Pemerintah Spanyol pada Rabu, mendesak warganya untuk tetap tenang setelah ditemukannya seorang perawat di Madrid yang terjangkit virus mematikan Ebola. Para pemimpin Eropa mengambil langkah cepat untuk menangani penyebaran virus Ebola yang terjadi diluar Afrika ini. Janji Spanyol untuk Transparan dalam Menangani Ebola Pemerintah Spanyol pada Rabu, mendesak warganya untuk tetap tenang setelah ditemukannya seorang perawat di Madrid yang terjangkit virus mematikan Ebola. Para pemimpin Eropa mengambil langkah cepat untuk menangani penyebaran virus Ebola yang terjadi diluar Afrika ini. Di Madrid, Spanyol dokter telah mendiagnosa lima orang yang kemungkinan besar terjangkit virus ini, mereka dimonitor kondisi kesehatannya dengan seksama. Wabah yang terburuk dari virus ini telah mengakibatkan 3.500 orang meninggal dunia di bagian barat Afrika sejak awal tahun. Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy meminta untuk tetap tenang dan berjanji akan transparan untuk mengatasi ketakutan ini, yangmana publik mengkritisi kemanan kesehatan Nasional Spanyol. Pihak Uni Eropa menuntut jawaban atas kasus terjangkitnya seorang perawat ini. Padahal ia bekerja pada unit khusus yang dibentuk untuk menangani kasus Ebola, sementara divisi kesehatan Spanyol menyangkal adanya masalah kegagalan keamanan. Perawat tersebut bernama Teresa Romero, usia 40-an dan bekerja di Rumah Sakit La Paz-Carlos III, Madrid. Ia diduga tertular setelah merawat dua orang misionaris warga Spanyol yang meninggal akibat Ebola setelah mereka diterbangkan dari Afrika. Perawat yang tertular ini sebelumnya merawat pendeta Miguel Pajares usia 75, yang tertular Ebola di Liberia dan meninggal pada 12 Agustus. Sementara Manuel Garcia Viejo usia 69 dipulangkan dari Sierra Leone dan meninggal pada 25 September. Ia diduga kuat tertular virus ini dari Garcia Viejo. Pihak otoritas kesehatan setempat mengatakan, mereka mencoba mencari tahu dengan siapa saja Romero telah melakukan kontak sebelum melakukan karantina pada Senin. Mereka melakukan pemantauan kesehatan terhadap 52 orang pegawai kesehatan. Sementara suami Romero, Javier Limon kepada harian El Mundo mengatakan, bahwa istrinya lebih banyak berada di rumah saat merasakan gejala pertama. Dokter mengatakan suami Romero juga berisiko tinggi dan ditempatkan pada ruang isolasi. Dugaan kasus lainnya adalah seorang teknisi yang baru saja kembali dari Nigeria juga dipantau kesehatannya. Tiga orang lainnya yang harus dirawat dirumahsakit semuanya adalah staf kesehatan dari rumah sakit. Komisi Eropa telah mengirimkan surat kepada Kementrian KEsehatan Spanyol menuntut sebuah penjelasan. “Ini sudah jelas ada permasalahan, “ungkap jurubicara komisi Frederic Vincent, seperti dilansir AFP. Semua anggota Uni Eropa juga diharuskan untuk mengambil langkah – langkah untuk mencegah penyebarluasan virus Ebola ini. Sementara itu pihak otoritas kesehatan di Amerika Serikat pada Selasa mengatakan, dalam beberapa hari mereka akan mengungkapkan prosedur pemantauan kesehatan terbaru di bandara terkait dengan Ebola. Hal ini untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat Amerika atas kemungkinan terjadinya wabah. “Kami bekerja sangat intensif pada proses penyaringan ini baik di tempat asal virus ini dan dibandara pada pintu kedatangan, “ungkap Direktur Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Dr Thomas Frieden, seperti dilansir AFP. “Kami pasti akan melihat setiap langkah untuk memperketat prosesnya, “ tambahnya. Tapi pasien pertama di Amerika Serikat yang terjangkit Ebola minggu lalu, telah memperkuat para pembuat kebijakan dan bersama dengan ahli – ahli kesehatan untuk mengambil langkah – langkah menindaklanjuti hal ini di AS. Seorang pakar industri penerbangan mengatakan, penyaringan penumpang pada saat kedatangan dibandara Amerika dapat mendeteksi para penumpang yang mungkin saja terkena gejala demam saat penerbangan. Namun juga memberikan tantangan baru kepada pengawas keamanan di daerah perbatasan, awak kabin penerbangan.
Label: Ebola in Madrid, nurse Teresa Romero
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar