Seorang pria asal India, Arunachalam Muruganantham yang menjadi pemenang wirausaha sosial dari Coimbatore, India. Pria ini juga dikenal di India dengan julukan “Pria Menstruasi”. Dia sering kali melihat pemandangan yang mengganggu saat para wanita di pedesaan menjalani proses menstruasi yang tidak higienis. Muruganantham berpikir keras mencari cara mengatasi solusi itu. Setelah beberapa tahun kerja keras, akhirnya dia berhasil menciptakan mesin dimana para wanita dapat memproduksi pembalut wanita sendiri. Foto/Youtube: Arunachalam Muruganantham jadi pengusaha berkat pembalut wanita ... Biaya yang diperlukan pun jauh lebih murah kurang dari sepertiga harga dibanding harus membeli pembalut buatan pabrik. Muruganantham lahir pada 1962 dari keluarga penenun kain. Ayahnya meninggal dunia saat dirinya berusia 14 tahun. Kondisi ini membuat dirinya menjadi pengganti ayahnnya untuk mencari nafkah keluarga. Sejak itu pula dia terpaksa putus sekolah dan mencari kerja. Masa remajanya dilalui dengan melewati banyak kesulitan. Dia memiliki banyak pengalaman dengan berbagai bidang pekerjaan mulai dari operator mesin, pekerja kebun, pengelas dan menjadi penjual produk. Semua ini dijalaninya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hingga akhirnya perubahan pun datang saat dia menikah dengan wanita idamannya Shanti pada 1998. Dia mengetahui bahwa saat datang bulan (menstruasi) istrinya menggunakan kain bekas, karena secara keuangan mereka tak mampu membeli pembalut wanita buatan pabrik. Melihat kondisinya istrinya seperti ini setiap periode menstruasi, membuat dirinya sangat kesal. “Semua ini terjadi saat awal pernikahan mereka,” jelasnya pada Al Jazeera. “Untuk memberi kesan pada istri, yang saya lakukan adalah memberinya hadiah kecil. Pada suatu hari saya melihat kain bekas disertai bercak darah didalam rumah. Lalu saya mengerti, bahwa istri saya melakukan cara penanganan menstruasi yang tidak higienis,” tambah Muruganantham. Sehingga dia memutuskan untuk membuat serbet khusus untuk dipakai istrinya saat menstruasi menggantikan kain bekas. Uji coba pertamanya adalah membuat bantalan yang terbuat dari katun, dia membeli segulung kapas, kemudian dipotongnya membentuk persegi panjang mirip seperti pembalut buatan pabrik. Lalu lembaran kapas itu dibungkus tiap lembarnya dengan kain katun. Sangat disayangkan, saat diberikan istrinya pun menolak dan mengatakan bahwa itu tak dapat digunakan. “Saya mendapat respon yang buruk,” tambah Muruganantham dilansir Odditycentral. “Dia bilang pada saya,”Akan tetap menggunakan kain bekas untuk menstruasinya”. Namun Muruganantham pantang menyerah, kegagalan uji coba pertamanya ini menjadi motivasi tersendiri untuk mencoba berbagai teknik dan bahan dasar. Sekarang Muruganantham menjadi pengusaha sukses yang memiliki usaha mandiri pembalut wanita, Jayashree Industries. Terdapat 2003 toko di India termasuk di Andaman dan kepulauan Nicobar serta memiliki karyawan wanita sebanyak 21.000 orang. Pada 2014 majalah TIME menobatkannya sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di dunia atas usaha dan inovasinya. Muruganantham mengatakan subjek dari pekerjaannya adalah menstruasi adalah hal tabu di masyarakat India begitu juga di masyarakat pedesaan. “Orang menyangka saya menggunakan hal itu sebagai kartu turf untuk menjelajah daerah terlarang wanita. Penduduk desa menduga saya berubah menjadi vampire di malam hari, meminum darah wanita, “ucap Muruganantham dilansir Youth Ki Awaaz. Mereka ingin mengikat saya dipohon dengan kepala dibawah kaki diatas. Namun ketika saya sukses dengan apa yang saya usahakan seluruh desa berubah. “Kami tahu bahwa Muruga akan melakukan sesuatu yang baik, karena dahinya lebar !,”ucap penduduk desa. Awalnya mereka ingin mengucilkan saya dari masyarakat, mereka memukuli dan memarahi saya. Teman – teman saya akan mengubah jalur perjalanan mereka di jalan ketika melihat saya datang. Istri pergi meninggalkan, ibu kandung saya pun pergi. Semua orang bertanya: “Kenapa kamu tidak pernah menyerah ?” Saya melakukan penelitian di bidang teknik, bahkan jika gagal 999 kali, saya masih akan mencobanya 1.000 kali, karena semua yang diperlukan adalah mengubah sudut pisau. Itulah kekuatan teknik dan ilmu pengetahuan. Untuk membuat pembalut wanita perlu dilakukan pemrosesan kapas dengan mesin mahal seharga jutaan dollar. Namun kita dapat menggunakan bahan mentah yang sama dan proses pembuatannya dilakukan dengan mesin kecil. “Saya tak mau terjebak dalam kebodohan dari sebuah model bisnis pencari keuntungan. India tidak membutuhkan Ambani lainnya. Saya aadalah seorang wirausaha sosial, “sambung Muruganantham. Saya memulai dari sebuah rumah sewa. Memiliki rumah sendiri atau pabrik sendiri itu bukan hal penting, tapi menciptakan dampak sosial itu jauh lebih penting. Terdapat ratusan merek di India dan kami bersaing dengan mereka. Oleh karena itu kisah kami telah tersebar.
Label: Arunachalam Muruganantham, Jayashree Industries, pabrik pembalut wanita, pembalut wanita, pengusaha India, pria India
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar