga. Saat ini Alibaba terhubung dengan 450 pembeli. “Meskipun ruang lingkupnya masih terbatas, Taobao mengirimkan barang jadi kepada pelanggannya, yang mana selangkah di depan dibanding pesaingnya dari negeri Barat, Amazon, “ungkap Paul Bischoff dikutip BBC. “Perusahaan mana yang akan sepenuhnya melakukan layanan pengiriman dengan basis drone, nantinya akan terlihat, ini masih perjalanan panjang, “sambung Bischoff. Pada 2013, perusahaan toko roti kecil di China, In Cake Bakery, telah mulai mengirim kue atau roti ke pelanggannya dengan menggunakan drone. Namun metode ini dilarang oleh pengawas penerbangan China, karena In Cake tidak memiliki izin untuk hal ini. Larangan penggunaan drone di Amerika Serikat telah membuat Google harus melakukan uji coba pengiriman mereka di Australia. Pemilik Alibaba, Jack Ma, mengatakan ia memiliki tujuan untuk mengembangkan layanan perusahaannya di seluruh dunia, dengan sasaran mencapai dua miliar pelanggan pada 2025. Pada saat pencatatan perusahaan Alibaba pada bursa saham New York Stock Exchange 2014 lalu, Alibaba membukukan rekor US$ 25 miliar (Rp. 314,522,111,000,000,-). Namun, ambisi Jack Ma sedikit menemui ancaman pada pekan lalu, terjadi pertengkaran dengan pejabat tinggi regulator China. Hal ini dipicu adanya dugaan bahwa Alibaba tidak bertindak banyak untuk mengatasi peredaran barang palsu di Taobao, membiarkan hal ini seperti berkembang biak sampai menjadi bahaya. Ma mengatakan, aksi dari pejabat regulator ini tidak mendapat dukungan pejabat pemerintah China dan ia mengindikasikan bahwa permasalahan ini telah diselesaikan. Ujicoba divisi Taobao ini memberikan kesempatan yang positif untuk pengembangan. Tapi salah satu ahli mengatakan, akan salah jika mengabaikan mereka sebagai aksi hubungan masyarakat, bahkan jika pengiriman drone ini masih sangat lama untuk menjadi sebuah kebiasaan. “Akan menjadi mudah jika drone dapat diterbangkan diatas jalur pepohonan, jika dibawah ketinggian itu masih banyak hal – hal yang harus diatasi, “ujar seorang dosen di bidang robot, Ravi Vaidyanathan di Institut Imperial London, Inggris. “Ketika melakukan pendaratan drone harus bermanuver untuk menghindari objek bergerak seperti anak – anak dan binatang disekitar rumah. Dan pengaturan seperti ini yang membutuhkan ruang gerak udara, sehingga masih banyak hal yang perlu dibenahi, “tambah Ravi. “Faktor keselamatan harus menjadi kunci utama, Aku tidak berpikir bahwa masalah ini tak dapat diatasi. Serta terbebas halangan apapun ketika akan terbang dan mendarat, faktor ini harus dipertimbangkan dalam waktu dekat, “ucap Ravi. Melalui tayangan video yang dirilis Alibaba, pilihan untuk menggunakan quadcopter ( drone dengan empat baling – baling ), karena ini dapat terbang jauh melintasi jalanan, sungai dan bangunan sebelum mendarat di daerah ruang terbuka yang dekat dengan lokasi pengiriman.
Label: Alibaba, drone, pengiriman, Taobao
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar