YANGON – Partai oposisi pemerintahan Myanmar pengusung Aung San Suu Kyi telah berhasil memperoleh lebih dari 70% kursi dalam pemilu bersejarah Myanmar. Raihan angka ini merupakan senjata untuk menyapu bersih pemerintahan yang mayoritas dijabat oleh militer. ... Pemerintahan junta militer Myanmar telah berlangsung selama beberapa dekade. Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) berharap sebuah lonjakan penentu kemenangan setelah hasil penghitungan awal mengindikasikan raihan suara cukup besar. Ini merupakan hasil menggembirakan dalam hasil pemilu yang telah diikuti partai NLD selama 25 tahun. Pemungutan suara yang berakhir pada Minggu (8/11) ditutup pada pukul 16:00 waktu setempat. Para pendukung Aung San Suu Kyii merayakan kemenangan awal ini di luar kantor pusat NLD. Hasil penghitungan suara resmi Komisi Pemilihan Umum (UEC) Myanmar belum diputuskan, tapi para pendukung tokoh oposisi pemerintahan militer Myanmar tak dapat menahan kegembiraan mereka. “Ini bukan saat yang tepat untuk memberi selamat kepada para kandidat yang kami pikir telah menang pemilu,” ucap Suu Kyi dilansir AFP. “Tapi masyarakat mempunyai ide akan hasil pemilu ini meski saya tak mengatakan apapun,”lanjut Suu Kyi. Pemerintahan militer yang berkuasa juga mendapat dukungan dari Partai Serikat Solidaritas dan Pembangunan (USDP) mengatakan telah bersiap untuk menyambut kemenangan di Ibukota Yangon. Ketua umum USDP yang telah kehilangan kursi juga bersiap bersama dengan beberapa pejabat tinggi lainnya. Win Htein, juru bicara partai NLD mengatakan hasil tak resmi ini menunjukkan bahwa partai oposisi telah menjalankan rencananya untuk memenangi lebih dari 70% kursi untuk menjadi mayoritas. Dia tidak menjelaskan bagaimana perhitungan ini dilakukan dan jika mengira hasil ini merupakan refleksi untuk menduduki kekuasaan pemerintahan Myanmar. Htay Oo, Ketua umum USDP mengatakan dia akan menerima hasil pemilihan umum secara langsung yang baru pertama kali diadakan sejak 25 tahun terakhir ini. Dia juga mengaku kalah kepada pemimpin oposisi Aung San Suu Kyii. Meski penghitungan suara masih berjalan dengan hanya tinggal menunggu waktu pengumuman resminya, namun laporan penghitungan awal menunjukkan adanya perbedaan perolehan suara yang mencolok untuk kemenangan Suu Kyii pemimpin NLD. Penghitungan suara masih tersisa untuk lima negara bagian lagi, sementara daerah pusat terdiri dari tujuh wilayah adaministratif. Dengan diberlakukannya sistem first past the post (FPTP) untuk memenagkan konstituen, memimpin pemerintahan dengan suara terbanyak membuat NLD mempunyai kesempatan besar untuk memenangkan dua pertiga kursi parlemen untuk membentuk pemerintahan Myanmar. “Kami kalah,” seru Htay Oo dilansir Reuters. Namun dia juga belum melaporkan secara langsung hasil pemilu sementara ini kepada Presiden Thein Sein. Dia merupakan sekutu terdekat bagi Presiden Sein dan merupakan salah satu politisi terkuat USDP yang berhasil dikalahkan, setelah para pemilih melecehkan dirinya. Shwe Mann ketua Parlemen dari USDP mengakui kekalahan partainya. Hal ini diungkapkan Mann dalam akun Facebooknya. Dia dianggap sebagai orang ketiga terkuat dari pemerintahan junta yang dipimpin oleh mantan orang terkuat Than Shwe. “Kami harus melakuakan evaluasi atas kekalahan ini,” tambah Htay Oo. “Bagaimanapun juga kami tetap menerima hasil ini, walaupun kami belum tahu hasil akhirnya akan seperti apa,” lanjut Htay Oo. Dia juga mengatakan kekalahannya ini atas NLD kepada para konstituennya di wilayah basis pemilih USDP. “Saya tak berharap akan hal ini karena kami dapat memberikan yang terbaik bagi warga di wilayah ini. Namun ini adalah hasil keputusan rakyat,” jelas Htay Oo
Label: Aung San Suu Kyii, hasil pemilu Myanmar, Myanmar, NLD, Partai Liga Nasional Demokrat, runtuhnya junta militer Myanmar, USDP kalah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar