TAIPEI – Seorang pria di Taiwan menjadi tersangka pembunuhan yang terjadi di tempat umum. Pria ini menghabisi nyawa bocah perempuan berusia 4 tahun dengan memenggal kepalanya. Peristiwa tragis ini menimbulkan perdebatan pada Selasa (29/3) yang meminta pelaku diganjar dengan hukuman mati. FOTO TIDAK DITAYANGKAN ... Kepolisian Taiwan mengatakan, pria ini menangkap bocah perempuan dari belakang saat dia bersepeda menuju stasiun metro Xihu bersama ibunya, pada Senin (28/3), kemudian memenggal kepala bocah 4 tahun ini dengan pisau dapur. Ibu bocah ini mengatakan, sepeda anaknya saat itu terjepit dan tak bisa naik ke atas trotoar, kemudian seorang pria berusia 33 tahun menghampirinya. Awalnya ibu bocah ini mengira bahwa akan ditolong oleh pria ini, namun malah serangan yang didapat. Polisi dalam keterangannya mengatakan bahwa tersangka juga mendorong ibunya saat berusaha menyelamatkan anaknya. Tujuh orang pejalan kaki yang berada disekitar juga tak dapat mencegah pembunuhan sadis ini. Bocah perempuan ini diketahui memiliki nama depan Liu. Polisi menambahkan bahwa tersangka ini diketahui pernah ditahan sebelumnya karena kejahatan narkoba dan juga pernah menjalani rehabilitasi karena mengidap kelainan jiwa. Menanggapi insiden keji ini, Tsai Ing-wen Presiden terpilih Taiwan yang akan memimpin pada 20 Mei mendatang, menaruh karangan bunga di tempat kejadian perkara. “Insiden ini memberi pukulan besar bagi warga Taiwan. Banyak warga Taiwan menyatakan kesedihannya dan merasa taka man. Kita harus bekerja sama sehingga para orang tua tak perku khawatir lagi dan anak-anak dapat tumbuh dengan aman,” jelas Ing-wen dilansir AFP. Pria yang diketahui memiliki nama keluarga Wang ini membuat banyak warga menjadi sangat marah. Tak lama setelah terjadi insiden, kerumunan warga memadati kantor polisi tempat dimana pria itu ditahan. Beberapa diantara mereka banyak yang membawa senjata tumpul seperti pemukul bisbol. Parlemen Taiwan pada Kamis (31/3) akan meninjau kembali rancangan undang-undang yang akan menjerat pelaku pembunuhan anak dibawah 12 tahun dengan hukuman mati. Jika pelaku terbukti mengidap kelainan jiwa yang berat maka akan diganjar dengan hukuman seumur hidup. “Saya sangat sedih dengan kejadian ini, pelaku harus mendapat hukuman mati dalam kasus orang tak dikenal mebunuh seorang anak,” jelas Wang Yu-min pembuat undang-undang yang mengajukan rancangan ini, seperti dilansir AFP. Asosiasi Perawatan Sosial Mawar Putih, sebuah kelompok pemerhati anak telah merencanakan demo besar pada 10 April untuk mendorong diterapkannya hukuman mati. “Pembunuhan acak ini menunjukkan bahwa Taiwan tidak dapat menghilangkan hukuman mati,” ujar Eva Liang, Ketua Dewan. Ibu dari bocah meminta kepada para masyarakat luas untuk tidak mendiskusikan masalah ini, sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga besar yang sedang berduka. “Jika kalian peduli pada kami atau bersimpati, tolong hormati kami. Saya tak ingin mendengar diskusi sadis ini pada saat ini,” ucap ibunda dirumah duka, seperti dilansir AFP. Ibunda bocah ini juga meminta pada seluruh warga untuk tidak menyebarluaskan foto tubuh dari mendiang anak tercintanya. Pada Senin (28/3) tayangan televisi memperlihatkan sekelompok masa yang diliputi rasa amarah yang besar. Mereka berkumpul diluar kantor polisi Taipei. Ketika tersangka dipindahkan ke kantor jaksa untuk diinterogasi, orang yang telah menunggunya menyerang tersangka. Pria ini memohon kepada orang-orang untuk berhenti memukulnya. Sementara kelompok orang yang bersimpati lainnya menaruh karangan bunga dan mainan di tempat kejadian perkara. Pihak keluarga juga melakukan upacara keagamaan di tempat ini.
Label: amarah warga Taiwan, hukuman mati, kepala bocah dipenggal, penggal kepala bocah 4 tahun, Presiden Terpilih Taiwan, Pria Taiwan, Taiwan berduka, Tsai Ing-wen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar