Banyak warga di dunia ini yang telah menerapkan gaya hidup bebas sampah, namun jarang sekali terdengar bahwa satu wilayah komunitas terbebas dari sampah. Kota Kamikatsu di Jepang secara serius menggarap hal ini agar dapat menjadi kota pertama bebas sampah di Jepang pada 2020. Foto: Warga Kamikatsu di tempat daur ulang sampah ... Setiap rumah harus menangani sampah rumah tangganya masing-masing dengan cara membuat kompos. Caranya sampah dibagi ke dalam 34 jenis kategori sampah. Kemudian dibawa ke tempat daur ulang dimana para pekerjanya harus memastikan sampah dimasukkan kedalam tempat yang telah ditentukan. Tidak ada truk sampah disini. Para warga membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan aturan ini. Tapi akhirnya mereka berhasil beradaptasi dengan perubahan ini. Kini warga sekitar Kamikatsu menjadikan hal ini layaknya rutinitas biasa. “Jika Anda telah terbiasa melakukan hal itu maka akan menjadi normal,” ucap seorang warga dalam saluran video Youtube ‘SeekerStories’ seperti dilansir Odditycentral. “Hal ini dapat menyakitkan dan awalnya kami menentang ide ini. Sekarang saya tak memikirkannya lagi. Sudah menjadi kebiasaan untuk memisahkan sampah dengan benar,” sambungnya. Fasilitas daur ulang dikelola oleh Akademi Bebas Sampah Kamikatsu, tempat ini secara berkala kedatangan tamu dari murid-murid sekolah lokal. Belakangan banyak tamu-tamu asing berkunjung juga beberapa organisasi. Per tahunnya Kamikatsu kedatangan 2.500 orang yang ingin mempelajari metode bebas sampah. Kota ini menjadikan daur ulang sebagai sebuah proses yang efisien. Tersedia tempat berbeda untuk berbagai macam jenis kertas seperti koran, majalah, karton dan selebaran. Bahan keras seperti aluminium, botol semprotan dan kaleng juga dikumpulkan secara terpisah, bahkan botol plastik serta tutupnya juga dipisahkan. Banyak dari benda-benda ini dijual atau digunakan lagi untuk tujuan berbeda seperti menjadi pakaian, mainan dan aksesoris.Setiap tempat sampah ini diberi label untuk proses daur ulang dari barang-barang tertentu. Warga juga dapat menyaksikan proses daur ulang, mereka melihat apa yang terjadi dengan sampahnya. Foto: Seorang pekerja Akademi Bebas Sampah Kamikatsu sedang memeriksa hasil pemisahan sampah Penggunaan ulang sangat dianjurkan di kota ini, terdapat toko ‘kuru-kuru’ dimana para warga dapat melakukan pertukaran barang tanpa dikenakan biaya apapun. Para wanita bekerja disini membuat tas, pakaian dan boneka. Para pelaku usaha disini juga harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah produksinya. Juga terdapat rumah tempat pembuatan bir yang fasilitasnya dibangun dari bahan-bahan guna ulang. Kamikatsu menerapkan kota bebas sampah sejak 2003 dan merupakan kota dengan jumlah penduduk hanya 1.700 jiwa. Kini mereka telah berhasil mendaur ulang sampah yang dihasilkan sebanyak 80%, sementara sisa sampah 20% dibuang ke tempat pembuangan sampah. Angka ini berhasil dicapai hanya dalam waktu 12 tahun. Setelah sebelumnya mereka memiliki kebiasaan mambakar sampah yang dapat mencemari udara, namun cara merusak lingkungan ini telah lama ditinggalkan. Hal ini menjadi semakin jelas bahwa dalam beberapa tahun terakhir jumlah sampah yang dihasilkan dari barang-barang sisa pakai manusia menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan planet bumi. Seperti dikutip OneGreenPlanet, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) memperkirakan dari seluruh bahan sampah plastik di bumi hanya 12% saja yang didaur ulang, sementara sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah. Disini setidaknya dibutuhkan waktu 1.000 tahun agar semua sampah dapat terurai. Keberlangsungan hidup dari 700 spesies laut juga terancam akibat terdapat sekitar 270.000 ton sampah plastik yang ada di lautan.
Label: EPA, guna ulang, Jepang, Kamikatsu, kota bebas sampah, kota di Jepang, sampah daur ulang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar