China Tahan 300.000 Pejabatnya Karena Korupsi Pada 2015

19.48 / Diposting oleh nivra /

Lembaga anti korupsi di China pada 2015 memberikan hukuman kepada 300.000 pejabat pemerintah atas tuduhan korupsi. Partai Komunis yang merupakan partai penguasa mengungkapkan hal ini pada Minggu (6/3). Lembaga resmi milik partai komunis ini mengatakan sebanyak 200.000 orang dijatuhi hukuman ringan. Sementara hukuman berat diberikan pada 82.000 orang termasuk penurunan pangkat dalam birokrasi. ... Otoritas China berupaya untuk menjerat tersangka koruptor dari pejabat tingkat tinggi, seperti halnya Zhou Yongkang, mantan kepala kemanan China dan Rui Chenggang, seorang presenter TV ternama China. Komite Sentral Inspeksi Disiplin (CCDI), lembaga anti korupsi China jarang merinci metodologinya atau bukti-bukti terkait kasusnya. Juga tak terdapat rincian yang tertera dalam pernyataan tertulis dalam situsnya. Dikutip dari CBS News, Presiden Xi Jinping telah menyerukan untuk dilakukan pemberantasan praktek korupsi di seluruh penjuru negeri. Target utamanya seluruh pegawai pemerintahan untuk semua jabatan. Juga termasuk mereka yang menduduki jabatan partai, pemerintahan, militer dan BUMN China. Hasil dari penyelidikan CCDI meninggalkan banyak pertanyaan ketimbang jawaban. Presiden Xi gencar menyuarakan perlawanan terhadap aksi korupsi yangmana menjadi sasaran utama dalam kepemimpinannya. Banyak tokoh politik terjerat kasus korupsi dan dipenjarakan. Seperti dilansir AFP, dengan banyaknya kasus korupsi di China, banyak pihak berpendapat penanganan yang dilakukan CCDI kurang transparan. Pemerintahan Xi juga dianggap menggunakan kasus pemberantasan korupsi untuk kepentingan tertentu. Pada Minggu (6/3) CCDI dalam pernyataannya melaporkan mereka juga mengirimkan sebanyak 54.000 surat teguran kepada pejabat. Jumlah pejabat partai yang dihukum mencapai 0,3% dari total 88 juta anggota partai. Dilansir AFP, Pada Januari Wu Yuliang, Wakil Ketua CCDI mengatakan 14.000 anggota partai mengahdapi tuntutan hukum atas tuduhan aksi pelanggaran disiplin yang dilakukan pada 2015, dimana sebanyak 336 ribu orang ditangani secara internal. Media China hampir tiap hari melaporkan adanya kasus korupsi para pejabatnya. Mereka dipublikasikan media dengan berbagai tuduhan yaitu penyuapan, penyalahgunaan jabatan, praktek korupsi. Pejabat koruptor yang dihukum pada 2015 diumumkan saat Sidang Parlemen Tahunan China. Beberapa pengamat politik menilai upaya pemberantasan korupsi ini dipandang sebagai cara bagi partai komunis untuk mengendalikan pengaruh politik atau mencapai dendam pribadi. Kasus besar yang menjadi topik dalam negeri adalah hilangnya dan kemuculannya kembali dari Guo Guangchang, yang sering disebut sebagai Warren Buffet dari China. Multi miliarder ini ditangkap polisi China pada Desember 2015. Namun tak lama berselang setelah penangkapannya dia terlihat berada di New York, Amerika Serikat (AS). Keberadaannya di AS untuk melakukan transaksi perdagangan melalui Fosun Intenational Trading perusahaan miliknya, namun transaksi perdagangannya ditangguhkan sementara. Guangchang adalah salah satu konglomerat China yang menghilang atau ditahan pada tahun lalu. Pada awal tahun ini, Lei Heijun, pemimpin Hanergy tidak hadir dalam acara rapat umum pemegang saham, dia dituduh membawa uang sebesar USD 19 miliar (Rp. 248,4 triliun). Saham perusahaan yang bergerak dibidang energi terbarukan ini pun anjlok sebesar 47%. Bagi para investor global, sangat sulit untuk memprediksi apa yang sebenarnya terjadi didalam negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia ini.

Label: , , , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar